اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ
inna fī khalqis-samāwāti wal-arḍi wakhtilāfil-laili wan-nahāri la’āyātil li’ulil-albāb(i).
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,
Audio Q.S. Ali ‘Imran Ayat 190
Tafsir Surat Ali ‘Imran Ayat 190
Tafsir Wajiz
Setelah membahas keburukan-keburukan orang Yahudi dan menegaskan bahwa langit dan bumi adalah milik Allah, ayat ini menganjurkan kita untuk mengenali keagungan, kemuliaan, dan kebesaran-Nya.
Dalam penciptaan benda-benda angkasa seperti matahari, bulan, planet-planet, dan gugusan bintang, serta perputaran bumi yang terhampar luas untuk manusia, dan pergantian malam dan siang, semuanya terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang berakal, yaitu mereka yang memiliki akal murni tanpa kerancuan.
Tafsir Tahlili
Diriwayatkan dari Aisyah r.a. bahwa Rasulullah saw pernah berkata, “Wahai Aisyah, malam ini aku ingin beribadah kepada Allah.” Aisyah menjawab, “Aku senang jika Rasulullah berada di sampingku, namun jika engkau ingin beribadah, aku tidak keberatan.” Rasulullah kemudian bangun, berwudu, dan salat. Beliau menangis hingga air matanya membasahi kainnya, merenungkan ayat Al-Qur’an yang dibacanya. Setelah salat, beliau duduk memuji Allah dan kembali menangis.
Ketika Bilal datang untuk azan subuh dan melihat Nabi menangis, ia bertanya, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau menangis padahal Allah telah mengampuni dosamu yang terdahulu dan yang akan datang?”
Nabi menjawab, “Apakah aku tidak pantas bersyukur kepada Allah? Bagaimana aku tidak menangis? Malam ini Allah menurunkan ayat kepadaku.” Beliau menambahkan, “Sungguh celakalah orang yang membaca ini dan tidak merenungkan maknanya.”
Memikirkan pergantian siang dan malam, terbit dan terbenamnya matahari, semuanya menunjukkan kebesaran dan kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal. Memikirkan terciptanya langit dan bumi, serta pergantian siang dan malam yang teratur bagi kehidupan manusia adalah tantangan bagi kaum intelektual beriman.
Mereka diharapkan menjelaskan fenomena alam ini secara akademis sehingga disimpulkan bahwa Tuhan tidak menciptakan semua itu dengan sia-sia.
Gambar Surat Ali Imran Ayat 190
Asbabun Nuzul Quran Surat Ali 'Imran
Surah Ali Imran (bahasa Arab: آل عمران) , Āli-'Imrān, "Keluarga 'Imran") adalah surah ke-3 Al-Qur'an. Surah ini adalah salah satu surah Madaniyah.
Asbabun Nuzul (سباب النزول) secara harfiah berarti sebab-sebab turunnya (wahyu). Istilah ini merujuk pada peristiwa atau kejadian yang melatarbelakangi turunnya ayat-ayat tertentu di dalam Al-Qur'an.
Surat Ali Imran adalah surat ke-3 dalam Al-Qur'an, yang terdiri dari 200 ayat. ) Membaca surat ini akan membuka jendela untuk memahami maknanya sekaligus hikmah di baliknya Ada beberapa sebab turunnya surat Ali 'Imran yang diidentifikasi oleh para ahli tafsir.
Tujuan Penulisan
Surat Ali Imran ditulis untuk memberikan bimbingan kepada umat Islam pada masa itu dan untuk seluruh umat manusia, baik pada masa lalu maupun masa yang akan datang.
Surat ini memberikan petunjuk yang jelas mengenai ajaran Islam serta memberikan pemahaman tentang keyakinan, prinsip-prinsip moral, dan pedoman hukum bagi umat Islam.
Selain itu juga memperkuat iman para sahabat Nabi Muhammad SAW dengan mengingatkan mereka tentang keesaan Allah SWT, sifat-sifat-Nya yang sempurna, dan kekuatan-Nya yang tak tertandingi.
Kapan Surat Ini Ditulis?
Surat Ali Imran diturunkan pada tahun 9 Hijriyah di Kota Madinah sehingga masuk dalam golongan Surat Madaniyyah.
Surat Ali Imran diturunkan pada periode awal dakwah Islam, di kota Mekah dan Madinah, sekitar tahun 620-623 Masehi, saat Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabatnya sedang menghadapi tantangan besar dari musuh-musuh Islam.
Meski ada perbedaan tapi sebagian besar ulama berpendapat bahwa surat ini diturunkan secara bertahap di Madinah setelah hijrahnya Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) dari Mekkah.
Siapa yang Menulis Surat Ini?
Surat Ali Imran, seperti seluruh Al-Qur'an, diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) melalui perantara malaikat Jibril AS.
Oleh karena itu, Nabi Muhammad ﷺ bukanlah penulis Al-Qur'an, tetapi penerima wahyu.
Tujuan Turun Surat Ali Imran
Surat Ali Imran turun sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh umat Islam serta dalam konteks peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa itu.
Salah satu tujuan utama turunnya surat ini adalah untuk memberikan dorongan dan semangat kepada kaum Muslimin yang tengah menghadapi cobaan dan tantangan dalam menyebarkan ajaran Islam di tengah-tengah perlawanan dan penindasan dari pihak musuh.
Surat Ali Imran juga diturunkan untuk menjawab berbagai pertanyaan dan perdebatan yang muncul dari para ahli kitab, seperti Yahudi dan Nasrani, terkait dengan kenabian Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) dan kebenaran Islam.
Dengan demikian, Asbabun Nuzul Quran Surat Ali Imran memberikan kita pemahaman yang lebih dalam tentang konteks dan tujuan turunnya surat tersebut, serta pentingnya pesan-pesan yang terkandung di dalamnya bagi umat Islam pada masa lalu maupun masa kini.