هُوَ الَّذِىۡ خَلَقَكُمۡ مِّنۡ طِيۡنٍ ثُمَّ قَضٰۤى اَجَلًا ؕ وَاَجَلٌ مُّسَمًّى عِنۡدَهٗ ثُمَّ اَنۡـتُمۡ تَمۡتَرُوۡنَ
Huwal lazii khalaqakum min tiinin summa qadaaa ajalanw wa ajalum musamman ‘indahuu summa antum tamtaruun
Artinya: Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian Dia menetapkan ajal (kematianmu), dan batas waktu tertentu yang hanya diketahui oleh-Nya. Namun demikian kamu masih meragukannya.
Tafsir QS. Al-An’am Ayat 2
Dialah Allah, yang menciptakan kamu dan nenek moyangmu, Nabi Adam, langsung dari tanah. Allah menciptakan anak keturunan Adam dari saripati tanah, dan menetapkan ajal serta saat kematian setiap individu. Waktu kematian itu adalah rahasia yang hanya diketahui oleh-Nya. Namun, meskipun sudah jelas, masih banyak manusia, terutama yang kafir, yang meragukan keberadaan Allah, serta kekuasaan dan kasih sayang-Nya.
Dalam ayat ini, Allah lebih merinci penciptaan-Nya terhadap makhluk yang memiliki kekuasaan hidup di bumi, yaitu manusia. Allah menciptakan Nabi Adam, nenek moyang manusia, dari tanah yang sederhana. Manusia yang hidup saat ini pun, yang tumbuh besar dan dewasa, berasal dari saripati tanah dan berbagai zat yang tumbuh dari tanah melalui tanaman.
Selanjutnya, Allah menentukan waktu hidup setiap manusia, mulai dari kelahiran hingga ajalnya. Setelah itu, Dia juga menentukan kapan manusia akan dibangkitkan kembali pada hari kiamat. Meskipun begitu, masih banyak orang yang meragukan kebangkitan tersebut.
Keraguan mengenai kebangkitan setelah kematian muncul karena pemahaman manusia yang terbatas. Mereka bertanya-tanya, bagaimana mungkin tubuh yang sudah mati dan hancur menjadi satu dengan tanah, atau bahkan menjadi bagian dari tumbuhan yang kemudian dimakan oleh manusia dan menjadi bagian dari tubuh mereka. Bagaimana mungkin tubuh yang sudah rusak ini bisa dibangkitkan seperti semula?
Jika kemampuan pikiran manusia tidak bisa mencapai pemahaman tentang kekuasaan Allah dalam membangkitkan orang yang sudah mati, seharusnya mereka menyadari bahwa ilmu dan kemampuan berpikir mereka memang terbatas. Mengenai waktu datangnya hari kiamat, kita juga tidak mengetahuinya, karena itu adalah bagian dari pengetahuan Allah, sebagaimana difirmankan dalam Surah al-A’raf (7:187):
“Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu ada pada Tuhanku; tidak ada seorang pun yang dapat menjelaskan waktu terjadinya selain Dia.” (al-A’raf/7:187)
Allah mengarahkan firman-Nya kepada orang-orang musyrik yang menyekutukan-Nya, untuk menunjukkan bukti keesaan-Nya dan kekuasaan-Nya, termasuk kekuasaan-Nya untuk membangkitkan manusia pada hari kiamat. Allah yang menciptakan manusia dari tanah, dan setiap bagian dari tubuh manusia mengandung unsur tanah.
Proses penciptaan manusia dimulai dari pertemuan antara sel mani laki-laki (sperma) dan sel telur perempuan (ovum). Zat yang ada di dalam tubuh manusia berkembang melalui asimilasi dengan zat-zat makanan yang berasal dari tanah. Dengan demikian, tubuh manusia terbentuk dari unsur-unsur kimiawi yang berasal dari tanah, seperti zat besi dan air. Bahkan makanan yang kita konsumsi, baik dari tumbuhan maupun hewan, juga berasal dari tanah. Melalui kekuasaan Allah, unsur-unsur kimiawi yang mati ini diubah menjadi sel hidup yang akhirnya membentuk manusia.
Pendapat Ilmuwan tentang Penciptaan Manusia:
Hingga saat ini, belum ada teori ilmu pengetahuan yang dapat menjelaskan secara langsung bagaimana manusia diciptakan dari tanah. Namun, beberapa teori tentang asal-usul kehidupan (origin of life) menunjukkan bahwa tanah berperan penting dalam proses ini. Salah satu teori yang berkembang adalah Abiogenesis, yang menyatakan bahwa kehidupan berasal dari benda mati. Sebelumnya, teori ini diterima luas, namun seiring waktu, teori Biogenesis—yang mengatakan bahwa kehidupan berasal dari kehidupan sebelumnya—lebih diterima.
Salah satu eksperimen yang terkenal adalah percobaan Urey dan Miller (1953) yang berhasil mensintesis molekul organik dari gas anorganik, seperti metana, amonia, dan hidrogen, dengan kondisi yang mirip dengan keadaan bumi awal. Teori ini kemudian diperluas oleh Joan Oro (1961) yang berhasil mensintesis protein dari larutan sianida.
Ada pula Teori Tanah Liat yang diajukan oleh Graham Cairns-Smith pada tahun 1985. Teori ini menyatakan bahwa tanah liat (clay) memiliki peran penting dalam pembentukan kehidupan. Tanah liat, sebagai mineral halus yang terbentuk dari pelapukan batuan, dapat mempengaruhi proses pembentukan sel dan molekul organik. Proses ini menunjukkan bahwa kehidupan dapat berkembang melalui seleksi alam, yang didorong oleh sifat-sifat permukaan mineral liat yang dapat mengikat molekul-molekul penting.
Selain itu, ada juga teori Deep Hot Biosphere yang dikemukakan oleh Thomas Gold pada tahun 1990-an. Teori ini menyatakan bahwa kehidupan tidak berasal dari permukaan bumi, melainkan dari kedalaman bumi, beberapa kilometer di bawah permukaan. Mikroba ditemukan hingga kedalaman lima kilometer, yang menunjukkan kemungkinan kehidupan berasal dari dalam bumi.
Ada juga teori Exogenesis yang mengemukakan bahwa kehidupan berasal dari luar bumi, dari planet lain di luar angkasa.
Namun, meskipun banyak teori yang menjelaskan asal-usul kehidupan, banyak ilmuwan yang kini meyakini bahwa kehidupan terjadi melalui desain yang cerdas oleh seorang Pencipta.
Kekuasaan Allah dalam Kebangkitan Manusia:
Setelah memaparkan berbagai pendapat ilmuwan tentang penciptaan manusia dari tanah, muncul pertanyaan: jika Allah mampu menciptakan sel hidup dari zat-zat mati, mengapa Allah tidak kuasa membangkitkan manusia pada hari kiamat? Bukankah proses penciptaan manusia itu sendiri menunjukkan kekuasaan Allah untuk membangkitkan kembali manusia?
Allah telah menentukan dua peristiwa yang tak terhindarkan bagi setiap manusia, yaitu kematian dan kebangkitan dari kubur. Baik waktu kematian maupun kebangkitan adalah rahasia Allah yang hanya Dia yang mengetahui. Meskipun orang-orang musyrik tahu bahwa hidup mereka terbatas dan bahwa tubuh mereka akan mati, mereka tetap meragukan kebangkitan.
Padahal, mereka seharusnya bisa mengambil pelajaran dari bukti-bukti itu. Jika Allah dapat menghidupkan kembali zat-zat yang mati dan membentuk kehidupan, tentu Dia juga mampu mengumpulkan kembali tubuh yang telah hancur dan membangkitkannya pada hari kiamat sesuai dengan kehendak-Nya.
