قَالَتْ رَبِّ اَنّٰى يَكُوْنُ لِيْ وَلَدٌ وَّلَمْ يَمْسَسْنِيْ بَشَرٌ ۗ قَالَ كَذٰلِكِ اللّٰهُ يَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُ ۗاِذَا قَضٰٓى اَمْرًا فَاِنَّمَا يَقُوْلُ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ
qālat rabbi annā yakūnu lī waladuw wa lam yamsasnī basyar(un), qāla każālikillāhu yakhluqu mā yasyā'(u), iżā qaḍā amran fa’innamā yaqūlu lahū kun fayakūn(u).
Dia (Maryam) berkata, “Ya Tuhanku, bagaimana mungkin aku akan mempunyai anak, padahal tidak ada seorang laki-laki pun yang menyentuhku?” Dia (Allah) berfirman, “Demikianlah Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki. Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, ‘Jadilah!’ Maka jadilah sesuatu itu.”
Audio Q.S. Ali ‘Imran Ayat 47
Tafsir Surat Ali Imran Ayat 47
Ayat 47 Surat Ali Imran menceritakan dialog antara Maryam dan Allah SWT tentang kelahiran Nabi Isa ‘Alaihissalam. Maryam yang masih perawan, bertanya-tanya bagaimana ia bisa hamil tanpa disentuh oleh laki-laki. Allah SWT menjawab dengan menegaskan bahwa Dia mampu menciptakan apa pun yang Dia kehendaki, termasuk menciptakan Nabi Isa tanpa melalui proses perkawinan biasa.
Tafsir Resmi
Menurut tafsir resmi dari Kementerian Agama Republik Indonesia, ayat ini mengandung beberapa makna penting:
- Kekuasaan Allah SWT – Ayat ini menunjukkan kekuasaan Allah SWT yang tidak terbatas. Dia mampu menciptakan apa pun yang Dia kehendaki, dengan cara apa pun yang Dia inginkan.
- Keajaiban Kelahiran Nabi Isa – Kelahiran Nabi Isa ‘Alaihissalam tanpa melalui proses perkawinan biasa merupakan mukjizat yang menunjukkan kenabiannya dan menegaskan kekuasaan Allah SWT.
- Kemanusiaan Maryam – Maryam digambarkan sebagai wanita yang suci dan taat kepada Allah SWT. Pertanyaannya menunjukkan rasa heran dan kebingungannya, namun dia tetap berserah diri kepada kehendak Allah SWT.
- Keterkaitan dengan Nabi Muhammad SAW – Ayat ini diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai bukti kenabiannya dan untuk memperkuat iman para pengikutnya.
Pelajaran Penting:
- Kita harus selalu beriman kepada kekuasaan Allah SWT yang tidak terbatas.
- Mukjizat Nabi Isa ‘Alaihissalam adalah bukti kenabiannya dan menunjukkan keagungan Allah SWT.
- Kita harus meneladani kesucian dan ketaatan Maryam kepada Allah SWT.
- Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir yang diutus oleh Allah SWT untuk menyampaikan risalah-Nya.
Ayat ini menunjukkan salah satu mukjizat besar dari Allah SWT dalam menciptakan Nabi Isa a.s tanpa ayah secara manusiawi, sebagai bukti kekuasaan-Nya yang tidak terbatas atas segala sesuatu. Ini juga menegaskan keistimewaan Maryam sebagai seorang wanita yang dipilih oleh Allah untuk melahirkan seorang nabi tanpa keterlibatan ayah manusia.
Tafsir resmi dari ayat ini menekankan keagungan Allah dalam menciptakan dan mengatur segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya, serta menunjukkan bahwa mukjizat ini adalah bukti konkret dari kenabian Nabi Isa a.s dalam pandangan Islam.
Gambar Surat Ali Imran ayat 47
Asbabun Nuzul Quran Surat Ali 'Imran
Surah Ali Imran (bahasa Arab: آل عمران) , Āli-'Imrān, "Keluarga 'Imran") adalah surah ke-3 Al-Qur'an. Surah ini adalah salah satu surah Madaniyah.
Asbabun Nuzul (سباب النزول) secara harfiah berarti sebab-sebab turunnya (wahyu). Istilah ini merujuk pada peristiwa atau kejadian yang melatarbelakangi turunnya ayat-ayat tertentu di dalam Al-Qur'an.
Surat Ali Imran adalah surat ke-3 dalam Al-Qur'an, yang terdiri dari 200 ayat. ) Membaca surat ini akan membuka jendela untuk memahami maknanya sekaligus hikmah di baliknya Ada beberapa sebab turunnya surat Ali 'Imran yang diidentifikasi oleh para ahli tafsir.
Tujuan Penulisan
Surat Ali Imran ditulis untuk memberikan bimbingan kepada umat Islam pada masa itu dan untuk seluruh umat manusia, baik pada masa lalu maupun masa yang akan datang.
Surat ini memberikan petunjuk yang jelas mengenai ajaran Islam serta memberikan pemahaman tentang keyakinan, prinsip-prinsip moral, dan pedoman hukum bagi umat Islam.
Selain itu juga memperkuat iman para sahabat Nabi Muhammad SAW dengan mengingatkan mereka tentang keesaan Allah SWT, sifat-sifat-Nya yang sempurna, dan kekuatan-Nya yang tak tertandingi.
Kapan Surat Ini Ditulis?
Surat Ali Imran diturunkan pada tahun 9 Hijriyah di Kota Madinah sehingga masuk dalam golongan Surat Madaniyyah.
Surat Ali Imran diturunkan pada periode awal dakwah Islam, di kota Mekah dan Madinah, sekitar tahun 620-623 Masehi, saat Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabatnya sedang menghadapi tantangan besar dari musuh-musuh Islam.
Meski ada perbedaan tapi sebagian besar ulama berpendapat bahwa surat ini diturunkan secara bertahap di Madinah setelah hijrahnya Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) dari Mekkah.
Siapa yang Menulis Surat Ini?
Surat Ali Imran, seperti seluruh Al-Qur'an, diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) melalui perantara malaikat Jibril AS.
Oleh karena itu, Nabi Muhammad ﷺ bukanlah penulis Al-Qur'an, tetapi penerima wahyu.
Tujuan Turun Surat Ali Imran
Surat Ali Imran turun sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh umat Islam serta dalam konteks peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa itu.
Salah satu tujuan utama turunnya surat ini adalah untuk memberikan dorongan dan semangat kepada kaum Muslimin yang tengah menghadapi cobaan dan tantangan dalam menyebarkan ajaran Islam di tengah-tengah perlawanan dan penindasan dari pihak musuh.
Surat Ali Imran juga diturunkan untuk menjawab berbagai pertanyaan dan perdebatan yang muncul dari para ahli kitab, seperti Yahudi dan Nasrani, terkait dengan kenabian Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) dan kebenaran Islam.
Dengan demikian, Asbabun Nuzul Quran Surat Ali Imran memberikan kita pemahaman yang lebih dalam tentang konteks dan tujuan turunnya surat tersebut, serta pentingnya pesan-pesan yang terkandung di dalamnya bagi umat Islam pada masa lalu maupun masa kini.