اِنْ تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْۖ وَاِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَّفْرَحُوْا بِهَا ۗ وَاِنْ تَصْبِرُوْا وَتَتَّقُوْا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْـًٔا ۗ اِنَّ اللّٰهَ بِمَا يَعْمَلُوْنَ مُحِيْطٌ ࣖ
in tamsaskum ḥasanatun tasu’hum, wa in tuṣibkum sayyi’atuy yafraḥū bihā, wa in taṣbirū wa tattaqū lā yaḍurrukum kaiduhum syai’ā(n), innallāha bimā ya‘malūna muḥīṭ(un).
Jika kamu memperoleh kebaikan, (niscaya) mereka bersedih hati, tetapi jika kamu tertimpa bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, tipu daya mereka tidak akan menyusahkan kamu sedikit pun. Sungguh, Allah Maha Meliputi segala apa yang mereka kerjakan.
Audio Q.S. Ali ‘Imran Ayat 120
Tafsir Surat Ali ‘Imran Ayat 120
Dalam ajaran Islam, Allah memberikan tuntunan kepada umat-Nya mengenai cara menghadapi orang-orang yang penuh dengan dengki dan kebencian terhadap mereka. Orang-orang ini memiliki sifat yang tidak senang melihat kebaikan dan kesuksesan umat Islam.
Jika umat Islam memperoleh kebaikan seperti kemenangan perang, rezeki yang melimpah, kesehatan, atau kemuliaan, orang-orang dengki ini merasa sedih bahkan marah. Namun, jika umat Islam tertimpa bencana seperti sakit, kemiskinan, atau kekalahan dalam peperangan, mereka justru merasa senang dan gembira.
Allah menegaskan agar umat Islam tetap bersabar dan bertakwa dalam menghadapi orang-orang yang demikian. Sabar adalah kunci untuk tidak terpancing emosi dan melakukan perbuatan jahat sebagai balasan atas dengki mereka. Bertakwa kepada Allah, dengan istikamah menjaga keimanan dan perilaku yang benar, akan membuat tipu daya dan kejahatan mereka tidak mampu mengganggu atau membahayakan umat Islam sedikit pun. Allah Maha Mengetahui segala yang mereka lakukan, termasuk tipu daya yang mereka sembunyikan di dalam hati mereka.
Penjelasan Lebih Lanjut:
- Reaksi Terhadap Kebaikan dan Bencana – Orang-orang kafir yang penuh dengan dengki selalu merespons berdasarkan emosi negatif mereka. Mereka merasa kesal dan marah ketika umat Islam meraih kebaikan atau kemenangan. Sebaliknya, mereka merasa gembira ketika umat Islam mengalami bencana atau kekalahan.
- Kehendak Allah – Ini adalah ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah, yang berlaku dari masa lampau hingga masa sekarang, bahwa orang-orang kafir akan selalu menunjukkan reaksi negatif terhadap kesuksesan umat Islam. Allah akan memperlihatkan kebohongan dan kelemahan niat mereka pada saat yang tepat.
- Tuntunan Sabar dan Takwa – Umat Islam diajak untuk bersikap sabar dan bertakwa dalam menghadapi segala bentuk kedengkian dan kebencian dari orang-orang kafir. Dengan demikian, umat Islam akan terhindar dari jebakan yang mereka atur.
Allah memberikan pedoman yang jelas kepada umat-Nya agar mereka tetap teguh dalam iman dan tidak terbawa emosi negatif orang-orang yang selalu ingin mencelakakan mereka. Dengan sabar dan takwa, umat Islam dapat menjaga keutuhan dan kesucian agama mereka dari segala bentuk ancaman dan tipu daya.
Gambar Surat Ali Imran Ayat 120
Asbabun Nuzul Quran Surat Ali 'Imran
Surah Ali Imran (bahasa Arab: آل عمران) , Āli-'Imrān, "Keluarga 'Imran") adalah surah ke-3 Al-Qur'an. Surah ini adalah salah satu surah Madaniyah.
Asbabun Nuzul (سباب النزول) secara harfiah berarti sebab-sebab turunnya (wahyu). Istilah ini merujuk pada peristiwa atau kejadian yang melatarbelakangi turunnya ayat-ayat tertentu di dalam Al-Qur'an.
Surat Ali Imran adalah surat ke-3 dalam Al-Qur'an, yang terdiri dari 200 ayat. ) Membaca surat ini akan membuka jendela untuk memahami maknanya sekaligus hikmah di baliknya Ada beberapa sebab turunnya surat Ali 'Imran yang diidentifikasi oleh para ahli tafsir.
Tujuan Penulisan
Surat Ali Imran ditulis untuk memberikan bimbingan kepada umat Islam pada masa itu dan untuk seluruh umat manusia, baik pada masa lalu maupun masa yang akan datang.
Surat ini memberikan petunjuk yang jelas mengenai ajaran Islam serta memberikan pemahaman tentang keyakinan, prinsip-prinsip moral, dan pedoman hukum bagi umat Islam.
Selain itu juga memperkuat iman para sahabat Nabi Muhammad SAW dengan mengingatkan mereka tentang keesaan Allah SWT, sifat-sifat-Nya yang sempurna, dan kekuatan-Nya yang tak tertandingi.
Kapan Surat Ini Ditulis?
Surat Ali Imran diturunkan pada tahun 9 Hijriyah di Kota Madinah sehingga masuk dalam golongan Surat Madaniyyah.
Surat Ali Imran diturunkan pada periode awal dakwah Islam, di kota Mekah dan Madinah, sekitar tahun 620-623 Masehi, saat Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabatnya sedang menghadapi tantangan besar dari musuh-musuh Islam.
Meski ada perbedaan tapi sebagian besar ulama berpendapat bahwa surat ini diturunkan secara bertahap di Madinah setelah hijrahnya Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) dari Mekkah.
Siapa yang Menulis Surat Ini?
Surat Ali Imran, seperti seluruh Al-Qur'an, diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) melalui perantara malaikat Jibril AS.
Oleh karena itu, Nabi Muhammad ﷺ bukanlah penulis Al-Qur'an, tetapi penerima wahyu.
Tujuan Turun Surat Ali Imran
Surat Ali Imran turun sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh umat Islam serta dalam konteks peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa itu.
Salah satu tujuan utama turunnya surat ini adalah untuk memberikan dorongan dan semangat kepada kaum Muslimin yang tengah menghadapi cobaan dan tantangan dalam menyebarkan ajaran Islam di tengah-tengah perlawanan dan penindasan dari pihak musuh.
Surat Ali Imran juga diturunkan untuk menjawab berbagai pertanyaan dan perdebatan yang muncul dari para ahli kitab, seperti Yahudi dan Nasrani, terkait dengan kenabian Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) dan kebenaran Islam.
Dengan demikian, Asbabun Nuzul Quran Surat Ali Imran memberikan kita pemahaman yang lebih dalam tentang konteks dan tujuan turunnya surat tersebut, serta pentingnya pesan-pesan yang terkandung di dalamnya bagi umat Islam pada masa lalu maupun masa kini.