وَلَقَدْ صَدَقَكُمُ اللّٰهُ وَعْدَهٗٓ اِذْ تَحُسُّوْنَهُمْ بِاِذْنِهٖ ۚ حَتّٰىٓ اِذَا فَشِلْتُمْ وَتَنَازَعْتُمْ فِى الْاَمْرِ وَعَصَيْتُمْ مِّنْۢ بَعْدِ مَآ اَرٰىكُمْ مَّا تُحِبُّوْنَ ۗ مِنْكُمْ مَّنْ يُّرِيْدُ الدُّنْيَا وَمِنْكُمْ مَّنْ يُّرِيْدُ الْاٰخِرَةَ ۚ ثُمَّ صَرَفَكُمْ عَنْهُمْ لِيَبْتَلِيَكُمْ ۚ وَلَقَدْ عَفَا عَنْكُمْ ۗ وَاللّٰهُ ذُوْ فَضْلٍ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ
wa laqad ṣadaqakumullāhu wa‘dahū iż taḥussūnahum bi’iżnih(ī), ḥattā iżā fasyiltum wa tanāza‘tum fil-amri wa ‘aṣaitum mim ba‘di mā arākum mā tuḥibbūn(a), minkum may yurīdud-dun-yā wa minkum may yurīdul-ākhirah(ta), ṡumma ṣarafakum ‘anhum liyabtaliyakum, wa laqad ‘afā ‘ankum, wallāhu żū faḍlin ‘alal-mu’minīn(a).
Dan sungguh, Allah telah memenuhi janji-Nya kepadamu, ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada saat kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu dan mengabaikan perintah Rasul setelah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai. Di antara kamu ada orang yang menghendaki dunia dan di antara kamu ada (pula) orang yang menghendaki akhirat. Kemudian Allah memalingkan kamu dari mereka untuk mengujimu, tetapi Dia benar-benar telah memaafkan kamu. Dan Allah mempunyai karunia (yang diberikan) kepada orang-orang mukmin.
Audio Q.S. Ali ‘Imran Ayat 152
Tafsir Surat Ali ‘Imran Ayat 152
Perang Uhud merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam yang menyimpan banyak pelajaran berharga. Pertempuran yang terjadi antara kaum Muslimin dan kaum Quraisy ini memberikan gambaran jelas tentang pentingnya disiplin, ketaatan, dan kesabaran dalam menghadapi cobaan.
Janji Allah dan Pelanggaran Perintah
Sebelum perang, Allah telah menjanjikan kemenangan kepada kaum Muslimin. Kemenangan awal pun berhasil diraih. Namun, karena kurangnya disiplin dan ketaatan pada perintah Rasulullah SAW, terutama mengenai posisi strategis pasukan pemanah, kemenangan yang sudah di depan mata sirna begitu saja. Kejadian ini menunjukkan betapa pentingnya mengikuti perintah pemimpin, meskipun dalam situasi yang sulit.
Akibat dari Ketidakdisiplinan
Akibat dari pelanggaran perintah Rasulullah, kaum Muslimin mengalami kekalahan yang pahit. Mereka kehilangan banyak sahabat yang syahid dan harus menghadapi tekanan dari musuh. Kejadian ini menjadi ujian yang berat bagi iman dan kesabaran mereka.
Dari peristiwa Perang Uhud, kita dapat mengambil beberapa pelajaran penting, antara lain:
- Pentingnya Disiplin: Disiplin adalah kunci keberhasilan dalam segala hal, termasuk dalam perang. Ketidakdisiplinan dapat menyebabkan kekacauan dan kekalahan.
- Ketaatan kepada Pemimpin: Kita harus selalu patuh kepada pemimpin yang telah dipilih dan diberi amanah. Dalam hal ini, Rasulullah SAW adalah pemimpin yang harus ditaati perintahnya.
- Kesabaran dalam Menghadapi Cobaan: Kehidupan ini penuh dengan cobaan. Kita harus bersabar dalam menghadapi segala kesulitan dan selalu berprasangka baik kepada Allah SWT.
- Konsekuensi dari Perbuatan: Setiap perbuatan pasti akan memiliki akibat. Jika kita melakukan perbuatan baik, maka kita akan mendapatkan kebaikan. Sebaliknya, jika kita melakukan perbuatan buruk, maka kita akan mendapatkan keburukan.
Tafsir Para Ulama
Para ulama telah menafsirkan peristiwa Perang Uhud dengan berbagai sudut pandang. Ada yang menghubungkannya dengan janji Allah tentang pertolongan dari para malaikat, ada yang melihatnya sebagai akibat dari pelanggaran perintah Rasulullah, dan ada pula yang mengaitkannya dengan ujian iman secara umum. Meskipun berbeda sudut pandangnya, semua tafsir tersebut pada dasarnya mengarah pada satu kesimpulan: pentingnya disiplin, ketaatan, dan kesabaran dalam menghadapi cobaan.
Perang Uhud adalah sebuah peristiwa bersejarah yang memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua. Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya disiplin, ketaatan, dan kesabaran dalam menghadapi segala tantangan hidup. Dengan memahami pelajaran dari peristiwa ini, kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih dekat kepada Allah SWT.
Gambar Surat Ali Imran Ayat 152
Asbabun Nuzul Quran Surat Ali 'Imran
Surah Ali Imran (bahasa Arab: آل عمران) , Āli-'Imrān, "Keluarga 'Imran") adalah surah ke-3 Al-Qur'an. Surah ini adalah salah satu surah Madaniyah.
Asbabun Nuzul (سباب النزول) secara harfiah berarti sebab-sebab turunnya (wahyu). Istilah ini merujuk pada peristiwa atau kejadian yang melatarbelakangi turunnya ayat-ayat tertentu di dalam Al-Qur'an.
Surat Ali Imran adalah surat ke-3 dalam Al-Qur'an, yang terdiri dari 200 ayat. ) Membaca surat ini akan membuka jendela untuk memahami maknanya sekaligus hikmah di baliknya Ada beberapa sebab turunnya surat Ali 'Imran yang diidentifikasi oleh para ahli tafsir.
Tujuan Penulisan
Surat Ali Imran ditulis untuk memberikan bimbingan kepada umat Islam pada masa itu dan untuk seluruh umat manusia, baik pada masa lalu maupun masa yang akan datang.
Surat ini memberikan petunjuk yang jelas mengenai ajaran Islam serta memberikan pemahaman tentang keyakinan, prinsip-prinsip moral, dan pedoman hukum bagi umat Islam.
Selain itu juga memperkuat iman para sahabat Nabi Muhammad SAW dengan mengingatkan mereka tentang keesaan Allah SWT, sifat-sifat-Nya yang sempurna, dan kekuatan-Nya yang tak tertandingi.
Kapan Surat Ini Ditulis?
Surat Ali Imran diturunkan pada tahun 9 Hijriyah di Kota Madinah sehingga masuk dalam golongan Surat Madaniyyah.
Surat Ali Imran diturunkan pada periode awal dakwah Islam, di kota Mekah dan Madinah, sekitar tahun 620-623 Masehi, saat Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabatnya sedang menghadapi tantangan besar dari musuh-musuh Islam.
Meski ada perbedaan tapi sebagian besar ulama berpendapat bahwa surat ini diturunkan secara bertahap di Madinah setelah hijrahnya Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) dari Mekkah.
Siapa yang Menulis Surat Ini?
Surat Ali Imran, seperti seluruh Al-Qur'an, diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) melalui perantara malaikat Jibril AS.
Oleh karena itu, Nabi Muhammad ﷺ bukanlah penulis Al-Qur'an, tetapi penerima wahyu.
Tujuan Turun Surat Ali Imran
Surat Ali Imran turun sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh umat Islam serta dalam konteks peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa itu.
Salah satu tujuan utama turunnya surat ini adalah untuk memberikan dorongan dan semangat kepada kaum Muslimin yang tengah menghadapi cobaan dan tantangan dalam menyebarkan ajaran Islam di tengah-tengah perlawanan dan penindasan dari pihak musuh.
Surat Ali Imran juga diturunkan untuk menjawab berbagai pertanyaan dan perdebatan yang muncul dari para ahli kitab, seperti Yahudi dan Nasrani, terkait dengan kenabian Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) dan kebenaran Islam.
Dengan demikian, Asbabun Nuzul Quran Surat Ali Imran memberikan kita pemahaman yang lebih dalam tentang konteks dan tujuan turunnya surat tersebut, serta pentingnya pesan-pesan yang terkandung di dalamnya bagi umat Islam pada masa lalu maupun masa kini.