وَاِذْ غَدَوْتَ مِنْ اَهْلِكَ تُبَوِّئُ الْمُؤْمِنِيْنَ مَقَاعِدَ لِلْقِتَالِ ۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌۙ
wa iż gadauka min ahlika tubawwi’ul-mu’minīna maqā‘ida lil-qitāl(i), wallāhu samī‘un ‘alīm(un).
Dan (ingatlah), ketika engkau (Muhammad) berangkat pada pagi hari meninggalkan keluargamu untuk mengatur orang-orang beriman pada pos-pos pertempuran. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.
Audio Q.S. Ali ‘Imran Ayat 121
Tafsir Surat Ali ‘Imran Ayat 121
Mengenang Perang Uhud
Salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam adalah Perang Uhud, yang diabadikan dalam Al-Qur’an sebagai pelajaran bagi umat Islam. Pada peristiwa ini, Allah mengingatkan Nabi Muhammad saw dan umat Islam akan kejadian saat mereka bersiap untuk menghadapi musuh-musuh Islam di medan perang.
Pada pagi hari Jumat, Nabi Muhammad saw bersiap-siap untuk memimpin umat Islam dalam perang. Dia meninggalkan keluarganya, termasuk istrinya Aisyah, untuk mengatur strategi perang yang akan dihadapi. Umat Islam yang beriman diposisikan dengan strategis pada hari Sabtu, menempati pos-pos yang telah ditentukan untuk menghadapi musuh.
Hasutan Orang-orang Munafik
Namun, dalam perjalanan menuju medan perang, para munafik menghasut dan mencoba meruntuhkan semangat umat Islam. Mereka menyarankan agar umat Islam tidak ikut berperang, bahkan berhasil membawa kembali sepertiga dari tentara yang sudah dipersiapkan untuk menghadapi musyrikin. Meskipun demikian, berkat pertolongan Allah, ketabahan hati, kesabaran, dan ketaatan umat Islam kepada Rasulullah saw, mereka berhasil mengatasi segala rintangan dan cobaan.
Pelajaran dari Perang Uhud
Peristiwa Perang Uhud mengajarkan kepada umat Islam tentang pentingnya taat kepada Allah dan Rasul-Nya, serta ketaatan dalam menjalankan perintah-perintah-Nya. Ketaatan ini membawa keberhasilan dan kejayaan, serta menjaga umat Islam dari kehancuran yang dapat diakibatkan oleh tipu daya dan hasutan dari musuh-musuh Islam.
Peristiwa ini menunjukkan bahwa dalam menghadapi segala tantangan dan musibah, umat Islam harus mengandalkan ketakwaan kepada Allah, kesabaran, dan ketaatan kepada ajaran Islam. Dengan demikian, mereka dapat mengatasi segala bentuk ujian dan menjaga keutuhan serta kejayaan agama Islam. Allah Maha Mendengar segala pembicaraan dan Maha Mengetahui isi hati setiap orang.
Gambar Surat Ali Imran Ayat 121
Asbabun Nuzul Quran Surat Ali 'Imran
Surah Ali Imran (bahasa Arab: آل عمران) , Āli-'Imrān, "Keluarga 'Imran") adalah surah ke-3 Al-Qur'an. Surah ini adalah salah satu surah Madaniyah.
Asbabun Nuzul (سباب النزول) secara harfiah berarti sebab-sebab turunnya (wahyu). Istilah ini merujuk pada peristiwa atau kejadian yang melatarbelakangi turunnya ayat-ayat tertentu di dalam Al-Qur'an.
Surat Ali Imran adalah surat ke-3 dalam Al-Qur'an, yang terdiri dari 200 ayat. ) Membaca surat ini akan membuka jendela untuk memahami maknanya sekaligus hikmah di baliknya Ada beberapa sebab turunnya surat Ali 'Imran yang diidentifikasi oleh para ahli tafsir.
Tujuan Penulisan
Surat Ali Imran ditulis untuk memberikan bimbingan kepada umat Islam pada masa itu dan untuk seluruh umat manusia, baik pada masa lalu maupun masa yang akan datang.
Surat ini memberikan petunjuk yang jelas mengenai ajaran Islam serta memberikan pemahaman tentang keyakinan, prinsip-prinsip moral, dan pedoman hukum bagi umat Islam.
Selain itu juga memperkuat iman para sahabat Nabi Muhammad SAW dengan mengingatkan mereka tentang keesaan Allah SWT, sifat-sifat-Nya yang sempurna, dan kekuatan-Nya yang tak tertandingi.
Kapan Surat Ini Ditulis?
Surat Ali Imran diturunkan pada tahun 9 Hijriyah di Kota Madinah sehingga masuk dalam golongan Surat Madaniyyah.
Surat Ali Imran diturunkan pada periode awal dakwah Islam, di kota Mekah dan Madinah, sekitar tahun 620-623 Masehi, saat Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabatnya sedang menghadapi tantangan besar dari musuh-musuh Islam.
Meski ada perbedaan tapi sebagian besar ulama berpendapat bahwa surat ini diturunkan secara bertahap di Madinah setelah hijrahnya Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) dari Mekkah.
Siapa yang Menulis Surat Ini?
Surat Ali Imran, seperti seluruh Al-Qur'an, diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) melalui perantara malaikat Jibril AS.
Oleh karena itu, Nabi Muhammad ﷺ bukanlah penulis Al-Qur'an, tetapi penerima wahyu.
Tujuan Turun Surat Ali Imran
Surat Ali Imran turun sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh umat Islam serta dalam konteks peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa itu.
Salah satu tujuan utama turunnya surat ini adalah untuk memberikan dorongan dan semangat kepada kaum Muslimin yang tengah menghadapi cobaan dan tantangan dalam menyebarkan ajaran Islam di tengah-tengah perlawanan dan penindasan dari pihak musuh.
Surat Ali Imran juga diturunkan untuk menjawab berbagai pertanyaan dan perdebatan yang muncul dari para ahli kitab, seperti Yahudi dan Nasrani, terkait dengan kenabian Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) dan kebenaran Islam.
Dengan demikian, Asbabun Nuzul Quran Surat Ali Imran memberikan kita pemahaman yang lebih dalam tentang konteks dan tujuan turunnya surat tersebut, serta pentingnya pesan-pesan yang terkandung di dalamnya bagi umat Islam pada masa lalu maupun masa kini.