وَيُكَلِّمُ النَّاسَ فِى الْمَهْدِ وَكَهْلًا وَّمِنَ الصّٰلِحِيْنَ
wa yukallimun nāsa fil-mahdi wa kahlaw wa minaṣ-ṣāliḥīn(a).

dan dia berbicara dengan manusia (sewaktu) dalam buaian dan ketika sudah dewasa, dan dia termasuk di antara orang-orang saleh.”

Audio Q.S. Ali ‘Imran Ayat 46

Tafsir Surat Ali ‘Imran Ayat 46

Ayat ini menerangkan salah satu mukjizat Nabi Isa ‘Alaihissalam, yaitu kemampuannya berbicara dengan manusia sejak ia masih bayi dalam buaian. Hal ini merupakan bukti kenabiannya dan menjadikannya berbeda dari manusia biasa.

Tafsir dari Berbagai Mufassirin

Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia:

Isa berbicara dengan manusia ketika masih menyusu dan belum waktunya untuk berkata-kata. Dia juga berbicara dengan manusia ketika sudah dewasa dan telah terkumpul kekuatannya serta telah sempurna kedewasaannya dengan sesuatu yang wahyukan kepadanya. Dia termasuk orang-orang yang shalih dan memiliki keutamaan dalam ucapan dan amalnya.

Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta’dzhim al-Qur’an:

Ayat ini termasuk kelebihan Isa di dunia, yaitu dapat berbicara ketika masih menyusu dengan perkataan yang disebutkan dalam Surat Maryam ayat 30-33.

Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili:

Dia berbicara dengan manusia ketika masih dalam buaian dan ketika sudah dewasa. Berbicara dengan manusia adalah dua keadaan, yakni dengan wahyu dan risalah. Dia adalah termasuk orang-orang yang saleh.

Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih:

Dia berbicara dengan manusia ketika dalam buaian dan dewasa. Keadaannya masih bayi dalam buaian dan keadaannya dewasa dengan membawa wahyu dan risalah. Dia termasuk orang-orang shalih.

Tafsir as-Sa’di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di:

Dia berbicara dengan manusia ketika masih bayi dan ketika sudah dewasa. Dia termasuk di antara orang-orang shalih.

Kalam:

Ayat ini menjelaskan mukjizat Nabi Isa. Dia berbicara dengan manusia ketika masih bayi dalam buaian ibundanya dengan perkataan yang jelas dan bisa dipahami layaknya orang dewasa, dan ketika sudah dewasa, yang seakan kedua masa tersebut tidak berjarak. Dia termasuk di antara orang-orang saleh.

Tafsir Ali ‘Imran Ayat 46 menjelaskan bahwa Nabi Isa berbicara dengan manusia ketika masih bayi dalam buaian ibundanya dan ketika sudah dewasa. Dia termasuk orang-orang yang saleh dan memiliki keistimewaan dalam berbicara, seperti dapat berkata bijak dan dipahami sejak masih bayi hingga usia tua tanpa perbedaan antara masa kanak-kanak dan masa tuanya.

Gambar Surat Ali Imran ayat 46

Gambar Surat Ali Imran ayat 46

Asbabun Nuzul Quran Surat Ali 'Imran

Surah Ali Imran (bahasa Arab: آل عمران) , Āli-'Imrān, "Keluarga 'Imran") adalah surah ke-3 Al-Qur'an. Surah ini adalah salah satu surah Madaniyah.

Asbabun Nuzul (سباب النزول) secara harfiah berarti sebab-sebab turunnya (wahyu). Istilah ini merujuk pada peristiwa atau kejadian yang melatarbelakangi turunnya ayat-ayat tertentu di dalam Al-Qur'an.

Surat Ali Imran adalah surat ke-3 dalam Al-Qur'an, yang terdiri dari 200 ayat. ) Membaca surat ini akan membuka jendela untuk memahami maknanya sekaligus hikmah di baliknya Ada beberapa sebab turunnya surat Ali 'Imran yang diidentifikasi oleh para ahli tafsir.

Tujuan Penulisan 

Surat Ali Imran ditulis untuk memberikan bimbingan kepada umat Islam pada masa itu dan untuk seluruh umat manusia, baik pada masa lalu maupun masa yang akan datang.

Surat ini memberikan petunjuk yang jelas mengenai ajaran Islam serta memberikan pemahaman tentang keyakinan, prinsip-prinsip moral, dan pedoman hukum bagi umat Islam.

Selain itu juga memperkuat iman para sahabat Nabi Muhammad SAW dengan mengingatkan mereka tentang keesaan Allah SWT, sifat-sifat-Nya yang sempurna, dan kekuatan-Nya yang tak tertandingi.

Kapan Surat Ini Ditulis?

Surat Ali Imran diturunkan pada tahun 9 Hijriyah di Kota Madinah sehingga masuk dalam golongan Surat Madaniyyah.

Surat Ali Imran diturunkan pada periode awal dakwah Islam, di kota Mekah dan Madinah, sekitar tahun 620-623 Masehi, saat Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabatnya sedang menghadapi tantangan besar dari musuh-musuh Islam.

Meski ada perbedaan tapi sebagian besar ulama berpendapat bahwa surat ini diturunkan secara bertahap di Madinah setelah hijrahnya Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) dari Mekkah.

Siapa yang Menulis Surat Ini?

Surat Ali Imran, seperti seluruh Al-Qur'an, diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) melalui perantara malaikat Jibril AS.

Oleh karena itu, Nabi Muhammad ﷺ bukanlah penulis Al-Qur'an, tetapi penerima wahyu.

Tujuan Turun Surat Ali Imran

Surat Ali Imran turun sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh umat Islam serta dalam konteks peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa itu.

Salah satu tujuan utama turunnya surat ini adalah untuk memberikan dorongan dan semangat kepada kaum Muslimin yang tengah menghadapi cobaan dan tantangan dalam menyebarkan ajaran Islam di tengah-tengah perlawanan dan penindasan dari pihak musuh.

Surat Ali Imran juga diturunkan untuk menjawab berbagai pertanyaan dan perdebatan yang muncul dari para ahli kitab, seperti Yahudi dan Nasrani, terkait dengan kenabian Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) dan kebenaran Islam.

Dengan demikian, Asbabun Nuzul Quran Surat Ali Imran memberikan kita pemahaman yang lebih dalam tentang konteks dan tujuan turunnya surat tersebut, serta pentingnya pesan-pesan yang terkandung di dalamnya bagi umat Islam pada masa lalu maupun masa kini.

 

Author

Seorang guru honorer yang tak mau naik jabatan PNS. Aktif memberikan edukasi lewat berbagai konten dan forum akademisi sambil berharap mampu merubah tingkat literasi masyarakat Indonesia.Pekerjaan: Influencer Media Sosial dan Tenaga Pengajar (Guru).

Write A Comment