قُلْ اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ ۚ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَاِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْكٰفِرِيْنَ
qul aṭī‘ullāha war-rasūl(a), fa’in tawallau fa innallāha lā yuḥibbul-kāfirīn(a).

Katakanlah (Muhammad), “Taatilah Allah dan Rasul. Jika kamu berpaling, ketahuilah bahwa Allah tidak menyukai orang-orang kafir.

Tafsir Surat Ali ‘Imran Ayat 32

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an (QS Ali Imran: 31), “Katakanlah wahai Muhammad kepada orang-orang yang beriman, ‘Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku (Rasulullah Muhammad SAW)’. Dengan mengikuti ajaran dan sunnahku, Allah akan melimpahkan cinta dan ampunan-Nya kepadamu.

Ayat ini menekankan bahwa cinta kepada Allah tidak cukup hanya dengan ucapan, tetapi harus dibuktikan dengan ketaatan kepada Rasul-Nya. Ketaatan ini meliputi menjalankan semua perintah Allah yang disampaikan melalui Nabi Muhammad, menjauhi larangan-Nya, dan mengikuti sunnah-sunnah beliau.

Ayat berikutnya (QS Ali Imran: 32) menjelaskan konsekuensi bagi mereka yang mengaku mencintai Allah namun tidak taat kepada Rasul-Nya:

Katakanlah kepada mereka, ‘Taatilah Allah dan taatilah Rasul.’ Jika mereka berpaling, maka ketahuilah bahwa Allah tidak menyukai orang-orang yang kafir.”

Ayat ini menegaskan bahwa ketaatan kepada Rasul merupakan bagian integral dari ketaatan kepada Allah. Orang yang mengaku mencintai Allah namun tidak taat kepada Rasul, pada hakikatnya tidak mencintai Allah dengan benar.

Dikutip dari riwayat, saat Nabi Muhammad SAW menyampaikan ayat 31, Abdullah bin Ubay menuding beliau menyamakan ketaatan kepada Rasul dengan ketaatan kepada Allah. Hal ini ditanggapi Allah dengan menurunkan ayat 32.

Ayat 32 menjelaskan bahwa taat kepada Rasul adalah wujud ketaatan kepada Allah. Rasul membawa ajaran dan petunjuk dari Allah, sehingga dengan mentaati Rasul, kita juga mentaati Allah.

Kedua ayat ini menekankan pentingnya ketaatan kepada Rasul sebagai bukti cinta kepada Allah. Mengaku mencintai Allah namun tidak taat kepada Rasul adalah kontradiksi dan tidak diterima oleh Allah.

Asbabun Nuzul Quran Surat Ali 'Imran

Surah Ali Imran (bahasa Arab: آل عمران) , Āli-'Imrān, "Keluarga 'Imran") adalah surah ke-3 Al-Qur'an. Surah ini adalah salah satu surah Madaniyah.

Asbabun Nuzul (سباب النزول) secara harfiah berarti sebab-sebab turunnya (wahyu). Istilah ini merujuk pada peristiwa atau kejadian yang melatarbelakangi turunnya ayat-ayat tertentu di dalam Al-Qur'an.

Surat Ali Imran adalah surat ke-3 dalam Al-Qur'an, yang terdiri dari 200 ayat. ) Membaca surat ini akan membuka jendela untuk memahami maknanya sekaligus hikmah di baliknya Ada beberapa sebab turunnya surat Ali 'Imran yang diidentifikasi oleh para ahli tafsir.

Tujuan Penulisan 

Surat Ali Imran ditulis untuk memberikan bimbingan kepada umat Islam pada masa itu dan untuk seluruh umat manusia, baik pada masa lalu maupun masa yang akan datang.

Surat ini memberikan petunjuk yang jelas mengenai ajaran Islam serta memberikan pemahaman tentang keyakinan, prinsip-prinsip moral, dan pedoman hukum bagi umat Islam.

Selain itu juga memperkuat iman para sahabat Nabi Muhammad SAW dengan mengingatkan mereka tentang keesaan Allah SWT, sifat-sifat-Nya yang sempurna, dan kekuatan-Nya yang tak tertandingi.

Kapan Surat Ini Ditulis?

Surat Ali Imran diturunkan pada tahun 9 Hijriyah di Kota Madinah sehingga masuk dalam golongan Surat Madaniyyah.

Surat Ali Imran diturunkan pada periode awal dakwah Islam, di kota Mekah dan Madinah, sekitar tahun 620-623 Masehi, saat Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabatnya sedang menghadapi tantangan besar dari musuh-musuh Islam.

Meski ada perbedaan tapi sebagian besar ulama berpendapat bahwa surat ini diturunkan secara bertahap di Madinah setelah hijrahnya Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) dari Mekkah.

Siapa yang Menulis Surat Ini?

Surat Ali Imran, seperti seluruh Al-Qur'an, diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) melalui perantara malaikat Jibril AS.

Oleh karena itu, Nabi Muhammad ﷺ bukanlah penulis Al-Qur'an, tetapi penerima wahyu.

Tujuan Turun Surat Ali Imran

Surat Ali Imran turun sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh umat Islam serta dalam konteks peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa itu.

Salah satu tujuan utama turunnya surat ini adalah untuk memberikan dorongan dan semangat kepada kaum Muslimin yang tengah menghadapi cobaan dan tantangan dalam menyebarkan ajaran Islam di tengah-tengah perlawanan dan penindasan dari pihak musuh.

Surat Ali Imran juga diturunkan untuk menjawab berbagai pertanyaan dan perdebatan yang muncul dari para ahli kitab, seperti Yahudi dan Nasrani, terkait dengan kenabian Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) dan kebenaran Islam.

Dengan demikian, Asbabun Nuzul Quran Surat Ali Imran memberikan kita pemahaman yang lebih dalam tentang konteks dan tujuan turunnya surat tersebut, serta pentingnya pesan-pesan yang terkandung di dalamnya bagi umat Islam pada masa lalu maupun masa kini.

 

Author

Seorang guru honorer yang tak mau naik jabatan PNS. Aktif memberikan edukasi lewat berbagai konten dan forum akademisi sambil berharap mampu merubah tingkat literasi masyarakat Indonesia.Pekerjaan: Influencer Media Sosial dan Tenaga Pengajar (Guru).

Write A Comment