Kata ‘ażāb berasal dari kata ‘a-ża-ba, yang artinya bervariasi tergantung konteksnya. Secara umum, ‘ażāb dapat berarti sesuatu yang menyiksa atau menyulitkan. Sebagai contoh, dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Ra., Rasulullah Saw. bersabda: “Safar adalah bagian dari siksaan. Ketika seseorang sedang bepergian, ia akan menghadapi kesulitan dalam makan, minum, dan tidur. Maka, setelah urusannya selesai, segera kembali ke keluarganya” (HR. al-Bukhāri dan Muslim).

Tentu Al-Quran sebagai pedoman muslim dunia telah membahas tentang azab ini supaya kita mampu mengimajinasikan cara pandang Tuhan kepada umat-Nya.

Azab yang menghinakan (azaban muhina) adalah salah satu bentuk azab yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Selain itu, ada beberapa jenis azab lain yang juga dijelaskan dalam Al-Qur’an, seperti azaban aliima (azab yang sangat pedih), azaban syadida (azab yang sangat keras), azabun muqim (azab yang kekal), dan azabun ‘azhim (azab yang sangat dahsyat).

Berikut ini kumpulan ayat Al-Quran yang berbicara tentang azab Allah,

Ayat Al-Quran Tentang Azab Beserta Artinya

Ayat Al-Quran Tentang Azab


QS. Al-An’am Ayat 6

اَلَمۡ يَرَوۡا كَمۡ اَهۡلَـكۡنَا مِنۡ قَبۡلِهِمۡ مِّنۡ قَرۡنٍ مَّكَّنّٰهُمۡ فِى الۡاَرۡضِ مَا لَمۡ نُمَكِّنۡ لَّـكُمۡ وَاَرۡسَلۡنَا السَّمَآءَ عَلَيۡهِمۡ مِّدۡرَارًا ۖ وَّجَعَلۡنَا الۡاَنۡهٰرَ تَجۡرِىۡ مِنۡ تَحۡتِهِمۡ فَاَهۡلَكۡنٰهُمۡ بِذُنُوۡبِهِمۡ وَاَنۡشَاۡنَا مِنۡۢ بَعۡدِهِمۡ قَرۡنًا اٰخَرِيۡنَ
Alam yaraw kam ahlaknaa min qablihim min qarnim makkannaahum fil ardi maa lam numakkil lakum wa arsalnas samaaa’a ‘alaihim midraaranw wa ja’alnal anhaara tajrii min tahtihim fa ahlak naahum bizunuubihim wa anshaanaa mim ba’dihim qarnan aakhariin

Artinya: Tidakkah mereka memperhatikan berapa banyak generasi sebelum mereka yang telah Kami binasakan, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukannya di bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu. Kami curahkan hujan yang lebat untuk mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa-dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan generasi yang lain setelah generasi mereka.

Tafsir



QS. Al-An’am Ayat 10

وَلَـقَدِ اسۡتُهۡزِئَ بِرُسُلٍ مِّنۡ قَبۡلِكَ فَحَاقَ بِالَّذِيۡنَ سَخِرُوۡا مِنۡهُمۡ مَّا كَانُوۡا بِهٖ يَسۡتَهۡزِءُوۡنَ
Wa laqadis tuhzi’a bi-Rusulim min qablika fahaaqa billaziina sakhiruu minhum maa kaanuu bihii yastahzi’uun

Artinya: Dan sungguh, beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad) telah diperolok-olokkan, sehingga turunlah azab kepada orang-orang yang mencemoohkan itu sebagai balasan olok-olokan mereka.

Tafsir



QS. Al-An’am Ayat 15

قُلۡ اِنِّىۡۤ اَخَافُ اِنۡ عَصَيۡتُ رَبِّىۡ عَذَابَ يَوۡمٍ عَظِيۡمٍ
Qul inniii akhaafu in ‘asaitu Rabbii ‘azaaba Yawmin ‘Aziim

Artinya: Katakanlah (Muhammad), “Aku benar-benar takut akan azab hari yang besar (hari Kiamat), jika aku mendurhakai Tuhanku.”

Tafsir



QS. Al-An’am Ayat 16

مَنۡ يُّصۡرَفۡ عَنۡهُ يَوۡمَٮِٕذٍ فَقَدۡ رَحِمَهٗ‌ؕ وَ ذٰ لِكَ الۡـفَوۡزُ الۡمُبِيۡنُ
Mai yusraf ‘anhu Yawma’izin faqad rahimah; wa zaalikal fawzul mubiin

Artinya: Barangsiapa dijauhkan dari azab atas dirinya pada hari itu, maka sungguh, Allah telah memberikan rahmat kepadanya. Dan itulah kemenangan yang nyata.

Tafsir



QS. Al-An’am Ayat 17

وَاِنۡ يَّمۡسَسۡكَ اللّٰهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهٗۤ اِلَّا هُوَ‌ؕ وَاِنۡ يَّمۡسَسۡكَ بِخَيۡرٍ فَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَىۡءٍ قَدِيۡرٌ
Wa iny-yamsaskal laahu bidurrin falaaa kaashifa lahuu illaa Huwa wa iny-yamsaska bikhairin fa Huwa ‘alaa kulli shai’in Qadiir

Artinya: Dan jika Allah menimpakan suatu bencana kepadamu, tidak ada yang dapat menghilangkannya selain Dia. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan kepadamu, maka Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.

Tafsir



QS. Al-An’am Ayat 30

وَلَوۡ تَرٰٓى اِذۡ وُقِفُوۡا عَلٰى رَبِّهِمۡ‌ ؕ قَالَ اَلَـيۡسَ هٰذَا بِالۡحَـقِّ‌ ؕ قَالُوۡا بَلٰى وَرَبِّنَا‌ ؕ قَالَ فَذُوۡقُوا الۡعَذَابَ بِمَا كُنۡتُمۡ تَكۡفُرُوۡنَ
Wa law taraa iz wuqifuu ‘alaa Rabbihim; qoola alaisa haazaa bilhaqq; qooluu balaa wa Rabbinaa; qoola fazuuqul ‘azaaba bimaa kuntum takfuruun

Artinya: Dan seandainya engkau (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan kepada Tuhannya (tentulah engkau melihat peristiwa yang mengharukan). Dia berfirman, “Bukankah (kebangkitan) ini benar?” Mereka menjawab, “Sungguh benar, demi Tuhan kami.” Dia berfirman, “Rasakanlah azab ini, karena dahulu kamu mengingkarinya.”

Tafsir



QS. Al-Maidah Ayat 36

اِنَّ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا لَوۡ اَنَّ لَهُمۡ مَّا فِى الۡاَرۡضِ جَمِيۡعًا وَّمِثۡلَهٗ مَعَهٗ لِيَـفۡتَدُوۡا بِهٖ مِنۡ عَذَابِ يَوۡمِ الۡقِيٰمَةِ مَا تُقُبِّلَ مِنۡهُمۡ‌ۚ وَلَهُمۡ عَذَابٌ اَ لِيۡمٌ
Innal laziina kafaruu law anna lahum maa fil ardi jamii’anw wa mislahuu ma’ahuu liyaftaduu bihii min ‘azaabi Yawmil Qiyaamati maa tuqubbila minhum wa lahum azaabun aliim

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang kafir, seandainya mereka memiliki segala apa yang ada di bumi dan ditambah dengan sebanyak itu (lagi) untuk menebus diri mereka dari azab pada hari Kiamat, niscaya semua (tebusan) itu tidak akan diterima dari mereka. Mereka (tetap) mendapat azab yang pedih.

Tafsir



QS. Al-Maidah Ayat 71

وَحَسِبُوۡۤا اَلَّا تَكُوۡنَ فِتۡنَةٌ فَعَمُوۡا وَصَمُّوۡا ثُمَّ تَابَ اللّٰهُ عَلَيۡهِمۡ ثُمَّ عَمُوۡا وَصَمُّوۡا كَثِيۡرٌ مِّنۡهُمۡ‌ؕ وَاللّٰهُ بَصِيۡرٌۢ بِمَا يَعۡمَلُوۡنَ
Wa hasibuuu allaa takuuna fitnaun fa’amuu wa sammuu summa taabal laahu ‘alaihim summa ‘amuu wa sammuu kasiirum minhum; wallaahu basiirum bimaa ya’maluun

Artinya: Dan mereka mengira bahwa tidak akan terjadi bencana apa pun (terhadap mereka dengan membunuh nabi-nabi itu), karena itu mereka menjadi buta dan tuli, kemudian Allah menerima tobat mereka, lalu banyak di antara mereka buta dan tuli. Dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.

Tafsir



QS. Al-Maidah Ayat 80

تَرٰى كَثِيۡرًا مِّنۡهُمۡ يَتَوَلَّوۡنَ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا‌ؕ لَبِئۡسَ مَا قَدَّمَتۡ لَهُمۡ اَنۡفُسُهُمۡ اَنۡ سَخِطَ اللّٰهُ عَلَيۡهِمۡ وَفِى الۡعَذَابِ هُمۡ خٰلِدُوۡنَ
Taraa kasiiram minhum yatawallawnal laziina kafaruu; labi’sa maa qaddamat lahum anfusuhum an sakhital laahu ‘alaihim wa fil ‘azaabi hum khaaliduun

Artinya: Kamu melihat banyak di antara mereka tolong-menolong dengan orang-orang kafir (musyrik). Sungguh, sangat buruk apa yang mereka lakukan untuk diri mereka sendiri, yaitu kemurkaan Allah, dan mereka akan kekal dalam azab.

Tafsir



QS. Al-Maidah Ayat 115

قَالَ اللّٰهُ اِنِّىۡ مُنَزِّلُهَا عَلَيۡكُمۡ‌ۚ فَمَنۡ يَّكۡفُرۡ بَعۡدُ مِنۡكُمۡ فَاِنِّىۡۤ اُعَذِّبُهٗ عَذَابًا لَّاۤ اُعَذِّبُهٗۤ اَحَدًا مِّنَ الۡعٰلَمِيۡنَ
Waalal laahu innii munaz ziluhaa ‘alaikum faman yakfur ba’du minkum fa inniii u’azzibuhuu ‘azaabal laaa u’azzibuhuuu ahadam minal ‘aalamiin

Artinya: Allah berfirman, “Sungguh, Aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu, tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah (turun hidangan) itu, maka sungguh, Aku akan mengazabnya dengan azab yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorang pun di antara umat manusia (seluruh alam).”

Tafsir



QS. Al-Maidah Ayat 118

اِنۡ تُعَذِّبۡهُمۡ فَاِنَّهُمۡ عِبَادُكَ‌ۚ وَاِنۡ تَغۡفِرۡ لَهُمۡ فَاِنَّكَ اَنۡتَ الۡعَزِيۡزُ الۡحَكِيۡمُ
In tu’azzibhum fa innahum ibaaduka wa in taghfir lahum fa innaka Antal ‘Azzezul Hakiim

Artinya: Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu, dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkaulah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.”

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 14

وَمَنۡ يَّعۡصِ اللّٰهَ وَرَسُوۡلَهٗ وَيَتَعَدَّ حُدُوۡدَهٗ يُدۡخِلۡهُ نَارًا خَالِدًا فِيۡهَا ۖ وَلَهٗ عَذَابٌ مُّهِيۡنٌ
Wa mai ya’sil laaha wa Rasuulahuu wa yata’adda huduudahuu yudkhilhu Naaran khaalidan fiihaa wa lahuu ‘azaabum muhiin

Artinya: Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar batas-batas hukum-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka, dia kekal di dalamnya dan dia akan mendapat azab yang menghinakan.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 18

وَلَيۡسَتِ التَّوۡبَةُ لِلَّذِيۡنَ يَعۡمَلُوۡنَ السَّيِّاٰتِ‌ ۚ حَتّٰۤى اِذَا حَضَرَ اَحَدَهُمُ الۡمَوۡتُ قَالَ اِنِّىۡ تُبۡتُ الۡـــٰٔنَ وَلَا الَّذِيۡنَ يَمُوۡتُوۡنَ وَهُمۡ كُفَّارٌ ‌ؕ اُولٰٓٮِٕكَ اَعۡتَدۡنَا لَهُمۡ عَذَابًا اَ لِيۡمًا
Wa laisatit tawbatu lillaziina ya’maluunas saiyiaati hattaaa izaa hadara ahadahumul mawtu qoola innii tubtul ‘aana wa lallaziina yamuutuuna wa hum kuffaar; ulaaa’ika a’tadnaa lahum ‘azaaban aliimaa

Artinya: Dan tobat itu tidaklah (diterima Allah) dari mereka yang melakukan kejahatan hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) dia mengatakan, “Saya benar-benar bertobat sekarang.” Dan tidak (pula diterima tobat) dari orang-orang yang meninggal sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan azab yang pedih.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 42

يَوۡمَٮِٕذٍ يَّوَدُّ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا وَعَصَوُا الرَّسُوۡلَ لَوۡ تُسَوّٰى بِهِمُ الۡاَرۡضُ ؕ وَلَا يَكۡتُمُوۡنَ اللّٰهَ حَدِيۡـثًا
Yawma’iziny yawad dullaziina kafaruu wa’asawur Rasuula law tusawwaa bihimul ardu wa laa yaktumuunal laaha hadiisaa

Arinya: Pada hari itu, orang yang kafir dan orang yang mendurhakai Rasul (Muhammad), berharap sekiranya mereka diratakan dengan tanah (dikubur atau hancur luluh menjadi tanah), padahal mereka tidak dapat menyembunyikan sesuatu kejadian apa pun dari Allah.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 52

اُولٰٓٮِٕكَ الَّذِيۡنَ لَعَنَهُمُ اللّٰهُ‌ ؕ وَمَنۡ يَّلۡعَنِ اللّٰهُ فَلَنۡ تَجِدَ لَهٗ نَصِيۡرًا
Ulaaa’ikal laziina la’ana humul laahu wa mai yal’anil laahu falan tajida lahuu nasiiraa

Artinya: Mereka itulah orang-orang yang dilaknat Allah. Dan barangsiapa dilaknat Allah, niscaya engkau tidak akan mendapatkan penolong baginya.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 56

اِنَّ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا بِاٰيٰتِنَا سَوۡفَ نُصۡلِيۡهِمۡ نَارًا ؕ كُلَّمَا نَضِجَتۡ جُلُوۡدُهُمۡ بَدَّلۡنٰهُمۡ جُلُوۡدًا غَيۡرَهَا لِيَذُوۡقُوا الۡعَذَابَ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَزِيۡزًا حَكِيۡمًا
Innal laziina kafaruu bi Aayaatinaa sawfa nusliihim Naaran kullamaa nadijat juluuduhum baddalnaahum juluudan ghairahaa liyazuuqul ‘azaab; innallaaha kaana ‘Aziizan Hakiimaa

Artinya: Sungguh, orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti dengan kulit yang lain, agar mereka merasakan azab. Sungguh, Allah Maha-perkasa, Mahabijaksana.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 62

فَكَيۡفَ اِذَاۤ اَصَابَتۡهُمۡ مُّصِيۡبَةٌ ۢ بِمَا قَدَّمَتۡ اَيۡدِيۡهِمۡ ثُمَّ جَآءُوۡكَ يَحۡلِفُوۡنَ‌ۖ بِاللّٰهِ اِنۡ اَرَدۡنَاۤ اِلَّاۤ اِحۡسَانًـا وَّتَوۡفِيۡقًا
Fakaifa izaaa asaabathum musiibatum summa jaaa’uuka yahlifuuna billaahi in aradnaaa illaaa ihsaananw wa tawfiiqoo

Artinya: Maka bagaimana halnya apabila (kelak) musibah menimpa mereka (orang munafik) disebabkan perbuatan tangannya sendiri, kemudian mereka datang kepadamu (Muhammad) sambil bersumpah, “Demi Allah, kami sekali-kali tidak menghendaki selain kebaikan dan kedamaian.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 93

وَمَنۡ يَّقۡتُلۡ مُؤۡمِنًا مُّتَعَمِّدًا فَجَزَآؤُهٗ جَهَـنَّمُ خَالِدًا فِيۡهَا وَغَضِبَ اللّٰهُ عَلَيۡهِ وَلَعَنَهٗ وَاَعَدَّ لَهٗ عَذَابًا عَظِيۡمًا
Wa mai yaqtul mu’minammuta ‘ammidan fajazaaa’uhuu Jahannamu khaalidan fiihaa wa ghadibal laahu’ alaihi wa la’anahuu wa a’adda lahuu ‘azaaban ‘aziimaa

Artinya: Dan barangsiapa membunuh seorang yang beriman dengan sengaja, maka balasannya ialah neraka Jahanam, dia kekal di dalamnya. Allah murka kepadanya, dan melaknatnya serta menyediakan azab yang besar baginya.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 102

وَاِذَا كُنۡتَ فِيۡهِمۡ فَاَقَمۡتَ لَهُمُ الصَّلٰوةَ فَلۡتَقُمۡ طَآٮِٕفَةٌ مِّنۡهُمۡ مَّعَكَ وَلۡيَاۡخُذُوۡۤا اَسۡلِحَتَهُمۡ فَاِذَا سَجَدُوۡا فَلۡيَكُوۡنُوۡا مِنۡ وَّرَآٮِٕكُمۡ ۖ وَلۡتَاۡتِ طَآٮِٕفَةٌ اُخۡرٰى لَمۡ يُصَلُّوۡا فَلۡيُصَلُّوۡا مَعَكَ وَلۡيَاۡخُذُوۡا حِذۡرَهُمۡ وَاَسۡلِحَتَهُمۡ‌ ۚ وَدَّ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا لَوۡ تَغۡفُلُوۡنَ عَنۡ اَسۡلِحَتِكُمۡ وَاَمۡتِعَتِكُمۡ فَيَمِيۡلُوۡنَ عَلَيۡكُمۡ مَّيۡلَةً وَّاحِدَةً‌ ؕ وَلَا جُنَاحَ عَلَيۡكُمۡ اِنۡ كَانَ بِكُمۡ اَ ذًى مِّنۡ مَّطَرٍ اَوۡ كُنۡـتُمۡ مَّرۡضٰۤى اَنۡ تَضَعُوۡۤا اَسۡلِحَتَكُمۡ‌ ۚ وَ خُذُوۡا حِذۡرَكُمۡ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ اَعَدَّ لِلۡكٰفِرِيۡنَ عَذَابًا مُّهِيۡنًا
Wa iza kunta fihim fa aqamta lahumus-salata faltaqum ta’ifatum minhum maaka walya’khuzu aslihatahum, fa iza sajadu falyakunu miw wara’ikum, walta’ti ta’ifatun ukhra lam yusallu falyusallu maaka walya’khuzu hizrahum wa aslihatahum, waddal-lazina kafaru lau tagfuluna an aslihatakum wa amtiatikum, fa yamiluna alaikum mailataw wahidah(tan), wa la junaha alaikum in kana bikum azam mim matarin au kuntum marda an tadau aslihatakum wa khuzu hizrakum, innallaha aadda lil-kafirina azabam muhina

Artinya: Dan apabila engkau (Muhammad) berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu engkau hendak melaksanakan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata mereka, kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan satu rakaat), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang lain yang belum shalat, lalu mereka shalat denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata mereka. Orang-orang kafir ingin agar kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu sekaligus. Dan tidak mengapa kamu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapat suatu kesusahan karena hujan atau karena kamu sakit, dan bersiap siagalah kamu. Sungguh, Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 109

هٰۤاَنۡتُمۡ هٰٓؤُلَۤاءِ جَادَلۡـتُمۡ عَنۡهُمۡ فِى الۡحَيٰوةِ الدُّنۡيَا فَمَنۡ يُّجَادِلُ اللّٰهَ عَنۡهُمۡ يَوۡمَ الۡقِيٰمَةِ اَمۡ مَّنۡ يَّكُوۡنُ عَلَيۡهِمۡ وَكِيۡلًا
haaa antum haaa’ulaaa’i jaadaltum ‘anhum fil hayaatid dunyaa famai yujaadilul laaha ‘anhum Yawmal Qiyaamati am mai yakuunu ‘alaihim wakiilaa

Artinya: Itulah kamu! Kamu berdebat untuk (membela) mereka dalam kehidupan dunia ini, tetapi siapa yang akan menentang Allah untuk (membela) mereka pada hari Kiamat? Atau siapakah yang menjadi pelindung mereka (terhadap azab Allah)?

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 133

اِنۡ يَّشَاۡ يُذۡهِبۡكُمۡ اَيُّهَا النَّاسُ وَيَاۡتِ بِاٰخَرِيۡنَ‌ؕ وَكَانَ اللّٰهُ عَلٰى ذٰلِكَ قَدِيۡرًا‏
Iny-yashaa yuzhibkum aiyuhan naasu wa yaati bi aakhariin; wa kaanal laahu ‘alaa zaalika Qadiiraa

Artinya: Kalau Allah menghendaki, niscaya dimusnahkan-Nya kamu semua wahai manusia! Kemudian Dia datangkan (umat) yang lain (sebagai penggantimu). Dan Allah Mahakuasa berbuat demikian.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 151

اُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡـكٰفِرُوۡنَ حَقًّا‌ ۚ وَ اَعۡتَدۡنَا لِلۡكٰفِرِيۡنَ عَذَابًا مُّهِيۡنًا
Ulaaa’ika humul kaafiruuna haqqoo; wa a’tadnaa lilkaafiriina ‘azaabam muhiinaa

Artinya: merekalah orang-orang kafir yang sebenarnya. Dan Kami sediakan untuk orang-orang kafir itu azab yang menghinakan.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 161

وَّاَخۡذِهِمُ الرِّبٰوا وَقَدۡ نُهُوۡا عَنۡهُ وَاَكۡلِـهِمۡ اَمۡوَالَ النَّاسِ بِالۡبَاطِلِ‌ ؕ وَاَعۡتَدۡنَـا لِلۡـكٰفِرِيۡنَ مِنۡهُمۡ عَذَابًا اَ لِيۡمًا
Wa akhzihimur ribaa wa qad nuhuu ‘anhu wa aklihim amwaalan naasi bilbaatil; wa a’tadnaa lilkaafiriina minhum ‘azaaban aliima

Artinya: dan karena mereka menjalankan riba, padahal sungguh mereka telah dilarang darinya, dan karena mereka memakan harta orang dengan cara tidak sah (batil). Dan Kami sediakan untuk orang-orang kafir di antara mereka azab yang pedih.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 173

فَاَمَّا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ فَيُوَفِّيۡهِمۡ اُجُوۡرَهُمۡ وَ يَزِيۡدُهُمۡ مِّنۡ فَضۡلِهٖ‌ۚ وَاَمَّا الَّذِيۡنَ اسۡتَـنۡكَفُوۡا وَاسۡتَكۡبَرُوۡا فَيُعَذِّبُهُمۡ عَذَابًا اَ لِيۡمًا  ۙ وَّلَا يَجِدُوۡنَ لَهُمۡ مِّنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ وَلِيًّا وَّلَا نَصِيۡرًا
Fa ammal laziina aamanuu wa ‘amilus saalihaati fa yuwaffiihim ujuurahum wa yaziiduhum min fadlihii wa ammal laziinas tankafuu wastakbaruu fa yu’azzibuhum ‘azaaban aliimanw wa laa yajiduuna lahum min duunil laahi waliyyanw wa laa nasiiraa

Artinya: Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, Allah akan menyempurnakan pahala bagi mereka dan menambah sebagian dari karunia-Nya. Sedangkan orang-orang yang enggan (menyembah Allah) dan menyombongkan diri, maka Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih. Dan mereka tidak akan mendapatkan pelindung dan penolong selain Allah.

Tafsir



Ali ‘Imran Ayat 4

مِنْ قَبْلُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَاَنْزَلَ الْفُرْقَانَ ەۗ اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِاٰيٰتِ اللّٰهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيْدٌ ۗوَاللّٰهُ عَزِيْزٌ ذُو انْتِقَامٍۗ
min qablu hudal lin-nāsi wa anzalal-furqān(a), innal-lażīna kafarū bi āyātillāhi lahum ‘ażābun syadīd(un), wallāhu ‘azīzun żuntiqām(in).

sebelumnya, sebagai petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al-Furqan. Sungguh, orang-orang yang ingkar terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh azab yang berat. Allah Mahaperkasa lagi mempunyai hukuman.

Tafsir



Ali ‘Imran Ayat 10

اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَنْ تُغْنِيَ عَنْهُمْ اَمْوَالُهُمْ وَلَآ اَوْلَادُهُمْ مِّنَ اللّٰهِ شَيْـًٔا ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمْ وَقُوْدُ النَّارِۗ
innal-lażīna kafarū lan tugniya ‘anhum amwāluhum wa lā aulāduhum minallāhi syai’ā(n), wa ulā’ika hum waqūdun-nār(i).

Sesungguhnya orang-orang yang kafir, bagi mereka tidak akan berguna sedikit pun harta benda dan anak-anak mereka terhadap (azab) Allah. Dan mereka itu (menjadi) bahan bakar api neraka.

Tafsir



Ali ‘Imran Ayat 21

اِنَّ الَّذِيْنَ يَكْفُرُوْنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَيَقْتُلُوْنَ النَّبِيّٖنَ بِغَيْرِحَقٍّۖ وَّيَقْتُلُوْنَ الَّذِيْنَ يَأْمُرُوْنَ بِالْقِسْطِ مِنَ النَّاسِۙ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ اَلِيْمٍ
innal-lażīna yakfurūna bi’āyātillāhi wa yaqtulūnan nabiyyīna bigairi ḥaqq(in), wa yaqtulūnal-lażīna ya’murūna bil-qisṭi minan-nās(i), fabasysyirhum bi‘ażābin alīm(in).

Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar) dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, sampaikanlah kepada mereka kabar gembira yaitu azab yang pedih.

Tafsir



Ali ‘Imran Ayat 56

فَاَمَّا الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فَاُعَذِّبُهُمْ عَذَابًا شَدِيْدًا فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِۖ وَمَا لَهُمْ مِّنْ نّٰصِرِيْنَ
fa ammal-lażīna kafarū fa u‘ażżibuhum ‘ażāban syadīdan fid-dun-yā wal-ākhirah(ti), wa mā lahum min nāṣirīn(a).

Maka adapun orang-orang yang kafir, maka akan Aku azab mereka dengan azab yang sangat keras di dunia dan di akhirat, sedang mereka tidak memperoleh penolong.

Tafsir



Ali ‘Imran Ayat 77

اِنَّ الَّذِيْنَ يَشْتَرُوْنَ بِعَهْدِ اللّٰهِ وَاَيْمَانِهِمْ ثَمَنًا قَلِيْلًا اُولٰۤىِٕكَ لَا خَلَاقَ لَهُمْ فِى الْاٰخِرَةِ وَلَا يُكَلِّمُهُمُ اللّٰهُ وَلَا يَنْظُرُ اِلَيْهِمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ وَلَا يُزَكِّيْهِمْ ۖ وَلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ
innal-lażīna yasytarūna bi‘ahdillāhi wa aimānihim ṡamanan qalīlan ulā’ika lā khalāqa lahum fil-ākhirati wa lā yukallimuhumullāhu wa lā yanẓuru ilaihim yaumal-qiyāmati wa lā yuzakkīhim, wa lahum ‘ażābun alīm(un).

Sesungguhnya orang-orang yang memperjualbelikan janji Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga murah, mereka itu tidak memperoleh bagian di akhirat, Allah tidak akan menyapa mereka, tidak akan memperhatikan mereka pada hari Kiamat, dan tidak akan menyucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih.

Tafsir



Ali ‘Imran Ayat 87

اُولٰۤىِٕكَ جَزَاۤؤُهُمْ اَنَّ عَلَيْهِمْ لَعْنَةَ اللّٰهِ وَالْمَلٰۤىِٕكَةِ وَالنَّاسِ اَجْمَعِيْنَۙ
ulā’ika jazā’uhum anna ‘alaihim la‘natallāhi wal-malā’ikati wan-nāsi ajma‘īn(a).

Mereka itu, balasannya ialah ditimpa laknat Allah, para malaikat, dan manusia seluruhnya,

Tafsir



Ali ‘Imran Ayat 88

خٰلِدِيْنَ فِيْهَا ۚ لَا يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلَا هُمْ يُنْظَرُوْنَۙ
khālidīna fihā, lā yukhaffafu ‘anhumul-‘ażābu wa lā hum yunẓarūn(a).

mereka kekal di dalamnya, tidak akan diringankan azabnya, dan mereka tidak diberi penangguhan,

Tafsir



Ali ‘Imran Ayat 91

اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَمَاتُوْا وَهُمْ كُفَّارٌ فَلَنْ يُّقْبَلَ مِنْ اَحَدِهِمْ مِّلْءُ الْاَرْضِ ذَهَبًا وَّلَوِ افْتَدٰى بِهٖۗ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ وَّمَا لَهُمْ مِّنْ نّٰصِرِيْنَ ࣖ ۔
innal-lażīna kafarū wa mātū wa hum kuffārun falay yuqbala min aḥadihim mil’ul-arḍi żahabaw wa lawiftadā bih(ī), ulā’ika lahum ‘ażābun alīmuw wa mā lahum min nāṣirīn(a).

Sungguh, orang-orang yang kafir dan mati dalam kekafiran, tidak akan diterima (tebusan) dari seseorang di antara mereka sekalipun (berupa) emas sepenuh bumi, sekiranya dia hendak menebus diri dengannya. Mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang pedih dan tidak memperoleh penolong.

Tafsir



Ali ‘Imran Ayat 105

وَلَا تَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ تَفَرَّقُوْا وَاخْتَلَفُوْا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْبَيِّنٰتُ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌ ۙ
wa lā takūnū kal-lażīna tafarraqū wakhtalafū mim ba‘di mā jā’ahumul-bayyināt(u), wa ulā’ika lahum ‘ażābun ‘aẓīm(un).

Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang bercerai berai dan berselisih setelah sampai kepada mereka keterangan yang jelas. Dan Mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang berat,

Tafsir



Ali ‘Imran Ayat 106

يَّوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوْهٌ وَّتَسْوَدُّ وُجُوْهٌ ۚ فَاَمَّا الَّذِيْنَ اسْوَدَّتْ وُجُوْهُهُمْۗ اَ كَفَرْتُمْ بَعْدَ اِيْمَانِكُمْ فَذُوْقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ تَكْفُرُوْنَ
yauma tabyaḍḍu wujūhuw wa taswaddu wujūh(un), fa ammal-lażīnaswaddat wujūhuhum, akafartum ba‘da īmānikum fa żūqul-‘ażāba bimā kuntum takfurūn(a).

pada hari itu ada wajah yang putih berseri, dan ada pula wajah yang hitam muram. Adapun orang-orang yang berwajah hitam muram (kepada mereka dikatakan), “Mengapa kamu kafir setelah beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu.

Tafsir



Ali ‘Imran Ayat 116

اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَنْ تُغْنِيَ عَنْهُمْ اَمْوَالُهُمْ وَلَآ اَوْلَادُهُمْ مِّنَ اللّٰهِ شَيْـًٔا ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِ ۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ
innal-lażīna kafarū lan tugniya ‘anhum amwāluhum wa lā aulāduhum minallāhi syai’ā(n), wa ulā’ika aṣḥābun-nār(i), hum fīhā khālidūn(a).

Sesungguhnya orang-orang kafir, baik harta maupun anak-anak mereka, sedikit pun tidak dapat menolak azab Allah. Mereka itu penghuni neraka, (dan) mereka kekal di dalamnya.

Tafsir



Ali ‘Imran Ayat 129

وَلِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ يَغْفِرُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ࣖ
wa lillāhi mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ(i), yagfiru limay yasyā’u wa yu‘ażżibu may yasyā'(u), wallāhu gafūrur raḥīm(un).

Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki, dan mengazab siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Tafsir



Ali ‘Imran Ayat 176

وَلَا يَحْزُنْكَ الَّذِيْنَ يُسَارِعُوْنَ فِى الْكُفْرِۚ اِنَّهُمْ لَنْ يَّضُرُّوا اللّٰهَ شَيْـًٔا ۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ اَلَّا يَجْعَلَ لَهُمْ حَظًّا فِى الْاٰخِرَةِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيْمٌۚ
wa lā yaḥzunkal-lażīna yusāri‘ūna fil-kufr(i), innahum lay yaḍurrullāha syai’ā(n), yurīdullāhu allā yaj‘ala lahum ḥaẓẓan fil-ākhirati wa lahum ‘ażābun ‘aẓīm(un).

Dan janganlah engkau (Muhammad) dirisaukan oleh orang-orang yang dengan mudah kembali menjadi kafir; sesungguhnya sedikit pun mereka tidak merugikan Allah. Allah tidak akan memberi bagian (pahala) kepada mereka di akhirat, dan mereka akan mendapat azab yang besar.

Tafsir

 



Ali ‘Imran Ayat 177

اِنَّ الَّذِيْنَ اشْتَرَوُا الْكُفْرَ بِالْاِيْمَانِ لَنْ يَّضُرُّوا اللّٰهَ شَيْـًٔاۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ
innal-lażīnasytarawul-kufra bil-īmāni lay yaḍurrullāha syai’ā(n), wa lahum ‘ażābun alīm(un).

Sesungguhnya orang-orang yang membeli kekafiran dengan iman, sedikit pun tidak merugikan Allah; dan mereka akan mendapat azab yang pedih.

Tafsir



Ali ‘Imran Ayat 178

وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَنَّمَا نُمْلِيْ لَهُمْ خَيْرٌ لِّاَنْفُسِهِمْ ۗ اِنَّمَا نُمْلِيْ لَهُمْ لِيَزْدَادُوْٓا اِثْمًا ۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ مُّهِيْنٌ
wa lā yaḥsabannal-lażīna kafarū annamā numlī lahum khairul li’anfusihim, innamā numlī lahum liyazdādū iṡmā(n), wa lahum ‘ażābum muhīn(un).

Dan jangan sekali-kali orang-orang kafir itu mengira bahwa tenggang waktu yang Kami berikan kepada mereka lebih baik baginya. Sesungguhnya tenggang waktu yang Kami berikan kepada mereka hanyalah agar dosa mereka semakin bertambah; dan mereka akan mendapat azab yang menghinakan.

Tafsir



Ali ‘Imran Ayat 188

لَا تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ يَفْرَحُوْنَ بِمَآ اَتَوْا وَّيُحِبُّوْنَ اَنْ يُّحْمَدُوْا بِمَا لَمْ يَفْعَلُوْا فَلَا تَحْسَبَنَّهُمْ بِمَفَازَةٍ مِّنَ الْعَذَابِۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ
lā taḥsabannal-lażīna yafraḥūna bimā atau wa yuḥibbūna ay yuḥmadū bimā lam yaf‘alū falā taḥsabannahum bimafāzatim minal-‘ażāb(i), wa lahum ‘ażābun alīm(un).

Jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka dipuji atas perbuatan yang tidak mereka lakukan, jangan sekali-kali kamu mengira bahwa mereka akan lolos dari azab. Mereka akan mendapat azab yang pedih.

Tafsir



QS. Al-Baqarah Ayat 90

بِئْسَمَا اشْتَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ أَنْ يَكْفُرُوا بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ بَغْيًا أَنْ يُنَزِّلَ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ عَلَىٰ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ ۖ فَبَاءُوا بِغَضَبٍ عَلَىٰ غَضَبٍ ۚ وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ مُهِينٌ
Bi’samash taraw bihiii anfusahum ai yakfuruu bimaaa anzalal laahu baghyan ai yunazzilal laahu min fadlilhii ‘alaa mai yashaaa’u min ibaadihii fabaaa’uu bighadabin ‘alaa ghadab; wa lilkaafiriina ‘azaabum muhiin

90. Sangatlah buruk (perbuatan) mereka menjual dirinya, dengan mengingkari apa yang diturunkan Allah, karena dengki bahwa Allah menurunkan karunia-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Karena itulah mereka menanggung kemurkaan demi kemurkaan. Dan kepada orang-orang kafir (ditimpakan) azab yang menghinakan.

Tafsir



QS. Al-Baqarah Ayat 86

اُولٰٓٮِٕكَ الَّذِيۡنَ اشۡتَرَوُا الۡحَيٰوةَ الدُّنۡيَا بِالۡاٰخِرَةِ‌ فَلَا يُخَفَّفُ عَنۡهُمُ الۡعَذَابُ وَلَا هُمۡ يُنۡصَرُوۡنَ
Ulaaa’ikal laziinash tarawul hayaatad dunyaa bil aakhirati falaa yukhaffafu ‘anhumul ‘azaabu wa laa hum yunsaruun

86. Mereka itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat. Maka tidak akan diringankan azabnya dan mereka tidak akan ditolong.

Tafsir



QS. Al-Baqarah Ayat 85

ثُمَّ أَنْتُمْ هَٰؤُلَاءِ تَقْتُلُونَ أَنْفُسَكُمْ وَتُخْرِجُونَ فَرِيقًا مِنْكُمْ مِنْ دِيَارِهِمْ تَظَاهَرُونَ عَلَيْهِمْ بِالْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَإِنْ يَأْتُوكُمْ أُسَارَىٰ تُفَادُوهُمْ وَهُوَ مُحَرَّمٌ عَلَيْكُمْ إِخْرَاجُهُمْ ۚ أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ ۚ فَمَا جَزَاءُ مَنْ يَفْعَلُ ذَٰلِكَ مِنْكُمْ إِلَّا خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَىٰ أَشَدِّ الْعَذَابِ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
Summa antum ha’ula’i taqtuluna anfusakum wa tukhrijuna fariqam minkum min diyarihim tazaharuna alaihim bil-ismi wal-udwan(i), wa iy ya’tukum usara tufaduhum wa huwa muharramun alaikum ikhrajuhum, afa tu’minuna bibadil-kitabi wa takfuruna bi bad(in), fama jaza’u may yafalu zalika minkum illa khizyun fil-hayatid-dun-ya, wa yaumal-qiyamati yuradduna ila asyaddil-azab(i), wa mallahu bigafilin amma tamalun

85. Kemudian kamu (Bani Israil) membunuh dirimu (sesamamu), dan mengusir segolongan dari kamu dari kampung halamannya. Kamu saling membantu (menghadapi) mereka dalam kejahatan dan permusuhan. Dan jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal kamu dilarang mengusir mereka. Apakah kamu beriman kepada sebagian Kitab (Taurat) dan ingkar kepada sebagian (yang lain)? Maka tidak ada balasan (yang pantas) bagi orang yang berbuat demikian di antara kamu selain kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari Kiamat mereka dikembalikan kepada azab yang paling berat. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.

Tafsir



QS. Al-Baqarah Ayat 61

وَاِذۡ قُلۡتُمۡ يٰمُوۡسٰى لَنۡ نَّصۡبِرَ عَلٰى طَعَامٍ وَّاحِدٍ فَادۡعُ لَنَا رَبَّكَ يُخۡرِجۡ لَنَا مِمَّا تُنۡۢبِتُ الۡاَرۡضُ مِنۡۢ بَقۡلِهَا وَقِثَّـآٮِٕهَا وَفُوۡمِهَا وَعَدَسِهَا وَ بَصَلِهَا‌ؕ قَالَ اَتَسۡتَبۡدِلُوۡنَ الَّذِىۡ هُوَ اَدۡنٰى بِالَّذِىۡ هُوَ خَيۡرٌ‌ؕ اِهۡبِطُوۡا مِصۡرًا فَاِنَّ لَـکُمۡ مَّا سَاَلۡتُمۡ‌ؕ وَضُرِبَتۡ عَلَيۡهِمُ الذِّلَّةُ وَالۡمَسۡکَنَةُ وَبَآءُوۡ بِغَضَبٍ مِّنَ اللّٰهِ‌ؕ ذٰلِكَ بِاَنَّهُمۡ كَانُوۡا يَكۡفُرُوۡنَ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَيَقۡتُلُوۡنَ النَّبِيّٖنَ بِغَيۡرِ الۡحَـقِّ‌ؕ ذٰلِكَ بِمَا عَصَوا وَّڪَانُوۡا يَعۡتَدُوۡنَ
Wa iz qultum ya musa lan nasbira ala taamiw wahidin fadu lana rabbaka yukhrij lana mimma tumbitul-ardu mim baqliha wa qissa’iha wa fumiha wa adasiha wa basaliha, qala a tastabdilunallazi huwa adna billazi huwa khair, ihbitu misran fa inna lakum ma sa’altum, wa duribat alaihimuz-zillatu wal-maskanatu wa ba’u bigadabim minallah, zalika bi’annahum kanu yakfuruna bi’ayatillahi wa yaqtulunan-nabiyyina bigairil-haqq, zalika bima asaw wa kanu yatadun

61. Dan (ingatlah), ketika kamu berkata, “Wahai Musa! Kami tidak tahan hanya (makan) dengan satu macam makanan saja, maka mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia memberi kami apa yang ditumbuhkan bumi, seperti: sayur-mayur, mentimun, bawang putih, kacang adas dan bawang merah.” Dia (Musa) menjawab, “Apakah kamu meminta sesuatu yang buruk sebagai ganti dari sesuatu yang baik? Pergilah ke suatu kota, pasti kamu akan memperoleh apa yang kamu minta.” Kemudian mereka ditimpa kenistaan dan kemiskinan, dan mereka (kembali) mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu karena mereka durhaka dan melampaui batas.

Tafsir



QS. Al-Baqarah Ayat 59

فَبَدَّلَ الَّذِيۡنَ ظَلَمُوۡا قَوۡلاً غَيۡرَ الَّذِىۡ قِيۡلَ لَهُمۡ فَاَنۡزَلۡنَا عَلَى الَّذِيۡنَ ظَلَمُوۡا رِجۡزًا مِّنَ السَّمَآءِ بِمَا كَانُوۡا يَفۡسُقُوۡنَ
Fabaddalal laziina zalamuu qawlan ghairal lazii qiila lahum fa anzalnaa ‘alal laziina zalamuu rijzam minas samaaa’i bimaa kaanuu yafsuquun

59. Lalu orang-orang yang zhalim mengganti perintah dengan (perintah lain) yang tidak diperintahkan kepada mereka. Maka Kami turunkan malapetaka dari langit kepada orang-orang yang zhalim itu, karena mereka (selalu) berbuat fasik.

Tafsir



Jika kata ‘ażāb dikaitkan dengan peristiwa yang menimpa manusia, maka artinya beralih menjadi siksaan. Peristiwa-peristiwa ini bisa berupa musibah yang terjadi akibat pelanggaran terhadap ketetapan Allah, baik yang berdampak besar maupun kecil, seperti yang disebutkan dalam QS. Ad Dukhan (15-16).

Dalam konteks ini, ‘ażāb dapat diartikan sebagai peristiwa yang datang dari luar diri manusia atau bahkan berasal dari dalam diri mereka sendiri, yang berfungsi sebagai peringatan atau hukuman akibat pelanggaran terhadap hukum Allah.

Siksaan ini bisa berupa bencana alam yang sangat besar, seperti tsunami, banjir, gempa bumi, atau gunung meletus, atau bahkan bencana sosial seperti peperangan dan ancaman sosial lainnya. Semua ini bertujuan untuk mengingatkan manusia agar kembali pada ketetapan Allah (QS. Al-Sajdah: 21-22).

Kenapa Allah Memberi Azab Kepada Umat-Nya?

 

Bukankah Tuhan adalah sosok yang penyayang. Lantas kenapa kita justru dihukum dengan cobaan semacam itu?

Tuhan memberikan azab kepada umat-Nya sebagai bentuk ujian dan pelajaran untuk mengingatkan manusia agar kembali kepada-Nya. Dalam ajaran Islam, segala bentuk ujian, baik kesulitan maupun kebahagiaan, merupakan cara Allah untuk menguji keimanan seseorang.

Sebagai umat yang mengaku beriman, setiap cobaan yang diterima adalah kesempatan untuk meningkatkan kesadaran diri dan mendekatkan diri kepada Allah. Ujian ini bisa berupa berbagai hal, seperti penyakit yang tak kunjung sembuh, masalah dengan keluarga, atau bahkan rasa takut akan kemiskinan dan kehilangan.

Namun, di balik setiap musibah atau kesulitan yang diberikan Allah, terdapat maksud baik. Allah tidak memberikan ujian untuk membahayakan umat-Nya, melainkan untuk memberikan pelajaran dan peringatan.

Hal ini sesuai dengan firman-Nya dalam QS. As-Syura:30, yang menyatakan bahwa “Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu).”

Artinya, setiap bencana atau kesulitan yang terjadi adalah akibat dari perbuatan kita sendiri, namun Allah masih memberikan peluang untuk bertaubat dan memaafkan banyak dosa.

Selain itu, Allah menegaskan bahwa Dia yang mengatur alam semesta. Jika manusia membangkang dan melupakan syariat-Nya, maka Allah dengan mudah dapat mengguncang bumi dan menurunkan azab-Nya.

Musibah seperti gempa bumi, banjir, dan bencana alam lainnya bisa menjadi peringatan bagi umat manusia agar tidak terus-menerus terjerumus dalam dosa. Ketika peristiwa itu terjadi, tidak ada yang dapat menyelamatkan diri dari azab-Nya, kecuali mereka yang kembali kepada-Nya dengan taubat yang tulus.

Tujuan utama dari musibah adalah untuk membuat manusia merenung, menyesali dosa, dan memperbaiki diri. Ujian dan bencana menjadi sarana bagi Allah untuk mengingatkan umat manusia agar menjauhi kemaksiatan dan kembali kepada jalan yang benar. Dalam kehidupan ini, kesenangan dan kemewahan juga merupakan ujian, apakah kita tetap beriman dan bersyukur kepada Allah, atau malah terlena dan jauh dari-Nya.

Bagi orang yang beriman, setiap ujian atau cobaan dari Allah tidak dianggap sebagai azab, tetapi sebagai penghapus dosa. Bagi mereka yang tidak beriman, cobaan tersebut dianggap sebagai hukuman atau azab yang segera diterima di dunia sebagai peringatan, dan jika mereka tidak bertaubat, akan mendapatkan azab yang lebih berat dan kekal di akhirat.

Oleh karena itu, sebagai umat beriman, kita harus senantiasa taat kepada Allah dan melihat setiap ujian sebagai kesempatan untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada-Nya.


Dengan penjelasan tersebut, kita bisa memahami bahwa ‘ażāb merujuk pada peristiwa yang terjadi akibat kesalahan manusia dalam menjalani kehidupan dan berinteraksi dengan sesama atau alam.

Peristiwa-peristiwa ini bukan sekadar bencana alam yang terjadi begitu saja, tetapi lebih kepada akibat dari kesalahan manusia yang tidak memperhitungkan dengan baik risiko yang ditimbulkan oleh peristiwa tersebut.

Kesalahan manusia terletak pada kegagalannya memperhitungkan potensi risiko dari peristiwa alam yang dahsyat. Oleh karena itu, sebagian dari ‘ażāb bisa dianggap sebagai bencana yang menimpa manusia akibat ketidakmampuan mereka dalam memperkirakan dampak dari peristiwa tersebut.

Author

SEO Specialist - Started learning SEO in 2018 and delved deeper into it in 2020. Currently, I'm a full-time blogger, building and developing several personal websites.

Write A Comment