وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللّٰهُ بِبَدْرٍ وَّاَنْتُمْ اَذِلَّةٌ ۚ فَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
wa laqad naṣarakumullāhu bibadriw wa antum ażillah(tun), fattaqullāha la‘allakum tasykurūn(a).
Dan sungguh, Allah telah menolong kamu dalam perang Badar, padahal kamu dalam keadaan lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, agar kamu mensyukuri-Nya.
Audio Q.S. Ali ‘Imran Ayat 123
Tafsir Surat Ali ‘Imran Ayat 123
Keajaiban Pertolongan Allah dalam Perang Badar
Perang Badar adalah sebuah momen epik dalam sejarah Islam yang menggambarkan betapa besar pertolongan Allah terhadap umat-Nya yang bertakwa dan sabar. Peristiwa ini memberikan pelajaran berharga tentang kekuatan iman, ketabahan, dan kepastian bahwa Allah senantiasa menolong hamba-Nya yang bertawakal kepada-Nya.
Pada perang Badar, umat Islam berada dalam kondisi yang sangat tidak menguntungkan. Mereka berjumlah sedikit dan perlengkapan perang mereka amat sederhana. Di sisi lain, musuh mereka, pasukan Quraisy, jauh lebih besar dan lebih terlatih. Namun, meskipun dalam keadaan lemah, umat Islam yakin bahwa pertolongan Allah pasti akan datang.
Allah SWT dengan kehendak-Nya, memberikan pertolongan yang luar biasa kepada umat-Nya. Meskipun dalam keadaan kalah jumlah dan senjata, kaum Muslimin berhasil meraih kemenangan yang gemilang dalam pertempuran Badar. Mereka berhasil memporak-porandakan pasukan Quraisy, menewaskan banyak pembesar Quraisy, menawan beberapa di antara mereka, dan memperoleh banyak harta rampasan.
Kunci utama dalam keberhasilan mereka adalah tawakal kepada Allah dan ketaatan yang teguh kepada-Nya. Mereka mengikuti perintah Allah untuk bersabar dan bertakwa dalam menghadapi segala ujian dan cobaan. Dengan kesabaran dan ketakwaan, mereka merasakan nikmatnya pertolongan Allah yang tidak terduga dan meraih kemenangan yang gemilang.
Perang Badar mengajarkan kepada umat Islam untuk selalu bertawakal kepada Allah dalam segala hal. Keberhasilan bukanlah hanya bergantung pada kekuatan fisik atau jumlah, tetapi lebih pada keimanan dan ketakwaan kepada-Nya. Dengan konsisten menjalankan perintah-Nya dan bersabar dalam menghadapi cobaan hidup, umat Muslim diingatkan bahwa Allah senantiasa memberikan pertolongan kepada mereka yang benar-benar bertawakal.
Perang Badar merupakan bukti nyata tentang keajaiban pertolongan Allah kepada hamba-Nya yang beriman dan bertakwa. Pelajaran ini relevan untuk setiap zaman, mengingatkan umat Islam untuk selalu mengandalkan Allah dalam segala urusan dan bersyukur atas segala anugerah-Nya. Dengan memahami dan mengamalkan nilai-nilai yang diajarkan dalam perang Badar, umat Muslim dapat meneguhkan keyakinan mereka dan meraih kemenangan di dunia dan akhirat.
Gambar Surat Ali Imran Ayat 123
Asbabun Nuzul Quran Surat Ali 'Imran
Surah Ali Imran (bahasa Arab: آل عمران) , Āli-'Imrān, "Keluarga 'Imran") adalah surah ke-3 Al-Qur'an. Surah ini adalah salah satu surah Madaniyah.
Asbabun Nuzul (سباب النزول) secara harfiah berarti sebab-sebab turunnya (wahyu). Istilah ini merujuk pada peristiwa atau kejadian yang melatarbelakangi turunnya ayat-ayat tertentu di dalam Al-Qur'an.
Surat Ali Imran adalah surat ke-3 dalam Al-Qur'an, yang terdiri dari 200 ayat. ) Membaca surat ini akan membuka jendela untuk memahami maknanya sekaligus hikmah di baliknya Ada beberapa sebab turunnya surat Ali 'Imran yang diidentifikasi oleh para ahli tafsir.
Tujuan Penulisan
Surat Ali Imran ditulis untuk memberikan bimbingan kepada umat Islam pada masa itu dan untuk seluruh umat manusia, baik pada masa lalu maupun masa yang akan datang.
Surat ini memberikan petunjuk yang jelas mengenai ajaran Islam serta memberikan pemahaman tentang keyakinan, prinsip-prinsip moral, dan pedoman hukum bagi umat Islam.
Selain itu juga memperkuat iman para sahabat Nabi Muhammad SAW dengan mengingatkan mereka tentang keesaan Allah SWT, sifat-sifat-Nya yang sempurna, dan kekuatan-Nya yang tak tertandingi.
Kapan Surat Ini Ditulis?
Surat Ali Imran diturunkan pada tahun 9 Hijriyah di Kota Madinah sehingga masuk dalam golongan Surat Madaniyyah.
Surat Ali Imran diturunkan pada periode awal dakwah Islam, di kota Mekah dan Madinah, sekitar tahun 620-623 Masehi, saat Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabatnya sedang menghadapi tantangan besar dari musuh-musuh Islam.
Meski ada perbedaan tapi sebagian besar ulama berpendapat bahwa surat ini diturunkan secara bertahap di Madinah setelah hijrahnya Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) dari Mekkah.
Siapa yang Menulis Surat Ini?
Surat Ali Imran, seperti seluruh Al-Qur'an, diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) melalui perantara malaikat Jibril AS.
Oleh karena itu, Nabi Muhammad ﷺ bukanlah penulis Al-Qur'an, tetapi penerima wahyu.
Tujuan Turun Surat Ali Imran
Surat Ali Imran turun sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh umat Islam serta dalam konteks peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa itu.
Salah satu tujuan utama turunnya surat ini adalah untuk memberikan dorongan dan semangat kepada kaum Muslimin yang tengah menghadapi cobaan dan tantangan dalam menyebarkan ajaran Islam di tengah-tengah perlawanan dan penindasan dari pihak musuh.
Surat Ali Imran juga diturunkan untuk menjawab berbagai pertanyaan dan perdebatan yang muncul dari para ahli kitab, seperti Yahudi dan Nasrani, terkait dengan kenabian Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) dan kebenaran Islam.
Dengan demikian, Asbabun Nuzul Quran Surat Ali Imran memberikan kita pemahaman yang lebih dalam tentang konteks dan tujuan turunnya surat tersebut, serta pentingnya pesan-pesan yang terkandung di dalamnya bagi umat Islam pada masa lalu maupun masa kini.