اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ
Iyyaaka na’budu wa lyyaaka nasta’iin

5. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon  pertolongan.

Suara Lantunan Surat Al Fatihah Ayat 5

Tafsir Surat Al Fatihah Ayat 5

Tafsir Wajiz

Menekankan inti ibadah dan permohonan kepada Allah SWT dalam dua poin:

  • Ibadah: Hanya kepada Allah SWT manusia diperintahkan untuk menyembah dengan penuh ketulusan, kekhusyukan, dan tawakal.
  • Permohonan: Hanya kepada Allah SWT manusia diperbolehkan memohon pertolongan dalam segala urusan dan keadaan.

Tafsir Tahlili

Menjabarkan makna dan implikasi ayat secara lebih komprehensif:

  • Objek Ibadah dan Permohonan: Penjelasan rinci mengenai penggunaan kata “Iyaka” (hanya kepada Engkau) yang bermakna pembatasan dan penegasan bahwa ibadah dan permohonan ditujukan khusus kepada Allah SWT.
  • Hubungan Tauhid dan Ibadah: Ibadah dijelaskan sebagai wujud dari keyakinan tauhid. Dengan merenungkan ciptaan Allah SWT, manusia akan tersadar akan kebesaran-Nya dan terdorong untuk beribadah sebagai bentuk syukur dan pengabdian.
  • Pengaruh Ibadah: Setiap ibadah yang dikerjakan dengan keimanan yang benar akan berdampak positif pada akhlak dan perilaku manusia. Sebagai contoh, salat diyakini dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar.
  • Memohon Pertolongan dan Berusaha: Meskipun pertolongan hanya diwajibkan kepada Allah SWT, manusia tetap dituntut untuk berusaha dan saling tolong-menolong dalam kebaikan. Namun, usaha tersebut harus dibarengi dengan doa dan tawakal kepada Allah SWT.

Kedua tafsir saling melengkapi dalam memahami makna ibadah dan permohonan kepada Allah SWT dalam ayat 3-4 Al-Fatihah. Tafsir Wajiz memberikan penekanan dasar, sedangkan Tafsir Tahlili memberikan uraian yang lebih rinci tentang hubungan keduanya dengan tauhid, pengaruh ibadah, dan konsep memohon pertolongan. Perbedaan penekanan ini menunjukkan kekayaan tafsir Al-Qur’an yang menawarkan berbagai perspektif untuk memahami makna Al-Qur’an secara menyeluruh.

Gambar Surat Al-Fatihah Ayat 5

Gambar Surat Al-Fatihah Ayat 5

Asbabun Nuzul Surat Al-Fatihah

Surat Al-Fatihah terdiri dari tujuh ayat, dimana tiga ayat pertama mengandung pujian kepada Allah SWT, sedangkan tiga ayat terakhir mengandung permohonan atau doa dari manusia. Pujian dan doa menjadi inti dari isi surat ini.

Surat Al-Fatihah, sebagai surat pembuka Al-Qur'an, memiliki sejarah turun yang unik dan penuh makna. Memahami Asbabun Nuzul (sebab turunnya) surat ini membantu kita memahami maknanya lebih dalam dan konteks di mana ia diturunkan.

Versi Berbeda Asbabun Nuzul

Terdapat beberapa versi Asbabun Nuzul Surat Al-Fatihah yang diriwayatkan oleh para sahabat Nabi Muhammad SAW:

1. Riwayat Abu Hurairah:

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Surat Al-Fatihah diturunkan secara sekaligus di Mekkah, pada awal kenabian Muhammad SAW. Ini menunjukkan bahwa surat ini memiliki peran penting dalam menyampaikan pesan fundamental Islam di masa-masa awal dakwah.

2. Riwayat Ibnu Abbas:

Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Surat Al-Fatihah diturunkan secara berangsur-angsur, ayat demi ayat. Versi ini menunjukkan proses penyempurnaan wahyu secara bertahap, sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapi Rasulullah SAW dan umat Islam.

3. Riwayat Ubay bin Ka'ab:

Ubay bin Ka'ab meriwayatkan bahwa Surat Al-Fatihah diturunkan sebagai respons atas permintaan seorang non-Muslim yang ingin mengetahui inti ajaran Islam. Ini menunjukkan bahwa surat ini merangkum esensi Islam dengan cara yang mudah dipahami oleh semua orang.

Meskipun terdapat perbedaan versi Asbabun Nuzul, terdapat beberapa poin penting yang disepakati:

  • Surat Al-Fatihah diturunkan di Mekkah, pada awal kenabian Muhammad SAW.
  • Surat ini memiliki peran penting dalam menyampaikan pesan fundamental Islam.
  • Surat ini mengandung makna yang mendalam tentang hubungan manusia dengan Allah SWT, rasa syukur, dan doa.

Keutamaan Membaca Surat Al-Fatihah dalam Sholat

Surat Al-Fatihah, sebagai surat pembuka Al-Qur'an, memiliki kedudukan istimewa dalam ibadah sholat. Membaca surat ini bukan hanya sunnah, tetapi menjadi rukun sholat yang wajib dipenuhi. Berikut penjelasannya berdasarkan fikih dan hadis:

Hukum Membaca Surat Al-Fatihah

لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ
Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca Al-Fatihah.” (HR. Bukhari, no. 756 dan Muslim, no. 394)

Jumhur ulama, termasuk Imam Malik, Imam Syafi'i, dan Imam Ahmad bin Hambal, sepakat bahwa membaca Surat Al-Fatihah adalah rukun sholat yang wajib dipenuhi. Hal ini didasarkan pada beberapa hadis sahih, di antaranya:

  • Hadis dari 'Ubadah bin Ash-Shoomit: Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada sholat bagi orang yang tidak membaca Al-Fatihah." (HR. Bukhari no. 756 dan Muslim no. 394)
  • Hadis dari Abu Hurairah: Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang melaksanakan sholat dan tidak membaca Al Fatihah di dalamnya, maka sholatnya itu kurang." Perkataan ini diulang sampai tiga kali. (HR. Muslim no. 395)

Wajib Dibaca Setiap Rakaat

Menurut madzhab Syafi'i dan mayoritas ulama, Surat Al-Fatihah wajib dibaca pada setiap rakaat sholat, baik sholat fardhu maupun sunnah. Hal ini diperkuat oleh hadis-hadis yang menunjukkan Rasulullah SAW selalu membaca Surat Al-Fatihah pada setiap rakaat sholatnya.

Apakah Makmum Wajib Membaca Al-Fatihah?

Terdapat tiga pendapat dalam hal ini:

  1. Makmum wajib membaca Surat Al-Fatihah sebagaimana imam, karena konsekuensi dari keumuman hadis.
  2. Makmum tidak perlu membaca sama sekali.
  3. Dalam sholat sirriyyah (sholat dengan suara pelan), makmum wajib membaca, sedangkan dalam sholat jahriyyah (sholat dengan suara keras), makmum tidak wajib membaca. Pendapat ini didasarkan pada hadis yang menyebutkan bahwa jika imam membaca, maka diamlah.

Membaca Surat Al-Fatihah dalam sholat merupakan kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan. Keutamaannya ditegaskan dalam berbagai hadis dan menjadi landasan fikih bagi mayoritas ulama.

Keutamaan Surat Al-Fatihah

1. Ummul Quran (Induk Al-Qur'an)

Ummul Quran, yang mana surat ini merupakan surat yang mampu merangkum pesan-pesan utama Al-Qur'an yang terdiri dari 114 surat dan 6666 ayat

2. Rukun Sholat

Membaca Al-Fatihah bukan sekadar amalan biasa, tetapi merupakan rukun sholat yang wajib dipenuhi. Hal ini ditegaskan dalam hadis Rasulullah SAW: "Tidak sah sholatnya seseorang yang tidak membaca Al-Fatihah." (HR. Muslim). Keberadaannya dalam sholat menjadikannya pilar penting dalam ibadah seorang muslim.

3. Jalan Menuju Kesembuhan

Di balik keistimewaannya, Al-Fatihah juga menyimpan khasiat penyembuhan. Dengan penuh keyakinan dan ketulusan, membacanya diiringi doa dan keyakinan kepada Allah SWT, dapat menjadi ikhtiar untuk meraih kesembuhan dari berbagai penyakit.

Ketiga poin di atas hanyalah sebagian kecil dari keistimewaan Surat Al-Fatihah. Masih banyak lagi fadhilah (kebaikan) yang terkandung di dalamnya, seperti:

  • Mendapat pahala yang besar.
  • Menjadi media untuk memohon perlindungan dari Allah SWT.
  • Meningkatkan ketakwaan dan keimanan.
  • Memperkuat ketenangan jiwa dan hati.

Sejarah turunnya Surat Al-Fatihah tidak dapat dipastikan secara pasti dengan satu versi Asbabun Nuzul. Namun, berbagai versi yang diriwayatkan menunjukkan peran penting surat ini dalam menyampaikan pesan Islam dan maknanya yang mendalam bagi umat Muslim.

Membiasakan diri membaca Surat Al-Fatihah, baik dalam sholat maupun di luar sholat, membuka pintu keberkahan dan keistimewaan dalam hidup. Jadikanlah surat mulia ini sebagai sahabat setia dalam setiap langkah dan rasakan manfaatnya yang luar biasa.

Author

Seorang guru honorer yang tak mau naik jabatan PNS. Aktif memberikan edukasi lewat berbagai konten dan forum akademisi sambil berharap mampu merubah tingkat literasi masyarakat Indonesia.Pekerjaan: Influencer Media Sosial dan Tenaga Pengajar (Guru).

Write A Comment