وَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِيْٓ اُعِدَّتْ لِلْكٰفِرِيْنَ ۚ
wattaqun-nāral latī u‘iddat lil-kāfirīn(a).
Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan bagi orang kafir.
Audio Q.S. Ali ‘Imran Ayat 131
Tafsir Surat Ali ‘Imran Ayat 131
Apa Itu Riba?
Pernah dengar istilah ‘riba’? Riba itu seperti bunga bank yang kita dapat kalau menabung atau bunga tambahan yang kita bayar kalau kita pinjam uang. Tapi dalam agama Islam, riba itu dilarang keras. Kenapa? Karena riba itu bisa merusak perekonomian dan hubungan antar manusia.
Bahaya Riba
Ayat di atas menjelaskan bahwa orang yang melakukan riba akan mendapatkan siksa yang sangat pedih, yaitu neraka. Kenapa sampai seberat itu? Karena riba itu dianggap sebagai perbuatan yang sama dengan perbuatan orang kafir. Orang yang melakukan riba berarti tidak menghargai harta yang halal dan rela mendapatkan keuntungan dengan cara yang tidak benar.
Kenapa Riba Disebut Sama dengan Perbuatan Kafir?
- Merusak keadilan: Riba membuat orang kaya semakin kaya dan orang miskin semakin miskin. Ini tidak adil.
- Menghancurkan perekonomian: Riba bisa membuat perekonomian menjadi tidak stabil dan merugikan banyak orang.
- Melawan perintah Allah: Allah SWT sudah jelas-jelas melarang riba. Jadi, orang yang melakukan riba berarti melawan perintah Allah.
Bagaimana Cara Menghindari Riba?
Untuk menghindari riba, kita bisa melakukan beberapa hal, seperti:
- Hindari transaksi yang mengandung unsur riba. Misalnya, saat meminjam atau meminjamkan uang, pastikan tidak ada tambahan atau potongan yang tidak sesuai dengan akad yang disepakati.
- Pilih produk keuangan yang syariah. Produk keuangan syariah sudah dirancang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, sehingga bebas dari riba.
- Meningkatkan pengetahuan tentang ekonomi Islam. Dengan memahami ekonomi Islam, kita akan lebih mudah menghindari praktik-praktik yang mengandung unsur riba.
Riba adalah perbuatan yang sangat berbahaya dan dapat membawa kita kepada neraka. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim, kita harus senantiasa berusaha untuk menjauhi riba dan memilih jalan yang halal dalam bertransaksi. Dengan begitu, kita akan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT baik di dunia maupun di akhirat.
Gambar Surat Ali Imran Ayat 131
Asbabun Nuzul Quran Surat Ali 'Imran
Surah Ali Imran (bahasa Arab: آل عمران) , Āli-'Imrān, "Keluarga 'Imran") adalah surah ke-3 Al-Qur'an. Surah ini adalah salah satu surah Madaniyah.
Asbabun Nuzul (سباب النزول) secara harfiah berarti sebab-sebab turunnya (wahyu). Istilah ini merujuk pada peristiwa atau kejadian yang melatarbelakangi turunnya ayat-ayat tertentu di dalam Al-Qur'an.
Surat Ali Imran adalah surat ke-3 dalam Al-Qur'an, yang terdiri dari 200 ayat. ) Membaca surat ini akan membuka jendela untuk memahami maknanya sekaligus hikmah di baliknya Ada beberapa sebab turunnya surat Ali 'Imran yang diidentifikasi oleh para ahli tafsir.
Tujuan Penulisan
Surat Ali Imran ditulis untuk memberikan bimbingan kepada umat Islam pada masa itu dan untuk seluruh umat manusia, baik pada masa lalu maupun masa yang akan datang.
Surat ini memberikan petunjuk yang jelas mengenai ajaran Islam serta memberikan pemahaman tentang keyakinan, prinsip-prinsip moral, dan pedoman hukum bagi umat Islam.
Selain itu juga memperkuat iman para sahabat Nabi Muhammad SAW dengan mengingatkan mereka tentang keesaan Allah SWT, sifat-sifat-Nya yang sempurna, dan kekuatan-Nya yang tak tertandingi.
Kapan Surat Ini Ditulis?
Surat Ali Imran diturunkan pada tahun 9 Hijriyah di Kota Madinah sehingga masuk dalam golongan Surat Madaniyyah.
Surat Ali Imran diturunkan pada periode awal dakwah Islam, di kota Mekah dan Madinah, sekitar tahun 620-623 Masehi, saat Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabatnya sedang menghadapi tantangan besar dari musuh-musuh Islam.
Meski ada perbedaan tapi sebagian besar ulama berpendapat bahwa surat ini diturunkan secara bertahap di Madinah setelah hijrahnya Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) dari Mekkah.
Siapa yang Menulis Surat Ini?
Surat Ali Imran, seperti seluruh Al-Qur'an, diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) melalui perantara malaikat Jibril AS.
Oleh karena itu, Nabi Muhammad ﷺ bukanlah penulis Al-Qur'an, tetapi penerima wahyu.
Tujuan Turun Surat Ali Imran
Surat Ali Imran turun sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh umat Islam serta dalam konteks peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa itu.
Salah satu tujuan utama turunnya surat ini adalah untuk memberikan dorongan dan semangat kepada kaum Muslimin yang tengah menghadapi cobaan dan tantangan dalam menyebarkan ajaran Islam di tengah-tengah perlawanan dan penindasan dari pihak musuh.
Surat Ali Imran juga diturunkan untuk menjawab berbagai pertanyaan dan perdebatan yang muncul dari para ahli kitab, seperti Yahudi dan Nasrani, terkait dengan kenabian Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) dan kebenaran Islam.
Dengan demikian, Asbabun Nuzul Quran Surat Ali Imran memberikan kita pemahaman yang lebih dalam tentang konteks dan tujuan turunnya surat tersebut, serta pentingnya pesan-pesan yang terkandung di dalamnya bagi umat Islam pada masa lalu maupun masa kini.