اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بَعْدَ اِيْمَانِهِمْ ثُمَّ ازْدَادُوْا كُفْرًا لَّنْ تُقْبَلَ تَوْبَتُهُمْ ۚ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الضَّاۤلُّوْنَ
innal-lażīna kafarū ba‘da īmānihim ṡummazdādū kufral lan tuqbala taubatuhum, wa ulā’ika humuḍ-ḍāllūn(a).
Sungguh, orang-orang yang kafir setelah beriman, kemudian bertambah kekafirannya, tidak akan diterima tobatnya, dan mereka itulah orang-orang yang sesat.
Audio Q.S. Ali ‘Imran Ayat 90
Tafsir Surat Ali ‘Imran Ayat 90
Syarat utama agar taubat diterima adalah mempertahankan keimanan secara konsisten. Oleh karena itu, orang-orang yang sebelumnya telah beriman, bahkan setelah melihat bukti-bukti kebenaran, namun kemudian memilih untuk murtad dan melakukan perbuatan yang merusak serta menyakiti umat Islam, taubat mereka tidak akan diterima. Mereka tidak mungkin bertaubat dengan tulus karena mereka telah tersesat dan semakin jauh dari kebenaran.
Yang dimaksud dengan orang kafir dalam ayat ini adalah orang-orang Ahli Kitab yang sebelumnya telah percaya akan kedatangan Nabi Muhammad sebagaimana yang tercantum dalam kitab-kitab mereka. Namun setelah Nabi Muhammad datang dan diangkat menjadi rasul, mereka mengingkari, menentang, dan memusuhi beliau.
Bagi orang-orang seperti ini, taubat mereka tidak akan diterima oleh Allah. Penegasan bahwa taubat mereka tidak akan diterima ini berbeda dengan ayat-ayat sebelumnya di mana Allah menyatakan bahwa Dia menerima taubat hamba-hamba-Nya.
Jiwa yang baik adalah jiwa yang mampu menyesali dosa-dosanya dan menjauhkan diri dari perbuatan dosa. Jiwa seperti ini masih memiliki harapan untuk menerima ampunan. Namun jiwa yang telah tercemar oleh kemusyrikan, kekafiran, dan dorongan-dorongan untuk berbuat dosa, membuat hatinya terbelenggu dari melihat kebenaran. Jiwa seperti ini sangat sulit untuk dibersihkan dan kembali kepada keadaan semula.
Mereka adalah orang-orang yang benar-benar tersesat karena mereka telah menolak kebenaran dan memilih jalan yang salah. Oleh karena itu, mereka tidak akan mendapatkan kebahagiaan, tidak ada harapan untuk petunjuk, dan tidak akan pernah mendapat pengampunan.
Gambar Surat Ali Imran Ayat 90
Asbabun Nuzul Quran Surat Ali 'Imran
Surah Ali Imran (bahasa Arab: آل عمران) , Āli-'Imrān, "Keluarga 'Imran") adalah surah ke-3 Al-Qur'an. Surah ini adalah salah satu surah Madaniyah.
Asbabun Nuzul (سباب النزول) secara harfiah berarti sebab-sebab turunnya (wahyu). Istilah ini merujuk pada peristiwa atau kejadian yang melatarbelakangi turunnya ayat-ayat tertentu di dalam Al-Qur'an.
Surat Ali Imran adalah surat ke-3 dalam Al-Qur'an, yang terdiri dari 200 ayat. ) Membaca surat ini akan membuka jendela untuk memahami maknanya sekaligus hikmah di baliknya Ada beberapa sebab turunnya surat Ali 'Imran yang diidentifikasi oleh para ahli tafsir.
Tujuan Penulisan
Surat Ali Imran ditulis untuk memberikan bimbingan kepada umat Islam pada masa itu dan untuk seluruh umat manusia, baik pada masa lalu maupun masa yang akan datang.
Surat ini memberikan petunjuk yang jelas mengenai ajaran Islam serta memberikan pemahaman tentang keyakinan, prinsip-prinsip moral, dan pedoman hukum bagi umat Islam.
Selain itu juga memperkuat iman para sahabat Nabi Muhammad SAW dengan mengingatkan mereka tentang keesaan Allah SWT, sifat-sifat-Nya yang sempurna, dan kekuatan-Nya yang tak tertandingi.
Kapan Surat Ini Ditulis?
Surat Ali Imran diturunkan pada tahun 9 Hijriyah di Kota Madinah sehingga masuk dalam golongan Surat Madaniyyah.
Surat Ali Imran diturunkan pada periode awal dakwah Islam, di kota Mekah dan Madinah, sekitar tahun 620-623 Masehi, saat Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabatnya sedang menghadapi tantangan besar dari musuh-musuh Islam.
Meski ada perbedaan tapi sebagian besar ulama berpendapat bahwa surat ini diturunkan secara bertahap di Madinah setelah hijrahnya Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) dari Mekkah.
Siapa yang Menulis Surat Ini?
Surat Ali Imran, seperti seluruh Al-Qur'an, diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) melalui perantara malaikat Jibril AS.
Oleh karena itu, Nabi Muhammad ﷺ bukanlah penulis Al-Qur'an, tetapi penerima wahyu.
Tujuan Turun Surat Ali Imran
Surat Ali Imran turun sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh umat Islam serta dalam konteks peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa itu.
Salah satu tujuan utama turunnya surat ini adalah untuk memberikan dorongan dan semangat kepada kaum Muslimin yang tengah menghadapi cobaan dan tantangan dalam menyebarkan ajaran Islam di tengah-tengah perlawanan dan penindasan dari pihak musuh.
Surat Ali Imran juga diturunkan untuk menjawab berbagai pertanyaan dan perdebatan yang muncul dari para ahli kitab, seperti Yahudi dan Nasrani, terkait dengan kenabian Nabi Muhammad SAW (Nabi Muhammad) dan kebenaran Islam.
Dengan demikian, Asbabun Nuzul Quran Surat Ali Imran memberikan kita pemahaman yang lebih dalam tentang konteks dan tujuan turunnya surat tersebut, serta pentingnya pesan-pesan yang terkandung di dalamnya bagi umat Islam pada masa lalu maupun masa kini.