يَخْتَصُّ بِرَحْمَتِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيْمِ
yakhtaṣṣu biraḥmatihī may yasyā'(u), wallāhu żul-faḍlil-‘aẓīm(i).
Dia menentukan rahmat-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah memiliki karunia yang besar.
Audio Q.S. Ali ‘Imran Ayat 74
Tafsir Surat Ali ‘Imran Ayat 74
Allah, Tuhan semesta alam, menentukan rahmat-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki, termasuk kenabian dan risalah yang Dia anugerahkan kepada hamba-hamba-Nya. Karunia Allah begitu besar dan meliputi segala sesuatu di alam semesta ini. Tidak ada satu pun yang bisa menandingi atau menghalangi Allah dalam memberikan karunia-Ku.
Ayat-ayat ini mengajarkan kepada manusia untuk tidak merasa iri terhadap karunia yang Allah berikan kepada orang lain. Merasa iri hanya akan mendorong seseorang untuk berperilaku buruk dan merugikan dirinya sendiri.
Rahmat Allah yang diberikan kepada para nabi adalah bentuk karunia yang semata-mata berasal dari Allah. Allah memberikan rahmat-Nya secara luas dan merata kepada setiap hamba-Nya, tanpa memandang bangsa atau suku. Tidak ada seorang pun yang dapat mempengaruhi Allah dalam memberikan rahmat dan karunia-Nya.
Pandangan Ahli Kitab yang menyatakan bahwa rahmat Allah hanya untuk mereka adalah pandangan yang keliru. Allah memiliki kekuasaan yang mutlak untuk mengutus nabi-nabi-Nya menurut kebijaksanaan-Nya. Jika Allah memilih untuk mengutus seorang nabi dari suatu bangsa tertentu, itu semata-mata karena karunia dan rahmat-Nya yang melimpah.
Dari ayat ini, kita dapat memahami bahwa penilaian Allah terhadap setiap individu adalah adil dan tidak membeda-bedakan. Keutamaan seseorang di hadapan Allah bukan karena keturunan atau asal-usulnya, melainkan karena takwa dan kepatuhannya kepada Allah. Allah memberikan keutamaan kepada siapa pun yang Dia kehendaki, sesuai dengan kebijaksanaan-Nya yang tak terbatas.
Karenanya, sebagai manusia, hendaknya kita tidak mempersoalkan keadilan Allah dalam mendistribusikan karunia-Nya. Sebaliknya, marilah kita berupaya untuk selalu mendekatkan diri kepada-Nya dengan taat dan ikhlas, sehingga kita bisa meraih rahmat dan karunia-Nya dalam hidup ini dan di akhirat kelak.
Gambar Surat Ali Imran Ayat 74
Asbabun Nuzul Quran Surat Ali 'Imran
Surah Ali Imran (bahasa Arab: آل عمران) , Āli-'Imrān, "Keluarga 'Imran") adalah surah ke-3 Al-Qur'an. Surah ini adalah salah satu surah Madaniyah.
Asbabun Nuzul (سباب النزول) secara harfiah berarti sebab-sebab turunnya (wahyu). Istilah ini merujuk pada peristiwa atau kejadian yang melatarbelakangi turunnya ayat-ayat tertentu di dalam Al-Qur'an.
Surat Ali Imran adalah surat ke-3 dalam Al-Qur'an, yang terdiri dari 200 ayat. ) Membaca surat ini akan membuka jendela untuk memahami maknanya sekaligus hikmah di baliknya Ada beberapa sebab turunnya surat Ali 'Imran yang diidentifikasi oleh para ahli tafsir.
Tujuan Penulisan
Surat Ali Imran ditulis untuk memberikan bimbingan kepada umat Islam pada masa itu dan untuk seluruh umat manusia, baik pada masa lalu maupun masa yang akan datang.
Surat ini memberikan petunjuk yang jelas mengenai ajaran Islam serta memberikan pemahaman tentang keyakinan, prinsip-prinsip moral, dan pedoman hukum bagi umat Islam.
Selain itu juga memperkuat iman para sahabat Nabi Muhammad SAW dengan mengingatkan mereka tentang keesaan Allah SWT, sifat-sifat-Nya yang sempurna, dan kekuatan-Nya yang tak tertandingi.
Kapan Surat Ini Ditulis?
Surat Ali Imran diturunkan pada tahun 9 Hijriyah di Kota Madinah sehingga masuk dalam golongan Surat Madaniyyah.
Surat Ali Imran diturunkan pada periode awal dakwah Islam, di kota Mekah dan Madinah, sekitar tahun 620-623 Masehi, saat Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabatnya sedang menghadapi tantangan besar dari musuh-musuh Islam.
Meski ada perbedaan tapi sebagian besar ulama berpendapat bahwa surat ini diturunkan secara bertahap di Madinah setelah hijrahnya Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) dari Mekkah.
Siapa yang Menulis Surat Ini?
Surat Ali Imran, seperti seluruh Al-Qur'an, diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) melalui perantara malaikat Jibril AS.
Oleh karena itu, Nabi Muhammad ﷺ bukanlah penulis Al-Qur'an, tetapi penerima wahyu.
Tujuan Turun Surat Ali Imran
Surat Ali Imran turun sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh umat Islam serta dalam konteks peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa itu.
Salah satu tujuan utama turunnya surat ini adalah untuk memberikan dorongan dan semangat kepada kaum Muslimin yang tengah menghadapi cobaan dan tantangan dalam menyebarkan ajaran Islam di tengah-tengah perlawanan dan penindasan dari pihak musuh.
Surat Ali Imran juga diturunkan untuk menjawab berbagai pertanyaan dan perdebatan yang muncul dari para ahli kitab, seperti Yahudi dan Nasrani, terkait dengan kenabian Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) dan kebenaran Islam.
Dengan demikian, Asbabun Nuzul Quran Surat Ali Imran memberikan kita pemahaman yang lebih dalam tentang konteks dan tujuan turunnya surat tersebut, serta pentingnya pesan-pesan yang terkandung di dalamnya bagi umat Islam pada masa lalu maupun masa kini.