قُلْ اِنْ تُخْفُوْا مَا فِيْ صُدُوْرِكُمْ اَوْ تُبْدُوْهُ يَعْلَمْهُ اللّٰهُ ۗوَيَعْلَمُ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
qul in tukhfū mā fī ṣudūrikum au tubdūhu ya‘lamhullāh(u), wa ya‘lamu mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ(i), wallāhu ‘alā kulli syai’in qadīr(un).
Katakanlah, “Jika kamu sembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu nyatakan, Allah pasti mengetahuinya.” Dia mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.
Tafsir Surat Ali ‘Imran Ayat 29
Ayat ini memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan pesan kepada kaumnya. Pesan tersebut menjelaskan bahwa Allah SWT mengetahui segala sesuatu, termasuk pikiran dan perasaan yang tersimpan di dalam hati manusia. Tidak ada yang luput dari pengetahuan Allah SWT, baik yang terucapkan maupun yang tersembunyi.
Allah SWT Maha Mengetahui (Al-Alim). Dia mengetahui segala sesuatu yang terjadi di alam semesta, termasuk hal-hal yang tersembunyi di dalam hati manusia.
Ayat ini menjadi peringatan bagi manusia untuk senantiasa jujur dan menjauhi kebohongan. Allah SWT mengetahui semua niat dan motivasi kita, meskipun kita berusaha menyembunyikannya.
Mengetahui isi hati manusia, Allah SWT akan meminta pertanggungjawaban atas segala perbuatan yang dilakukan berdasarkan niat dan motivasi tersebut.
Beberapa tafsir menyebutkan ayat ini sebagai peringatan bagi kaum Muslim yang pada saat itu menjalin hubungan dekat dengan orang-orang kafir. Hubungan tersebut, baik didasari rasa suka maupun sebagai bentuk taqiyyah (berpura-pura), diketahui oleh Allah SWT.
Tafsir lain menyebutkan ayat ini berkaitan dengan kaum Muslim yang merahasiakan permintaan bantuan mereka kepada musuh. Allah SWT mengetahui hal tersebut dan akan memberikan balasan sesuai dengan perbuatan mereka.
Surat Ali Imran Ayat 29 fokus pada pentingnya kejujuran dan kesadaran bahwa Allah SWT mengetahui segala sesuatu. Ayat ini menjadi pengingat untuk senantiasa memperbaiki niat dan motivasi kita dalam berbuat.
Asbabun Nuzul Quran Surat Ali 'Imran
Surah Ali Imran (bahasa Arab: آل عمران) , Āli-'Imrān, "Keluarga 'Imran") adalah surah ke-3 Al-Qur'an. Surah ini adalah salah satu surah Madaniyah.
Asbabun Nuzul (سباب النزول) secara harfiah berarti sebab-sebab turunnya (wahyu). Istilah ini merujuk pada peristiwa atau kejadian yang melatarbelakangi turunnya ayat-ayat tertentu di dalam Al-Qur'an.
Surat Ali Imran adalah surat ke-3 dalam Al-Qur'an, yang terdiri dari 200 ayat. ) Membaca surat ini akan membuka jendela untuk memahami maknanya sekaligus hikmah di baliknya Ada beberapa sebab turunnya surat Ali 'Imran yang diidentifikasi oleh para ahli tafsir.
Tujuan Penulisan
Surat Ali Imran ditulis untuk memberikan bimbingan kepada umat Islam pada masa itu dan untuk seluruh umat manusia, baik pada masa lalu maupun masa yang akan datang.
Surat ini memberikan petunjuk yang jelas mengenai ajaran Islam serta memberikan pemahaman tentang keyakinan, prinsip-prinsip moral, dan pedoman hukum bagi umat Islam.
Selain itu juga memperkuat iman para sahabat Nabi Muhammad SAW dengan mengingatkan mereka tentang keesaan Allah SWT, sifat-sifat-Nya yang sempurna, dan kekuatan-Nya yang tak tertandingi.
Kapan Surat Ini Ditulis?
Surat Ali Imran diturunkan pada tahun 9 Hijriyah di Kota Madinah sehingga masuk dalam golongan Surat Madaniyyah.
Surat Ali Imran diturunkan pada periode awal dakwah Islam, di kota Mekah dan Madinah, sekitar tahun 620-623 Masehi, saat Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabatnya sedang menghadapi tantangan besar dari musuh-musuh Islam.
Meski ada perbedaan tapi sebagian besar ulama berpendapat bahwa surat ini diturunkan secara bertahap di Madinah setelah hijrahnya Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) dari Mekkah.
Siapa yang Menulis Surat Ini?
Surat Ali Imran, seperti seluruh Al-Qur'an, diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) melalui perantara malaikat Jibril AS.
Oleh karena itu, Nabi Muhammad ﷺ bukanlah penulis Al-Qur'an, tetapi penerima wahyu.
Tujuan Turun Surat Ali Imran
Surat Ali Imran turun sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh umat Islam serta dalam konteks peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa itu.
Salah satu tujuan utama turunnya surat ini adalah untuk memberikan dorongan dan semangat kepada kaum Muslimin yang tengah menghadapi cobaan dan tantangan dalam menyebarkan ajaran Islam di tengah-tengah perlawanan dan penindasan dari pihak musuh.
Surat Ali Imran juga diturunkan untuk menjawab berbagai pertanyaan dan perdebatan yang muncul dari para ahli kitab, seperti Yahudi dan Nasrani, terkait dengan kenabian Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) dan kebenaran Islam.
Dengan demikian, Asbabun Nuzul Quran Surat Ali Imran memberikan kita pemahaman yang lebih dalam tentang konteks dan tujuan turunnya surat tersebut, serta pentingnya pesan-pesan yang terkandung di dalamnya bagi umat Islam pada masa lalu maupun masa kini.