اِذْ تَقُوْلُ لِلْمُؤْمِنِيْنَ اَلَنْ يَّكْفِيَكُمْ اَنْ يُّمِدَّكُمْ رَبُّكُمْ بِثَلٰثَةِ اٰلَافٍ مِّنَ الْمَلٰۤىِٕكَةِ مُنْزَلِيْنَۗ
iż taqūlu lil-mu’minīna alay yakfiyakum ay yumiddakum rabbukum biṡalāṡati ālāfim minal-malā’ikati munzalīn(a).
(Ingatlah), ketika engkau (Muhammad) mengatakan kepada orang-orang beriman, “Apakah tidak cukup bagimu bahwa Allah membantu kamu dengan tiga ribu malaikat yang diturunkan (dari langit)?”
Audio Q.S. Ali ‘Imran Ayat 124
Tafsir Surat Ali ‘Imran Ayat 124
Motivasi dan Pertolongan Allah dalam Perang Uhud
Dalam menghadapi tantangan besar seperti Perang Uhud, Rasulullah SAW memberikan semangat dan motivasi kepada umat Islam. Beliau mengingatkan mereka bahwa Allah telah menjanjikan pertolongan yang luar biasa. Dalam situasi genting, Rasulullah SAW menyampaikan bahwa Allah akan mendukung mereka dengan bantuan yang tidak tampak oleh mata manusia—yakni dengan menurunkan tiga ribu malaikat dari langit untuk membantu mereka dalam pertempuran.
Nabi Muhammad SAW menegaskan bahwa jika umat Islam bersabar dan bertakwa, mereka akan mendapatkan tambahan pertolongan berupa lima ribu malaikat. Ini adalah janji Allah kepada Rasul-Nya untuk memperkuat tekad dan semangat kaum Muslimin. Keberadaan malaikat ini merupakan simbol dukungan dan bimbingan Allah yang tak terhingga bagi mereka yang berjuang di jalan-Nya.
Perang Uhud menimbulkan kecemasan di kalangan kaum Muslimin, terutama ketika mereka melihat kekuatan dan persiapan musuh yang lebih besar. Mereka membandingkan situasi ini dengan Perang Badar, di mana Allah telah membantu mereka dengan seribu malaikat, seperti yang tercantum dalam Al-Qur’an (Surat Al-Anfal: 9). Pada Perang Badar, pertolongan Allah yang datang dengan ribuan malaikat memberikan kemenangan yang gemilang meskipun pasukan Muslimin sedikit jumlahnya dan perlengkapannya sederhana.
Selama Perang Uhud, keadaan awalnya sangat menguntungkan bagi pasukan Muslimin. Mereka berhasil mengacaukan barisan musuh, yang membuat banyak di antara mereka melarikan diri dan meninggalkan harta benda mereka. Namun, para pemanah yang sebelumnya diperintahkan untuk tetap di pos mereka mulai meninggalkan tempat tersebut ketika mereka melihat kemenangan di depan mata. Keadaan ini dimanfaatkan oleh Khalid bin Walid, pemimpin pasukan musyrikin, yang kemudian merebut posisi tersebut dan menyerang kembali pasukan Muslimin dari belakang.
Di tengah kekacauan, para sahabat Nabi Muhammad SAW menunjukkan kepahlawanan dan kesetiaan yang luar biasa. Meskipun Nabi mengalami luka-luka, mereka tetap gigih mempertahankan posisi dan melindungi beliau. Akhirnya, mereka berhasil bertahan dan kembali ke bukit Uhud dengan selamat, sementara pasukan musyrikin kembali ke Mekah dengan rasa kecewa.
Perang Uhud merupakan pelajaran penting tentang kesabaran, ketabahan, dan kepercayaan kepada pertolongan Allah. Meskipun tidak semua aspek pertempuran berjalan sesuai harapan, dukungan dan pertolongan Allah tetap nyata bagi mereka yang bertakwa dan berjuang di jalan-Nya. Kisah ini mengajarkan umat Islam untuk tetap teguh dalam keyakinan mereka dan bersabar dalam menghadapi segala cobaan, dengan keyakinan bahwa Allah senantiasa bersama mereka.
Gambar Surat Ali Imran Ayat 124
Asbabun Nuzul Quran Surat Ali 'Imran
Surah Ali Imran (bahasa Arab: آل عمران) , Āli-'Imrān, "Keluarga 'Imran") adalah surah ke-3 Al-Qur'an. Surah ini adalah salah satu surah Madaniyah.
Asbabun Nuzul (سباب النزول) secara harfiah berarti sebab-sebab turunnya (wahyu). Istilah ini merujuk pada peristiwa atau kejadian yang melatarbelakangi turunnya ayat-ayat tertentu di dalam Al-Qur'an.
Surat Ali Imran adalah surat ke-3 dalam Al-Qur'an, yang terdiri dari 200 ayat. ) Membaca surat ini akan membuka jendela untuk memahami maknanya sekaligus hikmah di baliknya Ada beberapa sebab turunnya surat Ali 'Imran yang diidentifikasi oleh para ahli tafsir.
Tujuan Penulisan
Surat Ali Imran ditulis untuk memberikan bimbingan kepada umat Islam pada masa itu dan untuk seluruh umat manusia, baik pada masa lalu maupun masa yang akan datang.
Surat ini memberikan petunjuk yang jelas mengenai ajaran Islam serta memberikan pemahaman tentang keyakinan, prinsip-prinsip moral, dan pedoman hukum bagi umat Islam.
Selain itu juga memperkuat iman para sahabat Nabi Muhammad SAW dengan mengingatkan mereka tentang keesaan Allah SWT, sifat-sifat-Nya yang sempurna, dan kekuatan-Nya yang tak tertandingi.
Kapan Surat Ini Ditulis?
Surat Ali Imran diturunkan pada tahun 9 Hijriyah di Kota Madinah sehingga masuk dalam golongan Surat Madaniyyah.
Surat Ali Imran diturunkan pada periode awal dakwah Islam, di kota Mekah dan Madinah, sekitar tahun 620-623 Masehi, saat Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabatnya sedang menghadapi tantangan besar dari musuh-musuh Islam.
Meski ada perbedaan tapi sebagian besar ulama berpendapat bahwa surat ini diturunkan secara bertahap di Madinah setelah hijrahnya Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) dari Mekkah.
Siapa yang Menulis Surat Ini?
Surat Ali Imran, seperti seluruh Al-Qur'an, diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) melalui perantara malaikat Jibril AS.
Oleh karena itu, Nabi Muhammad ﷺ bukanlah penulis Al-Qur'an, tetapi penerima wahyu.
Tujuan Turun Surat Ali Imran
Surat Ali Imran turun sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh umat Islam serta dalam konteks peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa itu.
Salah satu tujuan utama turunnya surat ini adalah untuk memberikan dorongan dan semangat kepada kaum Muslimin yang tengah menghadapi cobaan dan tantangan dalam menyebarkan ajaran Islam di tengah-tengah perlawanan dan penindasan dari pihak musuh.
Surat Ali Imran juga diturunkan untuk menjawab berbagai pertanyaan dan perdebatan yang muncul dari para ahli kitab, seperti Yahudi dan Nasrani, terkait dengan kenabian Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) dan kebenaran Islam.
Dengan demikian, Asbabun Nuzul Quran Surat Ali Imran memberikan kita pemahaman yang lebih dalam tentang konteks dan tujuan turunnya surat tersebut, serta pentingnya pesan-pesan yang terkandung di dalamnya bagi umat Islam pada masa lalu maupun masa kini.