رَبَّنَا وَاٰتِنَا مَا وَعَدْتَّنَا عَلٰى رُسُلِكَ وَلَا تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ اِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيْعَادَ
rabbanā wa ātinā mā wa‘attanā ‘alā rusulika wa lā tukhzinā yaumal-qiyāmah(ti), innaka lā tukhliful-mī‘ād(a).
Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami melalui rasul-rasul-Mu. Dan janganlah Engkau hinakan kami pada hari Kiamat. Sungguh, Engkau tidak pernah mengingkari janji.”
Audio Q.S. Ali ‘Imran Ayat 194
Tafsir Surat Ali ‘Imran Ayat 194
Dalam kehidupan ini, setiap umat Islam selalu diajarkan untuk memohon kepada Allah dengan penuh harapan dan keyakinan, bahwa segala janji-Nya pasti akan terkabul. Salah satu doa yang sering dipanjatkan adalah doa memohon karunia dari Allah, yang meliputi pahala, ampunan, dan kedekatan dengan-Nya di surga yang penuh kenikmatan.
Doa ini juga mencakup permohonan agar tidak dihina di hadapan semua saksi pada hari kiamat, ketika seluruh umat manusia akan dikumpulkan.
Memohon Pahala dan Ampunan
Doa ini mengungkapkan permohonan seorang hamba kepada Allah untuk diberikan apa yang telah dijanjikan-Nya melalui para rasul, yaitu pahala yang besar, ampunan dari segala dosa, serta tempat yang mulia di surga. Allah yang Maha Bijaksana tidak pernah mengingkari janji-Nya, dan segala yang dijanjikan-Nya adalah kebenaran yang pasti. Oleh karena itu, hamba yang beriman selalu menantikan dengan penuh keyakinan apa yang telah Allah kabarkan dalam kitab-Nya, Al-Qur’an.
Mengingat Janji-Janjinya di Dunia dan Akhirat
Dalam doa ini, seorang hamba juga mengingat janji-janji Allah yang telah disampaikan melalui ayat-ayat Al-Qur’an. Allah menjanjikan kemenangan dan pertolongan bagi orang-orang yang taat kepada-Nya dan berjuang di jalan-Nya. Allah berfirman dalam Surah Al-Nur (24:55) bahwa orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan akan diberikan kekuasaan di bumi.
Selain itu, Allah juga menjanjikan surga yang penuh kenikmatan bagi orang-orang yang beriman, sebagaimana terkandung dalam Surah At-Taubah (9:72). Janji-janji ini menjadi harapan besar bagi setiap Muslim, baik di dunia maupun di akhirat.
Mengharapkan Kemenangan dan Pertolongan Allah
Doa ini juga mengandung permohonan agar kita tetap diberi kekuatan untuk selalu mematuhi perintah Allah, agar kita dapat meraih kemenangan yang telah Allah janjikan. Dalam Surah Muhammad (47:7), Allah berfirman, “Jika kamu menolong agama Allah, niscaya Allah akan menolongmu.” Janji ini menguatkan keyakinan umat Islam bahwa dengan menegakkan agama-Nya, Allah akan selalu memberikan pertolongan dan kemenangan di dunia dan di akhirat.
Berkeyakinan pada Janji Allah
Yang terpenting dalam doa ini adalah keyakinan penuh terhadap janji-janji Allah. Umat Islam diajarkan untuk tidak pernah ragu bahwa Allah tidak akan mengingkari janji-Nya. Seperti yang terkandung dalam Surah At-Tahrim (66:8), “Pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengannya.” Ini menjadi pengingat bagi kita untuk terus berusaha melakukan amal saleh, memenuhi perintah Allah, dan selalu berharap akan kebaikan-Nya.
Gambar Surat Ali Imran Ayat 194
Asbabun Nuzul Quran Surat Ali 'Imran
Surah Ali Imran (bahasa Arab: آل عمران) , Āli-'Imrān, "Keluarga 'Imran") adalah surah ke-3 Al-Qur'an. Surah ini adalah salah satu surah Madaniyah.
Asbabun Nuzul (سباب النزول) secara harfiah berarti sebab-sebab turunnya (wahyu). Istilah ini merujuk pada peristiwa atau kejadian yang melatarbelakangi turunnya ayat-ayat tertentu di dalam Al-Qur'an.
Surat Ali Imran adalah surat ke-3 dalam Al-Qur'an, yang terdiri dari 200 ayat. ) Membaca surat ini akan membuka jendela untuk memahami maknanya sekaligus hikmah di baliknya Ada beberapa sebab turunnya surat Ali 'Imran yang diidentifikasi oleh para ahli tafsir.
Tujuan Penulisan
Surat Ali Imran ditulis untuk memberikan bimbingan kepada umat Islam pada masa itu dan untuk seluruh umat manusia, baik pada masa lalu maupun masa yang akan datang.
Surat ini memberikan petunjuk yang jelas mengenai ajaran Islam serta memberikan pemahaman tentang keyakinan, prinsip-prinsip moral, dan pedoman hukum bagi umat Islam.
Selain itu juga memperkuat iman para sahabat Nabi Muhammad SAW dengan mengingatkan mereka tentang keesaan Allah SWT, sifat-sifat-Nya yang sempurna, dan kekuatan-Nya yang tak tertandingi.
Kapan Surat Ini Ditulis?
Surat Ali Imran diturunkan pada tahun 9 Hijriyah di Kota Madinah sehingga masuk dalam golongan Surat Madaniyyah.
Surat Ali Imran diturunkan pada periode awal dakwah Islam, di kota Mekah dan Madinah, sekitar tahun 620-623 Masehi, saat Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabatnya sedang menghadapi tantangan besar dari musuh-musuh Islam.
Meski ada perbedaan tapi sebagian besar ulama berpendapat bahwa surat ini diturunkan secara bertahap di Madinah setelah hijrahnya Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) dari Mekkah.
Siapa yang Menulis Surat Ini?
Surat Ali Imran, seperti seluruh Al-Qur'an, diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) melalui perantara malaikat Jibril AS.
Oleh karena itu, Nabi Muhammad ﷺ bukanlah penulis Al-Qur'an, tetapi penerima wahyu.
Tujuan Turun Surat Ali Imran
Surat Ali Imran turun sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh umat Islam serta dalam konteks peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa itu.
Salah satu tujuan utama turunnya surat ini adalah untuk memberikan dorongan dan semangat kepada kaum Muslimin yang tengah menghadapi cobaan dan tantangan dalam menyebarkan ajaran Islam di tengah-tengah perlawanan dan penindasan dari pihak musuh.
Surat Ali Imran juga diturunkan untuk menjawab berbagai pertanyaan dan perdebatan yang muncul dari para ahli kitab, seperti Yahudi dan Nasrani, terkait dengan kenabian Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) dan kebenaran Islam.
Dengan demikian, Asbabun Nuzul Quran Surat Ali Imran memberikan kita pemahaman yang lebih dalam tentang konteks dan tujuan turunnya surat tersebut, serta pentingnya pesan-pesan yang terkandung di dalamnya bagi umat Islam pada masa lalu maupun masa kini.