رَبَّنَآ اٰمَنَّا بِمَآ اَنْزَلْتَ وَاتَّبَعْنَا الرَّسُوْلَ فَاكْتُبْنَا مَعَ الشّٰهِدِيْنَ
rabbanā āmannā bimā anzalta wattaba‘nar-rasūla faktubnā ma‘asy-syāhidīn(a).
Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang Engkau turunkan dan kami telah mengikuti Rasul, karena itu tetapkanlah kami bersama golongan orang yang memberikan kesaksian.”
Audio Q.S. Ali ‘Imran Ayat 53
Tafsir Surat Ali ‘Imran Ayat 53
Ayat 53 Surat Ali Imran merupakan kelanjutan dari kisah para Hawariyun, pengikut setia Nabi Isa ‘Alaihissalam, yang menunjukkan keteguhan iman dan komitmen mereka dalam memperjuangkan kebenaran. Ayat ini berisi doa mereka kepada Allah SWT, penuh harap dan penuh makna. Mari kita telusuri makna dan tafsir ayat ini lebih dalam:
Para Hawariyun memulai doa mereka dengan pengakuan iman yang teguh, “رَبَّنَآ اٰمَنَّا بِمَآ اَنْزَلْتَ” (Ya Tuhan kami, kami beriman kepada apa yang Engkau turunkan). Hal ini menunjukkan keyakinan mereka yang utuh terhadap kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Isa ‘Alaihissalam dan ajaran yang dibawanya.
Doa mereka dilanjutkan dengan kalimat “وَاتَّبَعْنَا الرَّسُوْلَ” (Dan kami mengikuti Rasul). Ini menunjukkan ketaatan penuh mereka kepada Nabi Isa ‘Alaihissalam dan komitmen mereka untuk mengikuti ajaran beliau.
Puncak dari doa mereka adalah permohonan untuk dicatat sebagai saksi, “فَاكْتُبْنَا مَعَ الشّٰهِدِيْنَ” (Maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi). Permohonan ini menunjukkan kerinduan mereka untuk mendapatkan tempat yang terhormat di sisi Allah SWT dan diakui sebagai pembela kebenaran.
Doa para Hawariyun bukan hanya ungkapan iman dan taat, tetapi juga menunjukkan tekad mereka untuk menyebarkan risalah Nabi Isa ‘Alaihissalam dan memperjuangkan kebenaran, meskipun harus menghadapi berbagai rintangan dan cobaan. Doa mereka menjadi teladan bagi umat manusia untuk selalu teguh dalam iman dan taat kepada Allah SWT dan rasul-Nya.
Ayat ini diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pengingat dan penegasan kenabiannya. Keberadaan Nabi Isa ‘Alaihissalam dan ajarannya, beserta keteguhan iman para Hawariyun, menjadi bukti bahwa Allah SWT senantiasa mengutus nabi-Nya untuk membimbing umat manusia ke jalan yang benar.
Pesan Penting
- Pentingnya memiliki iman yang teguh dan taat kepada Allah SWT dan rasul-Nya.
- Keteladanan para Hawariyun dalam memperjuangkan kebenaran.
- Pentingnya untuk selalu menjadi saksi atas kebenaran dan kebaikan.
- Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir yang diutus oleh Allah SWT untuk menyampaikan risalah-Nya.
Tafsir ini menjelaskan bahwa Isa datang sebagai penguat bagi apa yang ada di depannya dari Taurat, yaitu kitab suci Yahudi. Dia juga datang untuk mengizinkan beberapa hal yang dilarang atas umatnya, sehingga mereka dapat melakukan beberapa hal yang sebelumnya dilarang.
Isa juga datang dengan tanda dari Tuhan, yaitu sebagai tanda kebenaran dan kekuasaan-Nya. Dia meminta kepada umatnya untuk takut kepada Allah dan taat kepada-Nya, dengan cara mengikuti perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-larangan-Nya. Dengan demikian, Isa menunjukkan bahwa dia adalah nabi yang diutus oleh Allah untuk mengajarkan dan mengembalikan umatnya kepada jalan yang benar.
Gambar Surat Ali Imran Ayat 53
Asbabun Nuzul Quran Surat Ali 'Imran
Surah Ali Imran (bahasa Arab: آل عمران) , Āli-'Imrān, "Keluarga 'Imran") adalah surah ke-3 Al-Qur'an. Surah ini adalah salah satu surah Madaniyah.
Asbabun Nuzul (سباب النزول) secara harfiah berarti sebab-sebab turunnya (wahyu). Istilah ini merujuk pada peristiwa atau kejadian yang melatarbelakangi turunnya ayat-ayat tertentu di dalam Al-Qur'an.
Surat Ali Imran adalah surat ke-3 dalam Al-Qur'an, yang terdiri dari 200 ayat. ) Membaca surat ini akan membuka jendela untuk memahami maknanya sekaligus hikmah di baliknya Ada beberapa sebab turunnya surat Ali 'Imran yang diidentifikasi oleh para ahli tafsir.
Tujuan Penulisan
Surat Ali Imran ditulis untuk memberikan bimbingan kepada umat Islam pada masa itu dan untuk seluruh umat manusia, baik pada masa lalu maupun masa yang akan datang.
Surat ini memberikan petunjuk yang jelas mengenai ajaran Islam serta memberikan pemahaman tentang keyakinan, prinsip-prinsip moral, dan pedoman hukum bagi umat Islam.
Selain itu juga memperkuat iman para sahabat Nabi Muhammad SAW dengan mengingatkan mereka tentang keesaan Allah SWT, sifat-sifat-Nya yang sempurna, dan kekuatan-Nya yang tak tertandingi.
Kapan Surat Ini Ditulis?
Surat Ali Imran diturunkan pada tahun 9 Hijriyah di Kota Madinah sehingga masuk dalam golongan Surat Madaniyyah.
Surat Ali Imran diturunkan pada periode awal dakwah Islam, di kota Mekah dan Madinah, sekitar tahun 620-623 Masehi, saat Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabatnya sedang menghadapi tantangan besar dari musuh-musuh Islam.
Meski ada perbedaan tapi sebagian besar ulama berpendapat bahwa surat ini diturunkan secara bertahap di Madinah setelah hijrahnya Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) dari Mekkah.
Siapa yang Menulis Surat Ini?
Surat Ali Imran, seperti seluruh Al-Qur'an, diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) melalui perantara malaikat Jibril AS.
Oleh karena itu, Nabi Muhammad ﷺ bukanlah penulis Al-Qur'an, tetapi penerima wahyu.
Tujuan Turun Surat Ali Imran
Surat Ali Imran turun sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh umat Islam serta dalam konteks peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa itu.
Salah satu tujuan utama turunnya surat ini adalah untuk memberikan dorongan dan semangat kepada kaum Muslimin yang tengah menghadapi cobaan dan tantangan dalam menyebarkan ajaran Islam di tengah-tengah perlawanan dan penindasan dari pihak musuh.
Surat Ali Imran juga diturunkan untuk menjawab berbagai pertanyaan dan perdebatan yang muncul dari para ahli kitab, seperti Yahudi dan Nasrani, terkait dengan kenabian Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) dan kebenaran Islam.
Dengan demikian, Asbabun Nuzul Quran Surat Ali Imran memberikan kita pemahaman yang lebih dalam tentang konteks dan tujuan turunnya surat tersebut, serta pentingnya pesan-pesan yang terkandung di dalamnya bagi umat Islam pada masa lalu maupun masa kini.