اَفَغَيْرَ دِيْنِ اللّٰهِ يَبْغُوْنَ وَلَهٗ ٓ اَسْلَمَ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ طَوْعًا وَّكَرْهًا وَّاِلَيْهِ يُرْجَعُوْنَ
afagaira dīnillāhi yabgūna wa lahū aslama man fis-samāwāti wal-arḍi ṭau‘aw wa ilaihi yurja‘ūn(a).
Maka mengapa mereka mencari agama yang lain selain agama Allah, padahal apa yang di langit dan di bumi berserah diri kepada-Nya, (baik) dengan suka maupun terpaksa, dan hanya kepada-Nya mereka dikembalikan?
Audio Q.S. Ali ‘Imran Ayat 83
Tafsir Surat Ali ‘Imran Ayat 83
Al-Qur’an menyoroti sebuah pertanyaan yang mendasar: mengapa sebagian dari Ahli Kitab—baik itu Yahudi maupun Nasrani—berpaling dari agama yang sejatinya menyatu dalam tauhid, yakni agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad?
Padahal, semua makhluk, baik yang di langit maupun di bumi, patuh dan tunduk kepada Allah dengan berbagai alasan, entah itu sukarela karena keyakinan atas kebenaran yang diperlihatkan atau terpaksa setelah menyaksikan azab-Nya. Akhirnya, semua akan dikembalikan kepada-Nya dan mendapat balasan yang sepadan dengan perbuatan mereka.
Allah dengan tegas tidak menerima sikap Ahli Kitab yang menolak kebenaran yang sudah jelas bagi mereka, khususnya agama Islam yang datang dari-Nya. Allah menegur mereka atas pilihan mereka yang menyeleweng, karena seharusnya mereka tunduk kepada-Nya sebagaimana yang dilakukan oleh seluruh ciptaan-Nya di alam semesta ini.
Ini menunjukkan bahwa ketidakpercayaan mereka terhadap Nabi Muhammad juga berarti mereka tidak percaya kepada nabi-nabi mereka sendiri, yang telah meramalkan kedatangan Nabi Muhammad.
Ayat ini menegaskan bahwa segala sesuatu di langit dan di bumi tunduk kepada Allah, dan pada akhirnya semua akan menghadap-Nya untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka. Ini juga merupakan teguran keras kepada Ahli Kitab, baik Yahudi maupun Nasrani, karena mereka tidak hanya menolak kebenaran yang sudah jelas, tetapi juga menolak kenabian Nabi Muhammad.
Mereka dicela karena mencari agama selain Islam, padahal agama yang datang dari Allah adalah satu-satunya jalan yang benar untuk menyatukan seluruh umat manusia dalam ketaatan kepada-Nya.
Pesan yang dapat diambil dari ayat ini adalah pentingnya menjaga kebenaran agama sebagaimana yang dibawa oleh Nabi Muhammad. Kehidupan yang patuh kepada Allah dan menjalankan ajaran-Nya adalah jalan yang benar untuk mendapatkan keberkahan dan balasan yang layak di akhirat.
Sementara sikap menolak kebenaran dan mencari jalan lain adalah tindakan yang bertentangan dengan ajaran Allah, dan akan berakibat pada pertanggungjawaban di hari kemudian.
Gambar Surat Ali Imran Ayat 83
Asbabun Nuzul Quran Surat Ali 'Imran
Surah Ali Imran (bahasa Arab: آل عمران) , Āli-'Imrān, "Keluarga 'Imran") adalah surah ke-3 Al-Qur'an. Surah ini adalah salah satu surah Madaniyah.
Asbabun Nuzul (سباب النزول) secara harfiah berarti sebab-sebab turunnya (wahyu). Istilah ini merujuk pada peristiwa atau kejadian yang melatarbelakangi turunnya ayat-ayat tertentu di dalam Al-Qur'an.
Surat Ali Imran adalah surat ke-3 dalam Al-Qur'an, yang terdiri dari 200 ayat. ) Membaca surat ini akan membuka jendela untuk memahami maknanya sekaligus hikmah di baliknya Ada beberapa sebab turunnya surat Ali 'Imran yang diidentifikasi oleh para ahli tafsir.
Tujuan Penulisan
Surat Ali Imran ditulis untuk memberikan bimbingan kepada umat Islam pada masa itu dan untuk seluruh umat manusia, baik pada masa lalu maupun masa yang akan datang.
Surat ini memberikan petunjuk yang jelas mengenai ajaran Islam serta memberikan pemahaman tentang keyakinan, prinsip-prinsip moral, dan pedoman hukum bagi umat Islam.
Selain itu juga memperkuat iman para sahabat Nabi Muhammad SAW dengan mengingatkan mereka tentang keesaan Allah SWT, sifat-sifat-Nya yang sempurna, dan kekuatan-Nya yang tak tertandingi.
Kapan Surat Ini Ditulis?
Surat Ali Imran diturunkan pada tahun 9 Hijriyah di Kota Madinah sehingga masuk dalam golongan Surat Madaniyyah.
Surat Ali Imran diturunkan pada periode awal dakwah Islam, di kota Mekah dan Madinah, sekitar tahun 620-623 Masehi, saat Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabatnya sedang menghadapi tantangan besar dari musuh-musuh Islam.
Meski ada perbedaan tapi sebagian besar ulama berpendapat bahwa surat ini diturunkan secara bertahap di Madinah setelah hijrahnya Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) dari Mekkah.
Siapa yang Menulis Surat Ini?
Surat Ali Imran, seperti seluruh Al-Qur'an, diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) melalui perantara malaikat Jibril AS.
Oleh karena itu, Nabi Muhammad ﷺ bukanlah penulis Al-Qur'an, tetapi penerima wahyu.
Tujuan Turun Surat Ali Imran
Surat Ali Imran turun sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh umat Islam serta dalam konteks peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa itu.
Salah satu tujuan utama turunnya surat ini adalah untuk memberikan dorongan dan semangat kepada kaum Muslimin yang tengah menghadapi cobaan dan tantangan dalam menyebarkan ajaran Islam di tengah-tengah perlawanan dan penindasan dari pihak musuh.
Surat Ali Imran juga diturunkan untuk menjawab berbagai pertanyaan dan perdebatan yang muncul dari para ahli kitab, seperti Yahudi dan Nasrani, terkait dengan kenabian Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) dan kebenaran Islam.
Dengan demikian, Asbabun Nuzul Quran Surat Ali Imran memberikan kita pemahaman yang lebih dalam tentang konteks dan tujuan turunnya surat tersebut, serta pentingnya pesan-pesan yang terkandung di dalamnya bagi umat Islam pada masa lalu maupun masa kini.