ذٰلِكَ مِنْ اَنْۢبَاۤءِ الْغَيْبِ نُوْحِيْهِ اِلَيْكَ ۗوَمَا كُنْتَ لَدَيْهِمْ اِذْ يُلْقُوْنَ اَقْلَامَهُمْ اَيُّهُمْ يَكْفُلُ مَرْيَمَۖ وَمَا كُنْتَ لَدَيْهِمْ اِذْ يَخْتَصِمُوْنَ
Żālika min ambā’il-gaibi nūḥīhi ilaik(a), wa mā kunta ladaihim iż yulqūna aqlāmahum ayyuhum yakfulu maryam(a), wa mā kunta ladaihim iż yakhtaṣimūn(a).

Itulah sebagian dari berita-berita gaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), padahal engkau tidak bersama mereka ketika mereka melemparkan pena mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan engkau pun tidak bersama mereka ketika mereka bertengkar.

Audio Q.S. Ali ‘Imran Ayat 44

Tafsir dari Berbagai Mufassirin

Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah menceritakan kisah tentang Zakaria dan Maryam sebagai bagian dari berita-berita gaib yang diberikan kepada Nabi Muhammad. Nabi Muhammad tidak hadir bersama mereka ketika mereka melakukan undian untuk menentukan siapa yang akan mengasuh Maryam. Dia tidak hadir ketika mereka bersengketa tentang pengasuhan Maryam.

Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta’dzhim al-Qur’an

Ayat 44 menjelaskan bahwa Allah menceritakan kisah tentang Zakaria dan Maryam sebagai bagian dari berita-berita gaib yang diberikan kepada Nabi Muhammad. Nabi Muhammad tidak hadir bersama mereka ketika mereka melakukan undian untuk menentukan siapa yang akan mengasuh Maryam. Dia tidak hadir ketika mereka bersengketa tentang pengasuhan Maryam.

Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh

Ali Imran ayat 44 menjelaskan bahwa Allah menceritakan kisah tentang Zakaria dan Maryam sebagai bagian dari berita-berita gaib yang diberikan kepada Nabi Muhammad. Nabi Muhammad tidak hadir bersama mereka ketika mereka melakukan undian untuk menentukan siapa yang akan mengasuh Maryam. Dia tidak hadir ketika mereka bersengketa tentang pengasuhan Maryam.

Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas)

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah menceritakan kisah tentang Zakaria dan Maryam sebagai bagian dari berita-berita gaib yang diberikan kepada Nabi Muhammad. Nabi Muhammad tidak hadir bersama mereka ketika mereka melakukan undian untuk menentukan siapa yang akan mengasuh Maryam. Dia tidak hadir ketika mereka bersengketa tentang pengasuhan Maryam.

Penafsiran ayat ini menegaskan bahwa Allah memberikan berita-berita dari ghaib kepada Nabi Muhammad untuk menguatkan kenabian beliau dan meyakinkan umat tentang kebenaran ajaran Islam. Nabi Muhammad tidak hadir secara fisik pada saat peristiwa ini terjadi, tetapi Allah memberikan wahyu kepada beliau untuk mengetahui secara pasti apa yang terjadi di masa lampau.

Ayat ini juga menunjukkan bahwa kebenaran kenabian Muhammad disampaikan melalui wahyu Allah yang mencakup berita-berita yang tidak diketahui atau tidak terjangkau oleh manusia secara biasa. Ini adalah salah satu bukti dari mukjizat Al-Qur’an yang memberikan informasi yang akurat tentang masa lalu dan tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi.

Tafsir Ali ‘Imran Ayat 44 menjelaskan bahwa Allah menceritakan kisah tentang Zakaria dan Maryam sebagai bagian dari berita-berita gaib yang diberikan kepada Nabi Muhammad. Nabi Muhammad tidak hadir bersama mereka ketika mereka melakukan undian untuk menentukan siapa yang akan mengasuh Maryam. Dia tidak hadir ketika mereka bersengketa tentang pengasuhan Maryam.

Asbabun Nuzul Quran Surat Ali 'Imran

Surah Ali Imran (bahasa Arab: آل عمران) , Āli-'Imrān, "Keluarga 'Imran") adalah surah ke-3 Al-Qur'an. Surah ini adalah salah satu surah Madaniyah.

Asbabun Nuzul (سباب النزول) secara harfiah berarti sebab-sebab turunnya (wahyu). Istilah ini merujuk pada peristiwa atau kejadian yang melatarbelakangi turunnya ayat-ayat tertentu di dalam Al-Qur'an.

Surat Ali Imran adalah surat ke-3 dalam Al-Qur'an, yang terdiri dari 200 ayat. ) Membaca surat ini akan membuka jendela untuk memahami maknanya sekaligus hikmah di baliknya Ada beberapa sebab turunnya surat Ali 'Imran yang diidentifikasi oleh para ahli tafsir.

Tujuan Penulisan 

Surat Ali Imran ditulis untuk memberikan bimbingan kepada umat Islam pada masa itu dan untuk seluruh umat manusia, baik pada masa lalu maupun masa yang akan datang.

Surat ini memberikan petunjuk yang jelas mengenai ajaran Islam serta memberikan pemahaman tentang keyakinan, prinsip-prinsip moral, dan pedoman hukum bagi umat Islam.

Selain itu juga memperkuat iman para sahabat Nabi Muhammad SAW dengan mengingatkan mereka tentang keesaan Allah SWT, sifat-sifat-Nya yang sempurna, dan kekuatan-Nya yang tak tertandingi.

Kapan Surat Ini Ditulis?

Surat Ali Imran diturunkan pada tahun 9 Hijriyah di Kota Madinah sehingga masuk dalam golongan Surat Madaniyyah.

Surat Ali Imran diturunkan pada periode awal dakwah Islam, di kota Mekah dan Madinah, sekitar tahun 620-623 Masehi, saat Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabatnya sedang menghadapi tantangan besar dari musuh-musuh Islam.

Meski ada perbedaan tapi sebagian besar ulama berpendapat bahwa surat ini diturunkan secara bertahap di Madinah setelah hijrahnya Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) dari Mekkah.

Siapa yang Menulis Surat Ini?

Surat Ali Imran, seperti seluruh Al-Qur'an, diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) melalui perantara malaikat Jibril AS.

Oleh karena itu, Nabi Muhammad ﷺ bukanlah penulis Al-Qur'an, tetapi penerima wahyu.

Tujuan Turun Surat Ali Imran

Surat Ali Imran turun sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh umat Islam serta dalam konteks peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa itu.

Salah satu tujuan utama turunnya surat ini adalah untuk memberikan dorongan dan semangat kepada kaum Muslimin yang tengah menghadapi cobaan dan tantangan dalam menyebarkan ajaran Islam di tengah-tengah perlawanan dan penindasan dari pihak musuh.

Surat Ali Imran juga diturunkan untuk menjawab berbagai pertanyaan dan perdebatan yang muncul dari para ahli kitab, seperti Yahudi dan Nasrani, terkait dengan kenabian Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) dan kebenaran Islam.

Dengan demikian, Asbabun Nuzul Quran Surat Ali Imran memberikan kita pemahaman yang lebih dalam tentang konteks dan tujuan turunnya surat tersebut, serta pentingnya pesan-pesan yang terkandung di dalamnya bagi umat Islam pada masa lalu maupun masa kini.

 

Author

Seorang guru honorer yang tak mau naik jabatan PNS. Aktif memberikan edukasi lewat berbagai konten dan forum akademisi sambil berharap mampu merubah tingkat literasi masyarakat Indonesia.Pekerjaan: Influencer Media Sosial dan Tenaga Pengajar (Guru).

Write A Comment