ذٰلِكَ بِمَا قَدَّمَتْ اَيْدِيْكُمْ وَاَنَّ اللّٰهَ لَيْسَ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيْدِۚ
Żālika bimā qaddamat aidīkum wa annallāha laisa biẓallāmil lil-‘abīd(i).
Demikian itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan sesungguhnya Allah tidak menzalimi hamba-hamba-Nya.
Audio Q.S. Ali ‘Imran Ayat 182
Tafsir Surat Ali ‘Imran Ayat 182
Dalam Al-Qur’an, Allah menjelaskan bahwa azab yang menimpa orang-orang fasik dan munafik, termasuk sebagian kalangan Yahudi yang menentang wahyu-Nya, adalah akibat dari perbuatan buruk mereka sendiri. Mereka melakukan berbagai tindakan yang dilarang oleh Allah, seperti membunuh nabi-nabi-Nya, melanggar janji-janji, bersikap kikir dengan harta, memakan yang haram, berkata bohong, menerima suap, dan melakukan banyak perbuatan fasik lainnya. Allah tidak menzalimi siapapun; setiap orang menerima balasan sesuai dengan amal perbuatannya.
Bagi mereka yang beramal saleh, yang menaati perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, mereka akan mendapatkan balasan yang baik, yaitu kebahagiaan di surga. Sebaliknya, bagi mereka yang mengingkari perintah Allah dan melakukan keburukan, mereka akan mendapatkan balasan yang sangat pedih, yaitu azab yang mengerikan di neraka.
Allah menegaskan bahwa azab yang pedih yang menimpa kaum Yahudi dan kelompok yang sejenis adalah akibat langsung dari perbuatan mereka sendiri. Di dunia, mereka telah mengingkari kebenaran, menyebut Allah sebagai Tuhan yang fakir, membunuh nabi-nabi-Nya, melakukan perbuatan fasik, serta berbagai maksiat lainnya. Semua perbuatan buruk ini tidak akan dibiarkan begitu saja oleh Allah. Allah adalah Tuhan yang Maha Adil, dan setiap amal perbuatan akan mendapatkan balasan yang setimpal.
Allah juga menegaskan bahwa Dia tidak akan menganiaya hamba-Nya. Setiap orang akan diperlakukan sesuai dengan perbuatan mereka. Bagi yang berbuat baik, Allah memberikan balasan yang baik pula, yaitu surga. Sebaliknya, bagi yang berbuat buruk, mereka akan mendapat balasan yang buruk pula, yaitu neraka.
Dalam sebuah ayat, Allah berfirman, “Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan pula.” (QS. Ar-Rahman: 55:60). Ini menunjukkan bahwa setiap amal baik akan mendapat ganjaran yang setimpal, yaitu kebahagiaan dan kedamaian di surga. Sedangkan perbuatan buruk akan mendapat balasan yang setimpal berupa azab yang pedih di neraka.
Allah juga mengingatkan bahwa orang-orang yang berbuat keburukan tidak akan diperlakukan sama seperti orang yang beriman dan mengerjakan amal baik. Orang-orang yang melakukan kejahatan dan kekafiran tidak akan mendapatkan balasan yang sama dengan orang-orang yang bertakwa dan beriman. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman, “Apakah orang-orang yang melakukan kejahatan itu mengira bahwa Kami akan memperlakukan mereka seperti orang-orang yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, yaitu sama dalam kehidupan dan kematian mereka? Alangkah buruknya penilaian mereka itu.” (QS. Al-Jasiyah: 45:21).
Peringatan ini mengajarkan bahwa kehidupan di dunia ini tidaklah abadi dan tidak ada yang bisa menutupi akibat dari perbuatan buruk. Setiap amal akan ada balasannya, dan mereka yang beriman serta taat kepada Allah akan mendapatkan kehidupan yang lebih baik, baik di dunia maupun di akhirat.
Dalam hidup ini, setiap perbuatan kita akan mendapat balasan yang setimpal. Mereka yang melanggar perintah Allah dan berbuat kejahatan akan mendapat azab yang pedih, sedangkan mereka yang beriman, beramal saleh, dan mengikuti jalan Allah akan menerima balasan yang baik, yaitu kebahagiaan di surga. Allah Maha Adil dan tidak akan menzalimi hamba-Nya. Oleh karena itu, kita harus selalu menjaga amal perbuatan kita, mengikuti perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya, agar mendapat balasan yang baik di dunia dan di akhirat.
Gambar Surat Ali Imran Ayat 182
Asbabun Nuzul Quran Surat Ali 'Imran
Surah Ali Imran (bahasa Arab: آل عمران) , Āli-'Imrān, "Keluarga 'Imran") adalah surah ke-3 Al-Qur'an. Surah ini adalah salah satu surah Madaniyah.
Asbabun Nuzul (سباب النزول) secara harfiah berarti sebab-sebab turunnya (wahyu). Istilah ini merujuk pada peristiwa atau kejadian yang melatarbelakangi turunnya ayat-ayat tertentu di dalam Al-Qur'an.
Surat Ali Imran adalah surat ke-3 dalam Al-Qur'an, yang terdiri dari 200 ayat. ) Membaca surat ini akan membuka jendela untuk memahami maknanya sekaligus hikmah di baliknya Ada beberapa sebab turunnya surat Ali 'Imran yang diidentifikasi oleh para ahli tafsir.
Tujuan Penulisan
Surat Ali Imran ditulis untuk memberikan bimbingan kepada umat Islam pada masa itu dan untuk seluruh umat manusia, baik pada masa lalu maupun masa yang akan datang.
Surat ini memberikan petunjuk yang jelas mengenai ajaran Islam serta memberikan pemahaman tentang keyakinan, prinsip-prinsip moral, dan pedoman hukum bagi umat Islam.
Selain itu juga memperkuat iman para sahabat Nabi Muhammad SAW dengan mengingatkan mereka tentang keesaan Allah SWT, sifat-sifat-Nya yang sempurna, dan kekuatan-Nya yang tak tertandingi.
Kapan Surat Ini Ditulis?
Surat Ali Imran diturunkan pada tahun 9 Hijriyah di Kota Madinah sehingga masuk dalam golongan Surat Madaniyyah.
Surat Ali Imran diturunkan pada periode awal dakwah Islam, di kota Mekah dan Madinah, sekitar tahun 620-623 Masehi, saat Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabatnya sedang menghadapi tantangan besar dari musuh-musuh Islam.
Meski ada perbedaan tapi sebagian besar ulama berpendapat bahwa surat ini diturunkan secara bertahap di Madinah setelah hijrahnya Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) dari Mekkah.
Siapa yang Menulis Surat Ini?
Surat Ali Imran, seperti seluruh Al-Qur'an, diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) melalui perantara malaikat Jibril AS.
Oleh karena itu, Nabi Muhammad ﷺ bukanlah penulis Al-Qur'an, tetapi penerima wahyu.
Tujuan Turun Surat Ali Imran
Surat Ali Imran turun sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh umat Islam serta dalam konteks peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa itu.
Salah satu tujuan utama turunnya surat ini adalah untuk memberikan dorongan dan semangat kepada kaum Muslimin yang tengah menghadapi cobaan dan tantangan dalam menyebarkan ajaran Islam di tengah-tengah perlawanan dan penindasan dari pihak musuh.
Surat Ali Imran juga diturunkan untuk menjawab berbagai pertanyaan dan perdebatan yang muncul dari para ahli kitab, seperti Yahudi dan Nasrani, terkait dengan kenabian Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) dan kebenaran Islam.
Dengan demikian, Asbabun Nuzul Quran Surat Ali Imran memberikan kita pemahaman yang lebih dalam tentang konteks dan tujuan turunnya surat tersebut, serta pentingnya pesan-pesan yang terkandung di dalamnya bagi umat Islam pada masa lalu maupun masa kini.