بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.


Daftar Isi

QS. An-Nisa Ayat 1

يٰۤـاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوۡا رَبَّكُمُ الَّذِىۡ خَلَقَكُمۡ مِّنۡ نَّفۡسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنۡهَا زَوۡجَهَا وَبَثَّ مِنۡهُمَا رِجَالًا كَثِيۡرًا وَّنِسَآءً‌ ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِىۡ تَسَآءَلُوۡنَ بِهٖ وَالۡاَرۡحَامَ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيۡكُمۡ رَقِيۡبًا
Yaaa aiyuhan naasut taquu Rabbakumul lazii khalaqakum min nafsinw waahidatinw wa khalaqa minhaa zawjahaa wa bas sa minhumaa rijaalan kasiiranw wa nisaaa’aa; wattaqul laahallazii tasaaa ‘aluuna bihii wal arhaam; innal laaha kaana ‘alaikum Raqiiba

Artinya: Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 2

وَاٰ تُوا الۡيَتٰمٰٓى اَمۡوَالَهُمۡ‌ وَلَا تَتَبَدَّلُوا الۡخَبِيۡثَ بِالطَّيِّبِ ۖ وَلَا تَاۡكُلُوۡۤا اَمۡوَالَهُمۡ‌ اِلٰٓى اَمۡوَالِكُمۡ‌ؕ اِنَّهٗ كَانَ حُوۡبًا كَبِيۡرًا‏‏
Wa aatul yataamaaa amwaalahum wa laa tatabad dalul khabiisa bittaiyibi wa laa taakuluuu amwaalahum ilaaa amwaalikum; innahuu kaana huuban kabiiraa

Artinya: Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah dewasa) harta mereka, janganlah kamu menukar yang baik dengan yang buruk, dan janganlah kamu makan harta mereka bersama hartamu. Sungguh, (tindakan menukar dan memakan) itu adalah dosa yang besar.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 3

وَاِنۡ خِفۡتُمۡ اَلَّا تُقۡسِطُوۡا فِى الۡيَتٰمٰى فَانْكِحُوۡا مَا طَابَ لَـكُمۡ مِّنَ النِّسَآءِ مَثۡنٰى وَثُلٰثَ وَرُبٰعَ‌ ‌ۚ فَاِنۡ خِفۡتُمۡ اَلَّا تَعۡدِلُوۡا فَوَاحِدَةً اَوۡ مَا مَلَـكَتۡ اَيۡمَانُكُمۡ‌ ؕ ذٰ لِكَ اَدۡنٰٓى اَلَّا تَعُوۡلُوۡا
Wa in khiftum allaa tuqsituu fil yataamaa fankihuu maa taaba lakum minan nisaaa’i masnaa wa sulaasa wa rubaa’a fa’in khiftum allaa ta’diluu fawaahidatan aw maa malakat aimaanukum; zaalika adnaaa allaa ta’uuluu

Artinya: Dan jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu menikahinya), maka nikahilah perempuan (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Tetapi jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja, atau hamba sahaya perempuan yang kamu miliki. Yang demikian itu lebih dekat agar kamu tidak berbuat zhalim.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 4

وَاٰ تُوا النِّسَآءَ صَدُقٰتِهِنَّ نِحۡلَةً‌ ؕ فَاِنۡ طِبۡنَ لَـكُمۡ عَنۡ شَىۡءٍ مِّنۡهُ نَفۡسًا فَكُلُوۡهُ هَنِيۡٓــًٔـا مَّرِیۡٓـــٴًﺎ
Wa aatun nisaaa’a sadu qootihinna nihlah; fa in tibna lakum ‘an shai’im minhu nafsan fakuluuhu hanii’am mariii’aa

Artinya: Dan berikanlah maskawin (mahar) kepada perempuan (yang kamu nikahi) sebagai pemberian yang penuh kerelaan. Kemudian, jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari (maskawin) itu dengan senang hati, maka terimalah dan nikmatilah pemberian itu dengan senang hati.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 5

وَلَا تُؤۡتُوا السُّفَهَآءَ اَمۡوَالَـكُمُ الَّتِىۡ جَعَلَ اللّٰهُ لَـكُمۡ قِيٰمًا وَّارۡزُقُوۡهُمۡ فِيۡهَا وَاكۡسُوۡهُمۡ وَقُوۡلُوۡا لَهُمۡ قَوۡلًا مَّعۡرُوۡفًا‏
Wa laa tu’tus sufahaaa’a amwaalakumul latii ja’alal laahu lakum qiyaamanw-warzuquuhum fiihaa waksuuhum wa quuluu lahum qawlam ma’ruufaa

Artinya: Dan janganlah kamu serahkan kepada orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaan) kamu yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 6

وَابۡتَلُوا الۡيَتٰمٰى حَتّٰىۤ اِذَا بَلَغُوا النِّكَاحَ‌ ۚ فَاِنۡ اٰنَسۡتُمۡ مِّنۡهُمۡ رُشۡدًا فَادۡفَعُوۡۤا اِلَيۡهِمۡ اَمۡوَالَهُمۡ‌ۚ وَلَا تَاۡكُلُوۡهَاۤ اِسۡرَافًا وَّبِدَارًا اَنۡ يَّكۡبَرُوۡا‌ ؕ وَمَنۡ كَانَ غَنِيًّا فَلۡيَسۡتَعۡفِفۡ‌ ۚ وَمَنۡ كَانَ فَقِيۡرًا فَلۡيَاۡكُلۡ بِالۡمَعۡرُوۡفِ‌ ؕ فَاِذَا دَفَعۡتُمۡ اِلَيۡهِمۡ اَمۡوَالَهُمۡ فَاَشۡهِدُوۡا عَلَيۡهِمۡ‌ ؕ وَكَفٰى بِاللّٰهِ حَسِيۡبًا
Wabtalul-yatama hatta iza balagun-nikah(a), fa in anastum minhum rusydan fadfau ilaihim amwalahum, wa la ta’kuluha israfaw wa bidaran ay yakbaru, wa man kana ganiyyan falyastafif, wa man kana faqiran falya’kul bil-maruf(i), fa iza dafatum ilaihim amwalahum fa asyhidu alaihim, wa kafa billahi hasiba

Artinya: Dan ujilah anak-anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk menikah. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka hartanya. Dan janganlah kamu memakannya (harta anak yatim) melebihi batas kepatutan dan (janganlah kamu) tergesa-gesa (menyerahkannya) sebelum mereka dewasa. Barangsiapa (di antara pemelihara itu) mampu, maka hendaklah dia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan barangsiapa miskin, maka bolehlah dia makan harta itu menurut cara yang patut. Kemudian, apabila kamu menyerahkan harta itu kepada mereka, maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi. Dan cukuplah Allah sebagai pengawas.

Tafsir

 



QS. An-Nisa Ayat 7

لِلرِّجَالِ نَصِيۡبٌ مِّمَّا تَرَكَ الۡوَالِدٰنِ وَالۡاَقۡرَبُوۡنَ ۖ وَلِلنِّسَآءِ نَصِيۡبٌ مِّمَّا تَرَكَ الۡوَالِدٰنِ وَالۡاَقۡرَبُوۡنَ مِمَّا قَلَّ مِنۡهُ اَوۡ كَثُرَ ‌ؕ نَصِيۡبًا مَّفۡرُوۡضًا
Lirrijaali nasiibum mimmaa tarakal waalidaani wal aqrabuuna wa lin nisaaa’i nasiibum mimmaa tarakal waalidaani wal aqrabuuna mimmaa qalla minhu aw kasur; nasiibam mafruudaa

Artinya: Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan kedua orang tua dan kerabatnya, dan bagi perempuan ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan kedua orang tua dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bagian yang telah ditetapkan.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 8

وَاِذَا حَضَرَ الۡقِسۡمَةَ اُولُوا الۡقُرۡبٰى وَالۡيَتٰمٰى وَالۡمَسٰكِيۡنُ فَارۡزُقُوۡهُمۡ مِّنۡهُ وَقُوۡلُوۡا لَهُمۡ قَوۡلًا مَّعۡرُوۡفًا
Wa izaa hadaral qismata ulul qurbaa walyataamaa walmasaakiinu farzuquuhum minhu wa quuluu lahum qawlam ma’ruufaa

Artinya: Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir beberapa kerabat, anak-anak yatim dan orang-orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 9

وَلۡيَخۡشَ الَّذِيۡنَ لَوۡ تَرَكُوۡا مِنۡ خَلۡفِهِمۡ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوۡا عَلَيۡهِمۡ ۖفَلۡيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلۡيَقُوۡلُوا قَوۡلًا سَدِيۡدًا‏
Walyakhshal laziina law tarakuu min khalfihim zurriyyatan di’aafan khaafuu ‘alaihim falyattaqul laaha walyaquuluu qawlan sadiidaa

Artinya: Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.

Tafsir

 



QS. An-Nisa Ayat 10

اِنَّ الَّذِيۡنَ يَاۡكُلُوۡنَ اَمۡوَالَ الۡيَتٰمٰى ظُلۡمًا اِنَّمَا يَاۡكُلُوۡنَ فِىۡ بُطُوۡنِهِمۡ نَارًا‌ ؕ وَسَيَـصۡلَوۡنَ سَعِيۡرًا
Innal laziina yaakuluuna amwaalal yataamaa zulman innamaa yaakuluuna fii butuunihim Naaranw-wa sayaslawna sa’iiraa

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zhalim, sebenarnya mereka itu menelan api dalam perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).

Tafsir

 

 



QS. An-Nisa Ayat 11

يُوۡصِيۡكُمُ اللّٰهُ فِىۡۤ اَوۡلَادِكُمۡ‌ ۖ لِلذَّكَرِ مِثۡلُ حَظِّ الۡاُنۡثَيَيۡنِ‌ ۚ فَاِنۡ كُنَّ نِسَآءً فَوۡقَ اثۡنَتَيۡنِ فَلَهُنَّ ثُلُثَا مَا تَرَكَ‌ ۚ وَاِنۡ كَانَتۡ وَاحِدَةً فَلَهَا النِّصۡفُ‌ ؕ وَلِاَ بَوَيۡهِ لِكُلِّ وَاحِدٍ مِّنۡهُمَا السُّدُسُ مِمَّا تَرَكَ اِنۡ كَانَ لَهٗ وَلَدٌ ۚ فَاِنۡ لَّمۡ يَكُنۡ لَّهٗ وَلَدٌ وَّوَرِثَهٗۤ اَبَوٰهُ فَلِاُمِّهِ الثُّلُثُ‌ ؕ فَاِنۡ كَانَ لَهٗۤ اِخۡوَةٌ فَلِاُمِّهِ السُّدُسُ مِنۡۢ بَعۡدِ وَصِيَّةٍ يُّوۡصِىۡ بِهَاۤ اَوۡ دَيۡنٍ‌ ؕ اٰبَآؤُكُمۡ وَاَبۡنَآؤُكُمۡ ۚ لَا تَدۡرُوۡنَ اَيُّهُمۡ اَقۡرَبُ لَـكُمۡ نَفۡعًا‌ ؕ فَرِيۡضَةً مِّنَ اللّٰهِ ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلِيۡمًا حَكِيۡمًا
Yusikumullahu fi auladikum liz-zakari mislu hazzil-unsayain(i), fa in kunna nisa’an fauqasnataini fa lahunna sulusa ma tarak(a), wa in kanat wahidatan fa lahan-nisf(u), wa li abawaihi likulli wahidim minhumas-sudusu mimma taraka in kana lahu walad(un), fa illam yakul lahu waladuw wa warisahu abawahu fa li’ummihis-sulus(u), fa in kana lahu ikhwatun fa li’ummihis-sudusu mim badi wasiyyatiy yusi biha au dain(in), aba’ukum wa abna’ukum, la tadruna ayyuhum aqrabu lakum nafa(n), faridatam minallah(i), innallaha kana aliman hakima

Artinya: Allah mensyariatkan (mewajibkan) kepadamu tentang (pembagian warisan untuk) anak-anakmu, (yaitu) bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua orang anak perempuan.

Dan jika anak itu semuanya perempuan yang jumlahnya lebih dari dua, maka bagian mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Jika dia (anak perempuan) itu seorang saja, maka dia memperoleh setengah (harta yang ditinggalkan). Dan untuk kedua ibu-bapak, bagian masing-masing seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika dia (yang meninggal) mempunyai anak.

Jika dia (yang meninggal) tidak mempunyai anak dan dia diwarisi oleh kedua ibu-bapaknya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga. Jika dia (yang meninggal) mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam.

(Pembagian-pembagian tersebut di atas) setelah (dipenuhi) wasiat yang dibuatnya atau (dan setelah dibayar) hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih banyak manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 12

وَلَـكُمۡ نِصۡفُ مَا تَرَكَ اَزۡوَاجُكُمۡ اِنۡ لَّمۡ يَكُنۡ لَّهُنَّ وَلَدٌ ۚ فَاِنۡ كَانَ لَهُنَّ وَلَدٌ فَلَـكُمُ الرُّبُعُ مِمَّا تَرَكۡنَ‌ مِنۡۢ بَعۡدِ وَصِيَّةٍ يُّوۡصِيۡنَ بِهَاۤ اَوۡ دَ يۡنٍ‌ ؕ وَلَهُنَّ الرُّبُعُ مِمَّا تَرَكۡتُمۡ اِنۡ لَّمۡ يَكُنۡ لَّكُمۡ وَلَدٌ ۚ فَاِنۡ كَانَ لَـكُمۡ وَلَدٌ فَلَهُنَّ الثُّمُنُ مِمَّا تَرَكۡتُمۡ‌ مِّنۡۢ بَعۡدِ وَصِيَّةٍ تُوۡصُوۡنَ بِهَاۤ اَوۡ دَ يۡنٍ‌ ؕ وَاِنۡ كَانَ رَجُلٌ يُّوۡرَثُ كَلٰلَةً اَوِ امۡرَاَةٌ وَّلَهٗۤ اَخٌ اَوۡ اُخۡتٌ فَلِكُلِّ وَاحِدٍ مِّنۡهُمَا السُّدُسُ‌ ۚ فَاِنۡ كَانُوۡۤا اَكۡثَرَ مِنۡ ذٰ لِكَ فَهُمۡ شُرَكَآءُ فِى الثُّلُثِ مِنۡۢ بَعۡدِ وَصِيَّةٍ يُّوۡصٰى بِهَاۤ اَوۡ دَ يۡنٍ ۙ غَيۡرَ مُضَآرٍّ‌ ۚ وَصِيَّةً مِّنَ اللّٰهِ‌ ؕ وَاللّٰهُ عَلِيۡمٌ حَلِيۡمٌ ؕ‏
Wa lakum nisfu ma taraka azwajukum il lam yakul lahunna walad, fa ing kana lahunna waladun fa lakumur-rubu’u mimma tarakna mim ba’di wasiyyatiy yusina biha au dain, wa lahunnar-rubu’u mimma taraktum il lam yakul lakum walad, fa ing kana lakum waladun fa lahunnas-sumunu mimma taraktum mim ba’di wasiyyatin tusuna biha au dain, wa ing kana rajuluy yurasu kalalatan awimra’atuw wa lahu akhun au ukhtun fa likulli wahidim min-humas-sudus, fa ing kanu aksara min zalika fa hum syuraka’u fis-sulusi mim ba’di wasiyyatiy yusa biha au dainin gaira mudarr, wasiyyatam minallah, wallahu ‘alimun halim

Artinya: Dan bagianmu (suami-suami) adalah seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh istri-istrimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika mereka (istri-istrimu) itu mempunyai anak, maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya setelah (dipenuhi) wasiat yang mereka buat atau (dan setelah dibayar) hutangnya.

Para istri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, maka para istri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan (setelah dipenuhi) wasiat yang kamu buat atau (dan setelah dibayar) hutang-hutangmu.

Jika seseorang meninggal, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu) atau seorang saudara perempuan (seibu), maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta.

Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersama-sama dalam bagian yang sepertiga itu, setelah (dipenuhi wasiat) yang dibuatnya atau (dan setelah dibayar) hutangnya dengan tidak menyusahkan (kepada ahli waris). Demikianlah ketentuan Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha Penyantun.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 13

تِلۡكَ حُدُوۡدُ اللّٰهِ‌ ؕ وَمَنۡ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوۡلَهٗ يُدۡخِلۡهُ جَنّٰتٍ تَجۡرِىۡ مِنۡ تَحۡتِهَا الۡاَنۡهٰرُ خٰلِدِيۡنَ فِيۡهَا‌ ؕ وَذٰ لِكَ الۡفَوۡزُ الۡعَظِيۡمُ
Tilka huduudul laah; wa mai yuti’il laaha wa Rasuulahuu yudkhilhu Jannaatin tajrii min tahtihal anhaaru khaalidiina fiihaa; wa zaalikal fawzul ‘aziim

Itulah batas-batas (hukum) Allah. Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan itulah kemenangan yang agung.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 14

وَمَنۡ يَّعۡصِ اللّٰهَ وَرَسُوۡلَهٗ وَيَتَعَدَّ حُدُوۡدَهٗ يُدۡخِلۡهُ نَارًا خَالِدًا فِيۡهَا ۖ وَلَهٗ عَذَابٌ مُّهِيۡنٌ
Wa mai ya’sil laaha wa Rasuulahuu wa yata’adda huduudahuu yudkhilhu Naaran khaalidan fiihaa wa lahuu ‘azaabum muhiin

Artinya: Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar batas-batas hukum-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka, dia kekal di dalamnya dan dia akan mendapat azab yang menghinakan.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 15

وَالّٰتِىۡ يَاۡتِيۡنَ الۡفَاحِشَةَ مِنۡ نِّسَآٮِٕكُمۡ فَاسۡتَشۡهِدُوۡا عَلَيۡهِنَّ اَرۡبَعَةً مِّنۡكُمۡ‌ ۚ فَاِنۡ شَهِدُوۡا فَاَمۡسِكُوۡهُنَّ فِى الۡبُيُوۡتِ حَتّٰى يَتَوَفّٰٮهُنَّ الۡمَوۡتُ اَوۡ يَجۡعَلَ اللّٰهُ لَهُنَّ سَبِيۡلًا
Wallaatii yaatiinal faahishata min nisaaa’ikum fastashhiduu ‘alaihinna arba’atam minkum fa in shahiduu fa amsikuuhunna fil buyuuti hatta yatawaffaa hunnal mawtu aw yaj’alal laahu lahunna sabiilaa

Dan para perempuan yang melakukan perbuatan keji di antara perempuan-perempuan kamu, hendaklah terhadap mereka ada empat orang saksi di antara kamu (yang menyaksikannya). Apabila mereka telah memberi kesaksian, maka kurunglah mereka (perempuan itu) dalam rumah sampai mereka menemui ajalnya, atau sampai Allah memberi jalan (yang lain) kepadanya.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 16

وَالَّذٰنِ يَاۡتِيٰنِهَا مِنۡكُمۡ فَاٰذُوۡهُمَا‌ ۚ فَاِنۡ تَابَا وَاَصۡلَحَا فَاَعۡرِضُوۡا عَنۡهُمَا‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ تَوَّابًا رَّحِيۡمًا
Wallazaani yaatiyaanihaa minkum fa aazuuhumaa fa in taabaa wa aslahaa fa a’riduu ‘anhumaaa; innal laaha kaana Tawwaabar Rahiima

Artinya: Dan terhadap dua orang yang melakukan perbuatan keji di antara kamu, maka berilah hukuman kepada keduanya. Jika keduanya tobat dan memperbaiki diri, maka biarkanlah mereka. Sungguh, Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 17

اِنَّمَا التَّوۡبَةُ عَلَى اللّٰهِ لِلَّذِيۡنَ يَعۡمَلُوۡنَ السُّوۡٓءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوۡبُوۡنَ مِنۡ قَرِيۡبٍ فَاُولٰٓٮِٕكَ يَتُوۡبُ اللّٰهُ عَلَيۡهِمۡ‌ؕ وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيۡمًا حَكِيۡمًا
Innamat tawbatu ‘alallaahi lillaziina ya’maluunas suuu’a bijahaalatin summa yatuubuuna min qariibin faulaaika yatuubul laahu ‘alaihim; wa kaanal laahu ‘Aliiman Hakiimaa

Artinya: Sesungguhnya bertobat kepada Allah itu hanya (pantas) bagi mereka yang melakukan kejahatan karena tidak mengerti, kemudian segera bertobat. Tobat mereka itulah yang diterima Allah. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 18

وَلَيۡسَتِ التَّوۡبَةُ لِلَّذِيۡنَ يَعۡمَلُوۡنَ السَّيِّاٰتِ‌ ۚ حَتّٰۤى اِذَا حَضَرَ اَحَدَهُمُ الۡمَوۡتُ قَالَ اِنِّىۡ تُبۡتُ الۡـــٰٔنَ وَلَا الَّذِيۡنَ يَمُوۡتُوۡنَ وَهُمۡ كُفَّارٌ ‌ؕ اُولٰٓٮِٕكَ اَعۡتَدۡنَا لَهُمۡ عَذَابًا اَ لِيۡمًا
Wa laisatit tawbatu lillaziina ya’maluunas saiyiaati hattaaa izaa hadara ahadahumul mawtu qoola innii tubtul ‘aana wa lallaziina yamuutuuna wa hum kuffaar; ulaaa’ika a’tadnaa lahum ‘azaaban aliimaa

Artinya: Dan tobat itu tidaklah (diterima Allah) dari mereka yang melakukan kejahatan hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) dia mengatakan, “Saya benar-benar bertobat sekarang.” Dan tidak (pula diterima tobat) dari orang-orang yang meninggal sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan azab yang pedih.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 19

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا لَا يَحِلُّ لَـكُمۡ اَنۡ تَرِثُوا النِّسَآءَ كَرۡهًا‌ ؕ وَلَا تَعۡضُلُوۡهُنَّ لِتَذۡهَبُوۡا بِبَعۡضِ مَاۤ اٰتَيۡتُمُوۡهُنَّ اِلَّاۤ اَنۡ يَّاۡتِيۡنَ بِفَاحِشَةٍ مُّبَيِّنَةٍ‌ ۚ وَعَاشِرُوۡهُنَّ بِالۡمَعۡرُوۡفِ‌ ۚ فَاِنۡ كَرِهۡتُمُوۡهُنَّ فَعَسٰۤى اَنۡ تَكۡرَهُوۡا شَيۡــًٔـا وَّيَجۡعَلَ اللّٰهُ فِيۡهِ خَيۡرًا كَثِيۡرًا
Ya ayyuhal-lazina amanu la yahillu lakum an tarisun-nisa’a karha(n), wa la taduluhunna litazhabu bibadi ma ataitumuhunna illa ay ya’tina bifahisyatim mubayyinah(tin), wa asyiruhunna bil-maruf(i), fa in karihtumuhunna fa asa an takrahu syai’aw wa yajalallahu fihi khairan kasira

Artinya: Wahai orang-orang beriman! Tidak halal bagi kamu mewarisi perempuan dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, kecuali apabila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Dan bergaullah dengan mereka menurut cara yang patut. Jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak padanya.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 20

وَاِنۡ اَرَدتُّمُ اسۡتِبۡدَالَ زَوۡجٍ مَّكَانَ زَوۡجٍ ۙ وَّاٰتَيۡتُمۡ اِحۡدٰٮهُنَّ قِنۡطَارًا فَلَا تَاۡخُذُوۡا مِنۡهُ شَيۡـــًٔا‌ ؕ اَ تَاۡخُذُوۡنَهٗ بُهۡتَانًا وَّاِثۡمًا مُّبِيۡنًا
Wa in arattumustib daala zawjim makaana zawjin wa aataitum ihdaahunna qintaaran falaa taakhuzuu minhu shai’aa; ataakhuzuunahuu buhtaannanw wa ismam mubiinaa

Artinya: Dan jika kamu ingin mengganti istrimu dengan istri yang lain, sedang kamu telah memberikan kepada seorang di antara mereka harta yang banyak, maka janganlah kamu mengambil kembali sedikit pun darinya. Apakah kamu akan mengambilnya kembali dengan jalan tuduhan yang dusta dan dengan (menanggung) dosa yang nyata?

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 21

وَ كَيۡفَ تَاۡخُذُوۡنَهٗ وَقَدۡ اَفۡضٰى بَعۡضُكُمۡ اِلٰى بَعۡضٍ وَّاَخَذۡنَ مِنۡكُمۡ مِّيۡثَاقًا غَلِيۡظًا‏
Wa kaifa taakhuzuunahuu wa qad afdaa ba’dukum ilaa ba’dinw wa akhazna minkum miisaaqan ghaliizaa

Artinya: Dan bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal kamu telah bergaul satu sama lain (sebagai suami-istri). Dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil perjanjian yang kuat (ikatan pernikahan) dari kamu.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 22

وَلَا تَنۡكِحُوۡا مَا نَكَحَ اٰبَآؤُكُمۡ مِّنَ النِّسَآءِ اِلَّا مَا قَدۡ سَلَفَ‌ ؕ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً وَّمَقۡتًا ؕ وَسَآءَ سَبِيۡلًا
Wa laa tankihuu maa nakaha aabaaa’ukum minan nisaaa’i illaa maa qad salaf; inahuu kaana faahishatanw wa maqtanw wa saaa’a sabiilaa

Artinya: Dan janganlah kamu menikahi perempuan-perempuan yang telah dinikahi oleh ayahmu, kecuali (kejadian pada masa) yang telah lampau. Sungguh, perbuatan itu sangat keji dan dibenci (oleh Allah) dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh).

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 23

حُرِّمَتۡ عَلَيۡكُمۡ اُمَّهٰتُكُمۡ وَبَنٰتُكُمۡ وَاَخَوٰتُكُمۡ وَعَمّٰتُكُمۡ وَخٰلٰتُكُمۡ وَبَنٰتُ الۡاٰخِ وَبَنٰتُ الۡاُخۡتِ وَاُمَّهٰتُكُمُ الّٰتِىۡۤ اَرۡضَعۡنَكُمۡ وَاَخَوٰتُكُمۡ مِّنَ الرَّضَاعَةِ وَ اُمَّهٰتُ نِسَآٮِٕكُمۡ وَرَبَآٮِٕبُكُمُ الّٰتِىۡ فِىۡ حُجُوۡرِكُمۡ مِّنۡ نِّسَآٮِٕكُمُ الّٰتِىۡ دَخَلۡتُمۡ بِهِنَّ فَاِنۡ لَّمۡ تَكُوۡنُوۡا دَخَلۡتُمۡ بِهِنَّ فَلَا جُنَاحَ عَلَيۡكُمۡ وَحَلَاۤٮِٕلُ اَبۡنَآٮِٕكُمُ الَّذِيۡنَ مِنۡ اَصۡلَابِكُمۡۙ وَاَنۡ تَجۡمَعُوۡا بَيۡنَ الۡاُخۡتَيۡنِ اِلَّا مَا قَدۡ سَلَفَ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ غَفُوۡرًا رَّحِيۡمًا ۙ‏
Hurrimat alaikum ummahatukum wa banatukum wa akhawatukum wa ammatukum wa khalatukum wa banatul-akhi wa banatul-ukhti wa ummahatukumul-lati ardanakum wa akhawatukum minar-radaati wa ummahatu nisa’ikum wa raba’ibukumul-lati fi hujurikum min nisa’ikumul-lati dakhaltum bihinn(a), fa illam takunu dakhaltum bihinna fala junaha alaikum, wa hala’ilu abna’ikumul-lazina min aslabikum, wa an tajmau bainal-ukhtaini illa ma qad salaf(a), innallaha kana gafurar rahima

Artinya: Diharamkan atas kamu (menikahi) ibu-ibumu, anak-anakmu yang perempuan, saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara ayahmu yang perempuan, saudara-saudara ibumu yang perempuan, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan, ibu-ibumu yang menyusui kamu, saudara-saudara perempuanmu sesusuan, ibu-ibu istrimu (mertua), anak-anak perempuan dari istrimu (anak tiri) yang dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu (menikahinya), (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu (menantu), dan (diharamkan) mengumpulkan (dalam pernikahan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Tafsir

 



QS. An-Nisa Ayat 24

وَّالۡمُحۡصَنٰتُ مِنَ النِّسَآءِ اِلَّا مَا مَلَـكَتۡ اَيۡمَانُكُمۡ‌ۚ كِتٰبَ اللّٰهِ عَلَيۡكُمۡ‌ۚ وَاُحِلَّ لَـكُمۡ مَّا وَرَآءَ ذٰ لِكُمۡ اَنۡ تَبۡتَـغُوۡا بِاَمۡوَالِكُمۡ مُّحۡصِنِيۡنَ غَيۡرَ مُسَافِحِيۡنَ‌ ؕ فَمَا اسۡتَمۡتَعۡتُمۡ بِهٖ مِنۡهُنَّ فَاٰ تُوۡهُنَّ اُجُوۡرَهُنَّ فَرِيۡضَةً‌ ؕ وَلَا جُنَاحَ عَلَيۡكُمۡ فِيۡمَا تَرٰضَيۡـتُمۡ بِهٖ مِنۡۢ بَعۡدِ الۡـفَرِيۡضَةِ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلِيۡمًا حَكِيۡمًا
Wal-muhsanatu minan-nisa’i illa ma malakat aimanukum, kitaballahi alaikum, wa uhilla lakum ma wara’a zalikum an tabtagu bi’amwalikum muhsinina gaira musafihin(a), famastamtatum bihi minhunna fa atuhunna ujurahunna faridah(tan), wa la junaha alaikum fima taradaitum bihi mim badil-faridah(ti), innallaha kana aliman hakima

Artinya: Dan (diharamkan juga kamu menikahi) perempuan yang bersuami, kecuali hamba sahaya perempuan (tawanan perang) yang kamu miliki sebagai ketetapan Allah atas kamu. Dan dihalalkan bagimu selain (perempuan-perempuan) yang demikian itu jika kamu berusaha dengan hartamu untuk menikahinya bukan untuk berzina. Maka karena kenikmatan yang telah kamu dapatkan dari mereka, berikanlah maskawinnya kepada mereka sebagai suatu kewajiban. Tetapi tidak mengapa jika ternyata di antara kamu telah saling merelakannya, setelah ditetapkan. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 25

وَمَنۡ لَّمۡ يَسۡتَطِعۡ مِنۡكُمۡ طَوۡلًا اَنۡ يَّنۡكِحَ الۡمُحۡصَنٰتِ الۡمُؤۡمِنٰتِ فَمِنۡ مَّا مَلَـكَتۡ اَيۡمَانُكُمۡ مِّنۡ فَتَيٰـتِكُمُ الۡمُؤۡمِنٰتِ‌ ؕ وَاللّٰهُ اَعۡلَمُ بِاِيۡمَانِكُمۡ‌ ؕ بَعۡضُكُمۡ مِّنۡۢ بَعۡضٍ‌ ۚ فَانْكِحُوۡهُنَّ بِاِذۡنِ اَهۡلِهِنَّ وَاٰ تُوۡهُنَّ اُجُوۡرَهُنَّ بِالۡمَعۡرُوۡفِ مُحۡصَنٰتٍ غَيۡرَ مُسٰفِحٰتٍ وَّلَا مُتَّخِذٰتِ اَخۡدَانٍ‌ ؕ فَاِذَاۤ اُحۡصِنَّ فَاِنۡ اَ تَيۡنَ بِفَاحِشَةٍ فَعَلَيۡهِنَّ نِصۡفُ مَا عَلَى الۡمُحۡصَنٰتِ مِنَ الۡعَذَابِ‌ ؕ ذٰ لِكَ لِمَنۡ خَشِىَ الۡعَنَتَ مِنۡكُمۡ‌ ؕ وَاَنۡ تَصۡبِرُوۡا خَيۡرٌ لَّكُمۡ‌ ؕ وَاللّٰهُ غَفُوۡرٌ رَّحِيۡمٌ
Wa mal lam yastati minkum taulan ay yankihal-muhsanatil-mu’minati fa mim ma malakat aimanukum min fatayatikumul-mu’minat(i), wallahu alamu bi’imanikum, badukum mim bad(in), fankihuhunna bi’izni ahlihinna wa atuhunna ujurahunna bil-marufi muhsanatin gaira musafihatiw wa la muttakhizati akhdan(in), fa iza uhsinna fa in ataina bifahisyatin fa alaihinna nisfu ma alal-muhsanati minal-azab(i), zalika limay khasyial-anata minkum, wa an tasbiru khairul lakum, wallahu gafurur rahim

Artinya: Dan barangsiapa di antara kamu tidak mempunyai biaya untuk menikahi perempuan merdeka yang beriman, maka (dihalalkan menikahi perempuan) yang beriman dari hamba sahaya yang kamu miliki. Allah mengetahui keimananmu. Sebagian dari kamu adalah dari sebagian yang lain (sama-sama keturunan Adam-Hawa), karena itu nikahilah mereka dengan izin tuannya dan berilah mereka maskawin yang pantas, karena mereka adalah perempuan-perempuan yang memelihara diri, bukan pezina dan bukan (pula) perempuan yang mengambil laki-laki lain sebagai piaraannya. Apabila mereka telah berumah tangga (bersuami), tetapi melakukan perbuatan keji (zina), maka (hukuman) bagi mereka setengah dari apa (hukuman) perempuan-perempuan merdeka (yang tidak bersuami). (Kebolehan menikahi hamba sahaya) itu, adalah bagi orang-orang yang takut terhadap kesulitan dalam menjaga diri (dari perbuatan zina). Tetapi jika kamu bersabar, itu lebih baik bagimu. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 26

يُرِيۡدُ اللّٰهُ لِيُبَيِّنَ لَـكُمۡ وَيَهۡدِيَكُمۡ سُنَنَ الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِكُمۡ وَيَتُوۡبَ عَلَيۡكُمۡ‌ ؕ وَاللّٰهُ عَلِيۡمٌ حَكِيۡمٌ‏
Yuriidul laahu liyubai yina lakum wa yahdiyakum sunanal laziina min qablikum wa yatuuba ‘alaikum; wallaahu ‘Aliimun Hakiim

Artinya: Allah hendak menerangkan (syariat-Nya) kepadamu, dan menunjukkan jalan-jalan (kehidupan) orang yang sebelum kamu (para nabi dan orang-orang shalih) dan Dia menerima tobatmu. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 27

وَاللّٰهُ يُرِيۡدُ اَنۡ يَّتُوۡبَ عَلَيۡكُمۡ وَيُرِيۡدُ الَّذِيۡنَ يَتَّبِعُوۡنَ الشَّهَوٰتِ اَنۡ تَمِيۡلُوۡا مَيۡلًا عَظِيۡمًا
Wallaahu yuriidu ai yatuuba ‘alaikum wa yuriidul laziina yattabi ‘uunash shahawaati an tamiiluu mailan ‘aziimaa

Artinya: Dan Allah hendak menerima tobatmu, sedang orang-orang yang mengikuti keinginannya menghendaki agar kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran).

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 28

يُرِيۡدُ اللّٰهُ اَنۡ يُّخَفِّفَ عَنۡكُمۡ‌ۚ وَخُلِقَ الۡاِنۡسَانُ ضَعِيۡفًا‏
Yuriidul laahu ai yukhaffifa ‘ankum; wa khuliqal insaanu da’iifaa

Artinya: Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, karena manusia diciptakan (bersifat) lemah.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 29

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا لَا تَاۡكُلُوۡۤا اَمۡوَالَـكُمۡ بَيۡنَكُمۡ بِالۡبَاطِلِ اِلَّاۤ اَنۡ تَكُوۡنَ تِجَارَةً عَنۡ تَرَاضٍ مِّنۡكُمۡ‌ ۚ وَلَا تَقۡتُلُوۡۤا اَنۡـفُسَكُمۡ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُمۡ رَحِيۡمًا
Yaaa aiyuhal laziina aamanuu laa taakuluuu amwaalakum bainakum bilbaatili ‘illaaa an takuuna tijaaratan ‘an taraadim minkum; wa laa taqtuluuu anfusakum; innal laaha kaana bikum Rahiimaa

Arinya: Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 30

وَمَنۡ يَّفۡعَلۡ ذٰ لِكَ عُدۡوَانًا وَّظُلۡمًا فَسَوۡفَ نُصۡلِيۡهِ نَارًا‌ ؕ وَكَانَ ذٰ لِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيۡرًا‏
Wa mai yaf’al zaalika ‘udwaananw wa zulman fasawfa nusliihi Naaraa; wa kaana zaalika ‘alal laahi yasiiraa

Artinya: Dan barangsiapa berbuat demikian dengan cara melanggar hukum dan zhalim, akan Kami masukkan dia ke dalam neraka. Yang demikian itu mudah bagi Allah.

Tafsir

 



QS. An-Nisa Ayat 31

اِنۡ تَجۡتَنِبُوۡا كَبٰٓٮِٕرَ مَا تُنۡهَوۡنَ عَنۡهُ نُكَفِّرۡ عَنۡكُمۡ سَيِّاٰتِكُمۡ وَنُدۡخِلۡـكُمۡ مُّدۡخَلًا كَرِيۡمًا
In tajtanibuu kabaaa’ira maa tunhawna ‘anhu nukaffir ‘ankum saiyiaatikum wa nudkhilkum mudkhalan kariimaa

Artinya: Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu dan akan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 32

وَلَا تَتَمَنَّوۡا مَا فَضَّلَ اللّٰهُ بِهٖ بَعۡضَكُمۡ عَلٰى بَعۡضٍ‌ ؕ لِلرِّجَالِ نَصِيۡبٌ مِّمَّا اكۡتَسَبُوۡا ؕ‌ وَلِلنِّسَآءِ نَصِيۡبٌ مِّمَّا اكۡتَسَبۡنَ‌ ؕ وَسۡئَـلُوا اللّٰهَ مِنۡ فَضۡلِهٖ ؕ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُلِّ شَىۡءٍ عَلِيۡمًا
Wa laa tatamannaw maa faddalal laahu bihii ba’dakum ‘alaa ba’d; lirrijaali nasiibum mimak tasabuu wa linnisaaa’i nasiibum mimmak tasabna; was’alullaaha min fadlih; innal laaha kaana bikulli shai’in ‘Aliimaa

Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 33

وَلِكُلٍّ جَعَلۡنَا مَوَالِىَ مِمَّا تَرَكَ الۡوَالِدٰنِ وَالۡاَقۡرَبُوۡنَ‌ ؕ وَالَّذِيۡنَ عَقَدَتۡ اَيۡمَانُكُمۡ فَاٰ تُوۡهُمۡ نَصِيۡبَهُمۡ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلٰى كُلِّ شَىۡءٍ شَهِيۡدًا
Wa likullin ja’alnaa ma waaliya mimmaa tarakal waalidaani wal aqrabuun; wallaziina ‘aqadat aimaanukum fa aatuuhum nasiibahum; innal laaha kaana ‘alaa kulli shai’in Shahiidaa

Artinya: Dan untuk masing-masing (laki-laki dan perempuan) Kami telah menetapkan para ahli waris atas apa yang ditinggalkan oleh kedua orang tuanya dan karib kerabatnya. Dan orang-orang yang kamu telah bersumpah setia dengan mereka, maka berikanlah kepada mereka bagiannya. Sungguh, Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 34

اَلرِّجَالُ قَوَّامُوۡنَ عَلَى النِّسَآءِ بِمَا فَضَّلَ اللّٰهُ بَعۡضَهُمۡ عَلٰى بَعۡضٍ وَّبِمَاۤ اَنۡفَقُوۡا مِنۡ اَمۡوَالِهِمۡ‌ ؕ فَالصّٰلِحٰتُ قٰنِتٰتٌ حٰفِظٰتٌ لِّلۡغَيۡبِ بِمَا حَفِظَ اللّٰهُ‌ ؕ وَالّٰتِىۡ تَخَافُوۡنَ نُشُوۡزَهُنَّ فَعِظُوۡهُنَّ وَاهۡجُرُوۡهُنَّ فِى الۡمَضَاجِعِ وَاضۡرِبُوۡهُنَّ‌ ۚ فَاِنۡ اَطَعۡنَكُمۡ فَلَا تَبۡغُوۡا عَلَيۡهِنَّ سَبِيۡلًا‌ ؕاِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيۡرًا‏
Ar-rijalu qawwamuna alan-nisa’i bima faddalallahu badahum ala badiw wa bima anfaqu min amwalihim, fas-salihatu qanitatun hafizatul lil-gaibi bima hafizallah(u), wal-lati takhafuna nusyuzahunna fa izuhunna wahjuruhunna fil-madajii wadribuhunn(a), fa in atanakum fala tabgu alaihinna sabila(n), innallaha kana aliyyan kabira

Artinya: Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang shalih adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka).

Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Mahatinggi, Mahabesar.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 35

وَاِنۡ خِفۡتُمۡ شِقَاقَ بَيۡنِهِمَا فَابۡعَثُوۡا حَكَمًا مِّنۡ اَهۡلِهٖ وَحَكَمًا مِّنۡ اَهۡلِهَا‌ ۚ اِنۡ يُّرِيۡدَاۤ اِصۡلَاحًا يُّوَفِّـقِ اللّٰهُ بَيۡنَهُمَا‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلِيۡمًا خَبِيۡرًا
Wa in khiftum shiqooqa baini himaa fab’asuu haka mam min ahlihii wa hakamam min ahlihaa; iny-yuriidaaa islaah ai-yuwaffiqil laahu bainahumaa; innal laaha kaana ‘Aliiman Khabiiraa

Artinya: Dan jika kamu khawatir terjadi persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang juru damai dari keluarga laki-laki dan seorang juru damai dari keluarga perempuan. Jika keduanya (juru damai itu) bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-istri itu. Sungguh, Allah Mahateliti, Maha Mengenal.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 36

وَاعۡبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشۡرِكُوۡا بِهٖ شَيۡــًٔـا‌ ؕ وَّبِالۡوَالِدَيۡنِ اِحۡسَانًا وَّبِذِى الۡقُرۡبٰى وَالۡيَتٰمٰى وَ الۡمَسٰكِيۡنِ وَالۡجَـارِ ذِى الۡقُرۡبٰى وَالۡجَـارِ الۡجُـنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالۡجَـنۡۢبِ وَابۡنِ السَّبِيۡلِ ۙ وَمَا مَلَـكَتۡ اَيۡمَانُكُمۡ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنۡ كَانَ مُخۡتَالًا فَخُوۡرَا
Wa’budullaha wa la tusyriku bihi syai’aw wa bil-walidaini ihsanaw wa bizil-qurba wal-yatama wal-masakini wal-jari zil-qurba wal-jaril-junubi was-sahibi bil-jambi wabnis-sabil(i), wa ma malakat aimanukum, innallaha la yuhibbu man kana mukhtalan fakhura

Artinya: Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri,

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 37

اۨلَّذِيۡنَ يَـبۡخَلُوۡنَ وَيَاۡمُرُوۡنَ النَّاسَ بِالۡبُخۡلِ وَيَكۡتُمُوۡنَ مَاۤ اٰتٰٮهُمُ اللّٰهُ مِنۡ فَضۡلِهٖ‌ ؕ وَ اَعۡتَدۡنَا لِلۡكٰفِرِيۡنَ عَذَابًا مُّهِيۡنًا‌
Allaziina yabkhaluuna wa yaamuruunan naasa bilbukhli wa yaktumuuna maaa aataahu mullaahu min fadlih; wa a’tadnaa lilkaafiriina ‘azaabam muhiinaa

Artinya: (yaitu) orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan menyembunyikan karunia yang telah diberikan Allah kepadanya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir azab yang menghinakan.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 38

وَالَّذِيۡنَ يُنۡفِقُوۡنَ اَمۡوَالَهُمۡ رِئَآءَ النَّاسِ وَلَا يُؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰهِ وَلَا بِالۡيَوۡمِ الۡاٰخِرِ‌ؕ وَمَنۡ يَّكُنِ الشَّيۡطٰنُ لَهٗ قَرِيۡنًا فَسَآءَ قَرِيۡنًا
Wallaziina yunfiquuna amwaalahum ri’aaa’an naasi wa laa yu’minuuna billaahi wa laa bil Yawmil Aakhir; wa mai yakunish shaitaanu lahuu qariinan fasaaa’a qariinaa

Artinya: Dan (juga) orang-orang yang menginfakkan hartanya karena ria dan kepada orang lain (ingin dilihat dan dipuji), dan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian. Barangsiapa menjadikan setan sebagai temannya, maka (ketahuilah) dia (setan itu) adalah teman yang sangat jahat.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 39

وَمَاذَا عَلَيۡهِمۡ لَوۡ اٰمَنُوۡا بِاللّٰهِ وَالۡيَوۡمِ الۡاٰخِرِ وَاَنۡفَقُوۡا مِمَّا رَزَقَهُمُ اللّٰهُ‌ ؕ وَكَانَ اللّٰهُ بِهِمۡ عَلِيۡمًا
Wa maazaa ‘alaihim law aamanuu billaahi wal Yawmil Aakhiri wa anfaquu mimmaa razaqahumul laah; wa kaanallaahu bihim Aaliimaa

Artinya: Dan apa (keberatan) bagi mereka jika mereka beriman kepada Allah dan hari kemudian dan menginfakkan sebagian rezeki yang telah diberikan Allah kepadanya? Dan Allah Maha Mengetahui keadaan mereka.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 40

اِنَّ اللّٰهَ لَا يَظۡلِمُ مِثۡقَالَ ذَرَّةٍ‌ ۚ وَاِنۡ تَكُ حَسَنَةً يُّضٰعِفۡهَا وَيُؤۡتِ مِنۡ لَّدُنۡهُ اَجۡرًا عَظِيۡمًا
Innal laaha laa yazlimu misqoola zarratinw wa in taku hasanatany yudaa’ifhaa wa yu’ti mil ladunhu ajran ‘aziimaa

Artinya: Sungguh, Allah tidak akan menzhalimi seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan (sekecil zarrah), niscaya Allah akan melipatgandakannya dan memberikan pahala yang besar dari sisi-Nya.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 41

فَكَيۡـفَ اِذَا جِئۡـنَا مِنۡ كُلِّ اُمَّةٍ ۭ بِشَهِيۡدٍ وَّجِئۡـنَا بِكَ عَلٰى هٰٓؤُلَاۤءِ شَهِيۡدًا
Fakaifa izaa ji’naa min kulli ummatim bishahiidinw wa ji’naabika ‘alaa haaa’ulaaa ‘i Shahiidan

Artinya: Dan bagaimanakah (keadaan orang kafir nanti), jika Kami mendatangkan seorang saksi (Rasul) dari setiap umat dan Kami mendatangkan engkau (Muhammad) sebagai saksi atas mereka.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 42

يَوۡمَٮِٕذٍ يَّوَدُّ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا وَعَصَوُا الرَّسُوۡلَ لَوۡ تُسَوّٰى بِهِمُ الۡاَرۡضُ ؕ وَلَا يَكۡتُمُوۡنَ اللّٰهَ حَدِيۡـثًا
Yawma’iziny yawad dullaziina kafaruu wa’asawur Rasuula law tusawwaa bihimul ardu wa laa yaktumuunal laaha hadiisaa

Arinya: Pada hari itu, orang yang kafir dan orang yang mendurhakai Rasul (Muhammad), berharap sekiranya mereka diratakan dengan tanah (dikubur atau hancur luluh menjadi tanah), padahal mereka tidak dapat menyembunyikan sesuatu kejadian apa pun dari Allah.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 43

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا لَا تَقۡرَبُوا الصَّلٰوةَ وَاَنۡـتُمۡ سُكَارٰى حَتّٰى تَعۡلَمُوۡا مَا تَقُوۡلُوۡنَ وَلَا جُنُبًا اِلَّا عَابِرِىۡ سَبِيۡلٍ حَتّٰى تَغۡتَسِلُوۡا‌ ؕ وَاِنۡ كُنۡتُمۡ مَّرۡضٰۤى اَوۡ عَلٰى سَفَرٍ اَوۡ جَآءَ اَحَدٌ مِّنۡكُمۡ مِّنَ الۡغَآٮِٕطِ اَوۡ لٰمَسۡتُمُ النِّسَآءَ فَلَمۡ تَجِدُوۡا مَآءً فَتَيَمَّمُوۡا صَعِيۡدًا طَيِّبًا فَامۡسَحُوۡا بِوُجُوۡهِكُمۡ وَاَيۡدِيۡكُمۡ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُوۡرًا
Ya ayyuhal-lazina amanu la taqrabus-salata wa antum sukara hatta ta’lamu ma taquluna wa la junuban illa ‘abiri sabilin hatta tagtasilu, wa in kuntum marda aw ‘ala safarin au ja’a ahadum minkum minal-ga’iti au lamastumun-nisa’a falam tajidu ma’an fa tayammamu sa’idan tayyiban famsahu biwujuhikum wa aidikum, innnallaha kana ‘afuwwan gafura

Artinya: Wahai orang yang beriman! Janganlah kamu mendekati shalat ketika kamu dalam keadaan mabuk, sampai kamu sadar apa yang kamu ucapkan, dan jangan pula (kamu hampiri masjid ketika kamu) dalam keadaan junub kecuali sekedar melewati jalan saja, sebelum kamu mandi (mandi junub).

Adapun jika kamu sakit atau sedang dalam perjalanan atau sehabis buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, sedangkan kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Sungguh, Allah Maha Pemaaf, Maha Pengampun.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 44

اَلَمۡ تَرَ اِلَى الَّذِيۡنَ اُوۡتُوۡا نَصِيۡبًا مِّنَ الۡكِتٰبِ يَشۡتَرُوۡنَ الضَّلٰلَةَ وَيُرِيۡدُوۡنَ اَنۡ تَضِلُّوا السَّبِيۡلَ
Alam tara ilal laziina uutuu nasiibam minal Kitaabi yashtaruunad dalaalata wa yuriiduuna an tadillus sabiil

Artinya: Tidakkah kamu memperhatikan orang yang telah diberi bagian Kitab (Taurat)? Mereka membeli kesesatan dan mereka menghendaki agar kamu tersesat (menyimpang) dari jalan (yang benar).

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 45

وَاللّٰهُ اَعۡلَمُ بِاَعۡدَآٮِٕكُمۡ‌ؕ وَكَفٰى بِاللّٰهِ وَلِيًّا وَّكَفٰى بِاللّٰهِ نَصِيۡرًا‏
Wallaahu a’lamu bi a’daaa’i-kum; wa kafaa billaahi waliyyanw wa kafaa billaahi nasiira

Artinya: Dan Allah lebih mengetahui tentang musuh-musuhmu. Cukuplah Allah menjadi pelindung dan cukuplah Allah menjadi penolong (bagimu).

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 46

مِنَ الَّذِيۡنَ هَادُوۡا يُحَرِّفُوۡنَ الۡـكَلِمَ عَنۡ مَّوَاضِعِهٖ وَ يَقُوۡلُوۡنَ سَمِعۡنَا وَعَصَيۡنَا وَاسۡمَعۡ غَيۡرَ مُسۡمَعٍ وَّرَاعِنَا لَـيًّۢا بِاَ لۡسِنَتِهِمۡ وَطَعۡنًا فِىۡ الدِّيۡنِ‌ ؕ وَلَوۡ اَنَّهُمۡ قَالُوۡا سَمِعۡنَا وَاَطَعۡنَا وَاسۡمَعۡ وَانْظُرۡنَا لَـكَانَ خَيۡرًا لَّهُمۡ وَاَقۡوَمَ ۙ وَ لٰـكِنۡ لَّعَنَهُمُ اللّٰهُ بِكُفۡرِهِمۡ فَلَا يُؤۡمِنُوۡنَ اِلَّا قَلِيۡلًا
Minal-lazina hadu yuharrifunal-kalima ‘am mawadiihi wa yaquluna sami’na wa asaina wasma gaira musma’iw-wa ra’ina layyam-bilsinatihim wa ta’nan-fid-din, wa lau annahum qalu sami’na wa ata’na wasma’ wanzurna lakana khairal lahum wa aqwam(a), wa lakil la’anahumullahu bikufrihim fala yu’minuna illa qalila

Artinya: (Yaitu) di antara orang Yahudi, yang mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. Dan mereka berkata, “Kami mendengar, tetapi kami tidak mau menurutinya.” Dan (mereka mengatakan pula), “Dengarlah,” sedang (engkau Muhammad sebenarnya) tidak mendengar apa pun. Dan (mereka mengatakan), “Ra‘ina” dengan memutar-balikkan lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan, “Kami mendengar dan patuh, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami,” tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, tetapi Allah melaknat mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali sedikit sekali.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 47

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اُوۡتُوا الۡكِتٰبَ اٰمِنُوۡا بِمَا نَزَّلۡنَا مُصَدِّقًا لِّمَا مَعَكُمۡ مِّنۡ قَبۡلِ اَنۡ نَّـطۡمِسَ وُجُوۡهًا فَنَرُدَّهَا عَلٰٓى اَدۡبَارِهَاۤ اَوۡ نَلۡعَنَهُمۡ كَمَا لَعَنَّاۤ اَصۡحٰبَ السَّبۡتِ‌ؕ وَكَانَ اَمۡرُ اللّٰهِ مَفۡعُوۡلًا
yaaa aiyuha laziina uutu Kitaaba aaminuu bimaa nazzalnaa musadiqallimaa ma’akum min qabli an natmisa wujuuhan fanaruddahaa ‘alaaa adbaarihaaa aw nal’anahum kamaa la’annaaa Ashaabas Sabt; wa kaana amrul laahi maf’uulaa

Artinya: Wahai orang-orang yang telah diberi Kitab! Berimanlah kamu kepada apa yang telah Kami turunkan (Al-Qur’an) yang membenarkan Kitab yang ada pada kamu, sebelum Kami mengubah wajah-wajah(mu), lalu Kami putar ke belakang atau Kami laknat mereka sebagaimana Kami melaknat orang-orang (yang berbuat maksiat) pada hari Sabat (Sabtu). Dan ketetapan Allah pasti berlaku.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 48

اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغۡفِرُ اَنۡ يُّشۡرَكَ بِهٖ وَيَغۡفِرُ مَا دُوۡنَ ذٰ لِكَ لِمَنۡ يَّشَآءُ‌ ۚ وَمَنۡ يُّشۡرِكۡ بِاللّٰهِ فَقَدِ افۡتَـرٰۤى اِثۡمًا عَظِيۡمًا‏
Innal laaha laa yaghfiru ai yushraka bihii wa yaghfiru maa duuna zaalika limai yashaaa’; wa mai yushrik billaahi faqadif taraaa isman ‘aziimaa

Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 49

اَلَمۡ تَرَ اِلَى الَّذِيۡنَ يُزَكُّوۡنَ اَنۡفُسَهُمۡ‌ ؕ بَلِ اللّٰهُ يُزَكِّىۡ مَنۡ يَّشَآءُ وَلَا يُظۡلَمُوۡنَ فَتِيۡلًا
Alam tara ilal laziina yuzakkuuna anfusahum; balil laahu yuzakkii mai yashaaa’u wa laa yuzlamuuna fatiilaa

Artinya: Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang menganggap dirinya suci (orang Yahudi dan Nasrani)? Sebenarnya Allah menyucikan siapa yang Dia kehendaki dan mereka tidak dizhalimi sedikit pun.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 50

اُنْظُرۡ كَيۡفَ يَفۡتَرُوۡنَ عَلَى اللّٰهِ الۡـكَذِبَ‌ؕ وَكَفٰى بِهٖۤ اِثۡمًا مُّبِيۡنًا
Unzur kaifa yaftaruuna ‘alal laahil kazib, wakafaa bihiii ismamm mubiinaa

Artinya: Perhatikanlah, betapa mereka mengada-adakan dusta terhadap Allah! Dan cukuplah perbuatan itu menjadi dosa yang nyata (bagi mereka).

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 51

اَلَمۡ تَرَ اِلَى الَّذِيۡنَ اُوۡتُوۡا نَصِيۡبًا مِّنَ الۡكِتٰبِ يُؤۡمِنُوۡنَ بِالۡجِبۡتِ وَالطَّاغُوۡتِ وَيَقُوۡلُوۡنَ لِلَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا هٰٓؤُلَۤاءِ اَهۡدٰى مِنَ الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا سَبِيۡلًا
Alam tara ilal laziina ‘uutuu nasiibam minal kitaabi yu’minuuna bil Jibti wat Taaghuuti wa yaquuluuna lillaziina kafaruu haaa ulaaa’i ahdaa minal laziina aamanuu sabiilaa

Artinya: Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang diberi bagian dari Kitab (Taurat)? Mereka percaya kepada Jibt dan Tagut, dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka itu lebih benar jalannya daripada orang-orang yang beriman.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 52

اُولٰٓٮِٕكَ الَّذِيۡنَ لَعَنَهُمُ اللّٰهُ‌ ؕ وَمَنۡ يَّلۡعَنِ اللّٰهُ فَلَنۡ تَجِدَ لَهٗ نَصِيۡرًا
Ulaaa’ikal laziina la’ana humul laahu wa mai yal’anil laahu falan tajida lahuu nasiiraa

Artinya: Mereka itulah orang-orang yang dilaknat Allah. Dan barangsiapa dilaknat Allah, niscaya engkau tidak akan mendapatkan penolong baginya.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 53

اَمۡ لَهُمۡ نَصِيۡبٌ مِّنَ الۡمُلۡكِ فَاِذًا لَّا يُؤۡتُوۡنَ النَّاسَ نَقِيۡرًا
Am lahum nasiibum minal mulki fa izal laa yu’tuunan naasa naqiiraa

Artinya: Ataukah mereka mempunyai bagian dari kerajaan (kekuasaan), meskipun mereka tidak akan memberikan sedikit pun (kebajikan) kepada manusia,

Tafsir

 



QS. An-Nisa Ayat 54

اَمۡ يَحۡسُدُوۡنَ النَّاسَ عَلٰى مَاۤ اٰتٰٮهُمُ اللّٰهُ مِنۡ فَضۡلِهٖ‌ۚ فَقَدۡ اٰتَيۡنَاۤ اٰلَ اِبۡرٰهِيۡمَ الۡـكِتٰبَ وَالۡحِكۡمَةَ وَاٰتَيۡنٰهُمۡ مُّلۡكًا عَظِيۡمًا‏
Am yahsuduunan naasa ‘alaa maaa aataahumul laahu min fadlihii faqad aatainaaa Aala Ibraahiimal Kitaaba wal Hikmata wa aatainaahum mulkan ‘aziimaa

Artinya: ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) karena karunia yang telah diberikan Allah kepadanya? Sungguh, Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepada mereka kerajaan (kekuasaan) yang besar.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 55

فَمِنۡهُمۡ مَّنۡ اٰمَنَ بِهٖ وَمِنۡهُمۡ مَّنۡ صَدَّ عَنۡهُ‌ ؕ وَكَفٰى بِجَهَـنَّمَ سَعِيۡرًا
Faminhum man aamana bihii wa minhum man sadda ‘anh; wa kafaa bi Jahannama sa’iiraa

Artinya: Maka di antara mereka (yang dengki itu), ada yang beriman kepadanya dan ada pula yang menghalangi (manusia beriman) kepadanya. Cukuplah (bagi mereka) neraka Jahanam yang menyala-nyala apinya.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 56

اِنَّ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا بِاٰيٰتِنَا سَوۡفَ نُصۡلِيۡهِمۡ نَارًا ؕ كُلَّمَا نَضِجَتۡ جُلُوۡدُهُمۡ بَدَّلۡنٰهُمۡ جُلُوۡدًا غَيۡرَهَا لِيَذُوۡقُوا الۡعَذَابَ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَزِيۡزًا حَكِيۡمًا
Innal laziina kafaruu bi Aayaatinaa sawfa nusliihim Naaran kullamaa nadijat juluuduhum baddalnaahum juluudan ghairahaa liyazuuqul ‘azaab; innallaaha kaana ‘Aziizan Hakiimaa

Artinya: Sungguh, orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti dengan kulit yang lain, agar mereka merasakan azab. Sungguh, Allah Maha-perkasa, Mahabijaksana.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 57

وَالَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ سَنُدۡخِلُهُمۡ جَنّٰتٍ تَجۡرِىۡ مِنۡ تَحۡتِهَا الۡاَنۡهٰرُ خٰلِدِيۡنَ فِيۡهَاۤ اَبَدًا‌ ؕ لَـهُمۡ فِيۡهَاۤ اَزۡوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ وَّنُدۡخِلُهُمۡ ظِلًّا ظَلِيۡلًا
Wallaziina aamanuu wa ‘amilus saalihaati sanud khiluum jannaatin tajrii min tahtihal anhaaru khaalidiina fiihaaa abadaa, lahum fiihaaa azwaajum mutahharatun wa nudkhiluhum zillan zaliilaa

Artinya: Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, kelak akan Kami masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Di sana mereka mempunyai pasangan-pasangan yang suci, dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman.

Tafsir

 



QS. An-Nisa Ayat 58

اِنَّ اللّٰهَ يَاۡمُرُكُمۡ اَنۡ تُؤَدُّوا الۡاَمٰنٰتِ اِلٰٓى اَهۡلِهَا ۙ وَاِذَا حَكَمۡتُمۡ بَيۡنَ النَّاسِ اَنۡ تَحۡكُمُوۡا بِالۡعَدۡلِ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمۡ بِهٖ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ سَمِيۡعًۢا بَصِيۡرًا‏
Innallaha ya’murukum an tu’addul-amanati ila ahliha, wa iza hakamtum bainan-nasi an tahkumu bil-adl(i), innallaha ni’imma yaizukum bih(i), innallaha kana sami’am-basira

Artinya: Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 59

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اَطِيۡـعُوا اللّٰهَ وَاَطِيۡـعُوا الرَّسُوۡلَ وَاُولِى الۡاَمۡرِ مِنۡكُمۡ‌ۚ فَاِنۡ تَنَازَعۡتُمۡ فِىۡ شَىۡءٍ فَرُدُّوۡهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوۡلِ اِنۡ كُنۡـتُمۡ تُؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰهِ وَالۡيَـوۡمِ الۡاٰخِرِ‌ ؕ ذٰ لِكَ خَيۡرٌ وَّاَحۡسَنُ تَاۡوِيۡلًا
Yaaa aiyuhal laziina aamanuuu atii’ul laaha wa atii’ur Rasuula wa ulil amri minkum fa in tanaaza’tum fii shai’in farudduuhu ilal laahi war Rasuuli in kuntum tu’minuuna billaahi wal yawmil Aakhir; zaalika khairunw wa ahsanu taawiilaa

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 60

اَلَمۡ تَرَ اِلَى الَّذِيۡنَ يَزۡعُمُوۡنَ اَنَّهُمۡ اٰمَنُوۡا بِمَاۤ اُنۡزِلَ اِلَيۡكَ وَمَاۤ اُنۡزِلَ مِنۡ قَبۡلِكَ يُرِيۡدُوۡنَ اَنۡ يَّتَحَاكَمُوۡۤا اِلَى الطَّاغُوۡتِ وَقَدۡ اُمِرُوۡۤا اَنۡ يَّكۡفُرُوۡا بِهٖ ؕ وَيُرِيۡدُ الشَّيۡـطٰنُ اَنۡ يُّضِلَّهُمۡ ضَلٰلًاۢ بَعِيۡدًا
Alam tara ilal laziina yaz’umuuna annahum aarmanuu bimaa unzilaa ilaika wa maaa unzila min qablika yuriiduuna ai yatahaakamuuu ilat Taaghuuti wa qad umiruuu ai yakfuruu bih, wa yuriidush Shaitaanu ai yudillahum dalaalam ba’iidaa

Artinya: Tidakkah engkau (Muhammad) memperhatikan orang-orang yang mengaku bahwa mereka telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelummu? Tetapi mereka masih menginginkan ketetapan hukum kepada Tagut, padahal mereka telah diperintahkan untuk mengingkari Tagut itu. Dan setan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) kesesatan yang sejauh-jauhnya.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 61

وَاِذَا قِيۡلَ لَهُمۡ تَعَالَوۡا اِلٰى مَاۤ اَنۡزَلَ اللّٰهُ وَاِلَى الرَّسُوۡلِ رَاَيۡتَ الۡمُنٰفِقِيۡنَ يَصُدُّوۡنَ عَنۡكَ صُدُوۡدًا‌
Wa izaa qiila lahum ta’aalaw ilaa maaa anzalallaahu wa ilar Rasuuli ra aital munaafiqiina yasudduuna ‘anka suduudaa

Artinya: Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Marilah (patuh) kepada apa yang telah diturunkan Allah dan (patuh) kepada Rasul,” (niscaya) engkau (Muhammad) melihat orang munafik menghalangi dengan keras darimu.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 62

فَكَيۡفَ اِذَاۤ اَصَابَتۡهُمۡ مُّصِيۡبَةٌ ۢ بِمَا قَدَّمَتۡ اَيۡدِيۡهِمۡ ثُمَّ جَآءُوۡكَ يَحۡلِفُوۡنَ‌ۖ بِاللّٰهِ اِنۡ اَرَدۡنَاۤ اِلَّاۤ اِحۡسَانًـا وَّتَوۡفِيۡقًا
Fakaifa izaaa asaabathum musiibatum summa jaaa’uuka yahlifuuna billaahi in aradnaaa illaaa ihsaananw wa tawfiiqoo

Artinya: Maka bagaimana halnya apabila (kelak) musibah menimpa mereka (orang munafik) disebabkan perbuatan tangannya sendiri, kemudian mereka datang kepadamu (Muhammad) sambil bersumpah, “Demi Allah, kami sekali-kali tidak menghendaki selain kebaikan dan kedamaian.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 63

اُولٰٓٮِٕكَ الَّذِيۡنَ يَعۡلَمُ اللّٰهُ مَا فِىۡ قُلُوۡبِهِمۡ فَاَعۡرِضۡ عَنۡهُمۡ وَعِظۡهُمۡ وَقُلْ لَّهُمۡ فِىۡۤ اَنۡفُسِهِمۡ قَوۡلًاۢ بَلِيۡغًا
Ulaaa’ikal laziina ya’la mullaahu maa fii quluubihim fa a’rid ‘anhum wa ‘izhum wa qul lahum fiii anfusihim qawlam baliighaa

Artinya: Mereka itu adalah orang-orang yang (sesungguhnya) Allah mengetahui apa yang ada di dalam hatinya. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka nasihat, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang membekas pada jiwanya.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 64

وَمَاۤ اَرۡسَلۡنَا مِنۡ رَّسُوۡلٍ اِلَّا لِـيُـطَاعَ بِاِذۡنِ اللّٰهِ ‌ؕ وَلَوۡ اَنَّهُمۡ اِذْ ظَّلَمُوۡۤا اَنۡفُسَهُمۡ جَآءُوۡكَ فَاسۡتَغۡفَرُوا اللّٰهَ وَاسۡتَغۡفَرَ لَـهُمُ الرَّسُوۡلُ لَوَجَدُوا اللّٰهَ تَوَّابًا رَّحِيۡمًا‏
Wa maa arsalnaa mir Rasuulin illaa liyutaa’a bi iznil laah; wa law annahum ‘iz zalamuuu anfusahum jaaa’uuka fastaghfarul laaha wastaghfara lahumur Rasuulu la wajadul laaha Tawwaabar Rahiimaa

Artinya: Dan Kami tidak mengutus seorang rasul melainkan untuk ditaati dengan izin Allah. Dan sungguh, sekiranya mereka setelah menzhalimi dirinya datang kepadamu (Muhammad), lalu memohon ampunan kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampunan untuk mereka, niscaya mereka mendapati Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 65

فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤۡمِنُوۡنَ حَتّٰى يُحَكِّمُوۡكَ فِيۡمَا شَجَرَ بَيۡنَهُمۡ ثُمَّ لَا يَجِدُوۡا فِىۡۤ اَنۡفُسِهِمۡ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيۡتَ وَيُسَلِّمُوۡا تَسۡلِيۡمًا
Falaa wa Rabbika laa yu’minuuna hattaa yuhakkimuuka fe emaa shajara bainahum summa laa yajiduu fii anfusihim harajam mimmaa qadaita wa yusal limuu tasliimaa

Artinya: Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, (sehingga) kemudian tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 66

وَلَوۡ اَنَّا كَتَبۡنَا عَلَيۡهِمۡ اَنِ اقۡتُلُوۡۤا اَنۡفُسَكُمۡ اَوِ اخۡرُجُوۡا مِنۡ دِيَارِكُمۡ مَّا فَعَلُوۡهُ اِلَّا قَلِيۡلٌ مِّنۡهُمۡ‌ ؕ وَلَوۡ اَنَّهُمۡ فَعَلُوۡا مَا يُوۡعَظُوۡنَ بِهٖ لَـكَانَ خَيۡرًا لَّهُمۡ وَاَشَدَّ تَثۡبِيۡتًا
Wa law annaa katabnaa ‘alaihim aniq tuluuu anfusakum awikh rujuu min diyaarikum maa fa’aluuhu illaa qaliilum minhum wa law annahum fa’aluu maa yuu’azuuna bihii lakaana khairal lahum wa ashadda tasbiitaa

Artinya: Dan sekalipun telah Kami perintahkan kepada mereka, “Bunuhlah dirimu atau keluarlah kamu dari kampung halamanmu,” ternyata mereka tidak akan melakukannya, kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan sekiranya mereka benar-benar melaksanakan perintah yang diberikan, niscaya itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka),

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 67

وَّاِذًا لَّاٰتَيۡنٰهُمۡ مِّنۡ لَّدُنَّاۤ اَجۡرًا عَظِيۡمًا
Wa izal la aatainaahum mil ladunnaaa ajran ‘aziimaa

Artinya: dan dengan demikian, pasti Kami berikan kepada mereka pahala yang besar dari sisi Kami,

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 68

وَّلَهَدَيۡنٰهُمۡ صِرَاطًا مُّسۡتَقِيۡمًا
Wa lahadainaahum Siraatam mustaqiimaa

Artinya: dan pasti Kami tunjukkan kepada mereka jalan yang lurus.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 69

وَمَنۡ يُّطِعِ اللّٰهَ وَالرَّسُوۡلَ فَاُولٰٓٮِٕكَ مَعَ الَّذِيۡنَ اَنۡعَمَ اللّٰهُ عَلَيۡهِمۡ مِّنَ النَّبِيّٖنَ وَالصِّدِّيۡقِيۡنَ وَالشُّهَدَآءِ وَالصّٰلِحِيۡنَ‌ ۚ وَحَسُنَ اُولٰٓٮِٕكَ رَفِيۡقًا
Wa many-yuti’il laaha war Rasuula fa ulaaa’ika ma’al laziina an’amal laahu ‘alaihim minan nabiyyiina wassiddiiqiina washshuhadaaa’i wassaalihiin; wa hasuna ulaaa’ika rafiiqoo

Artinya: Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul (Muhammad), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pencinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.

Tafsir

 



QS. An-Nisa Ayat 70

ذٰ لِكَ الۡـفَضۡلُ مِنَ اللّٰهِ‌ ؕ وَكَفٰى بِاللّٰهِ عَلِيۡمًا
Zaalikal fadlu minal laah; wa kafaa billaahi ‘Aliimaa

Artinya: Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan cukuplah Allah yang Maha Mengetahui.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 71

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا خُذُوۡا حِذۡرَكُمۡ فَانْفِرُوۡا ثُبَاتٍ اَوِ انْفِرُوۡا جَمِيۡعًا‏
Yaaa aiyuhal laziina aamanuu khuzuu hizrakum fanfiruu subaain awin firuu jamii’aa

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Bersiapsiagalah kamu, dan majulah (ke medan pertempuran) secara berkelompok, atau majulah bersama-sama (serentak).

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 72

وَاِنَّ مِنۡكُمۡ لَمَنۡ لَّيُبَطِّئَنَّ‌ۚ فَاِنۡ اَصَابَتۡكُمۡ مُّصِيۡبَةٌ قَالَ قَدۡ اَنۡعَمَ اللّٰهُ عَلَىَّ اِذۡ لَمۡ اَكُنۡ مَّعَهُمۡ شَهِيۡدًا
Wa inna minkum lamal la yubatti’anna fa in asaabatkum musiibatun qoola qad an’amal laahu ‘alaiya iz lam akum ma’ahum shahiida

Artinya: Dan sesungguhnya di antara kamu pasti ada orang yang sangat enggan (ke medan pertempuran). Lalu jika kamu ditimpa musibah dia berkata, “Sungguh, Allah telah memberikan nikmat kepadaku karena aku tidak ikut berperang bersama mereka.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 73

وَلَٮِٕنۡ اَصَابَكُمۡ فَضۡلٌ مِّنَ اللّٰهِ لَيَـقُوۡلَنَّ كَاَنۡ لَّمۡ تَكُنۡۢ بَيۡنَكُمۡ وَبَيۡنَهٗ مَوَدَّةٌ يّٰلَيۡتَنِىۡ كُنۡتُ مَعَهُمۡ فَاَ فُوۡزَ فَوۡزًا عَظِيۡمًا‏
Wa la’in asaabakum fadlum minal laahi la yaquulanna ka al lam takum bainakum wa bainahuu mawaddatuny yaa laitanii kuntu ma’ahum fa afuuza fawzan ‘aziimaa

Artinya: Dan sungguh, jika kamu mendapat karunia (kemenangan) dari Allah, tentulah dia mengatakan seakan-akan belum pernah ada hubungan kasih sayang antara kamu dengan dia, “Wahai, sekiranya aku bersama mereka, tentu aku akan memperoleh kemenangan yang agung (pula).

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 74

فَلۡيُقَاتِلۡ فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ الَّذِيۡنَ يَشۡرُوۡنَ الۡحَيٰوةَ الدُّنۡيَا بِالۡاٰخِرَةِ‌ ؕ وَمَنۡ يُّقَاتِلۡ فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ فَيُقۡتَلۡ اَوۡ يَغۡلِبۡ فَسَوۡفَ نُـؤۡتِيۡهِ اَجۡرًا عَظِيۡمًا
Falyuqootil fii sabiilil laahil laziina yashruunal hayaatad dunyaa bil Aakhirah; wa many-uqootil fii sabiilil laahi fa yuqtal aw yaghlib fasawfa nu’tiihi ajran ‘aziimaa

Artinya: Karena itu, hendaklah orang-orang yang menjual kehidupan dunia untuk (kehidupan) akhirat berperang di jalan Allah. Dan barangsiapa berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan maka akan Kami berikan pahala yang besar kepadanya.

Tafsir

 



QS. An-Nisa Ayat 75

وَمَا لَـكُمۡ لَا تُقَاتِلُوۡنَ فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ وَالۡمُسۡتَضۡعَفِيۡنَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَآءِ وَالۡوِلۡدَانِ الَّذِيۡنَ يَقُوۡلُوۡنَ رَبَّنَاۤ اَخۡرِجۡنَا مِنۡ هٰذِهِ الۡـقَرۡيَةِ الظَّالِمِ اَهۡلُهَا‌ ۚ وَاجۡعَلْ لَّـنَا مِنۡ لَّدُنۡكَ وَلِيًّا ۙۚ وَّاجۡعَلْ لَّـنَا مِنۡ لَّدُنۡكَ نَصِيۡرًا
Wa maa lakum laa tuqootiluuna fii sabiilil laahi walmustad’afiina minar rijaali wannisaaa’i walwildaanil laziina yaquuluuna Rabbanaaa akhrijnaa min haazihil qaryatiz zaalimi ahluhaa waj’al lanaa mil ladunka waliyanw waj’al lanaa mil ladunka nasiiraa

Artinya: Dan mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang yang lemah, baik laki-laki, perempuan maupun anak-anak yang berdoa, “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang penduduknya zhalim. Berilah kami pelindung dari sisi-Mu, dan berilah kami penolong dari sisi-Mu.”

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 76

اَلَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا يُقَاتِلُوۡنَ فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ‌‌ ۚ وَالَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا يُقَاتِلُوۡنَ فِىۡ سَبِيۡلِ الطَّاغُوۡتِ فَقَاتِلُوۡۤا اَوۡلِيَآءَ الشَّيۡطٰنِ‌ۚ اِنَّ كَيۡدَ الشَّيۡطٰنِ كَانَ ضَعِيۡفًا
Allaziina aamanuu yuqootiluuna fii sabiilil laahi wallaziina kafaruu yuqootiluuna fii sabiilit Taaghuut faqootiluu awliyaaa’ash Shaitaan; inna kaidash Shairaani kaana da’iifa

Artinya: Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan Tagut, maka perangilah kawan-kawan setan itu, (karena) sesungguhnya tipu daya setan itu lemah.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 77

اَلَمۡ تَرَ اِلَى الَّذِيۡنَ قِيۡلَ لَهُمۡ كُفُّوۡۤا اَيۡدِيَكُمۡ وَاَقِيۡمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰ تُوا الزَّكٰوةَ ۚ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيۡهِمُ الۡقِتَالُ اِذَا فَرِيۡقٌ مِّنۡهُمۡ يَخۡشَوۡنَ النَّاسَ كَخَشۡيَةِ اللّٰهِ اَوۡ اَشَدَّ خَشۡيَةً‌ ۚ وَقَالُوۡا رَبَّنَا لِمَ كَتَبۡتَ عَلَيۡنَا الۡقِتَالَ ۚ لَوۡلَاۤ اَخَّرۡتَنَاۤ اِلٰٓى اَجَلٍ قَرِيۡبٍ‌ ؕ قُلۡ مَتَاعُ الدُّنۡيَا قَلِيۡلٌ‌ ۚ وَالۡاٰخِرَةُ خَيۡرٌ لِّمَنِ اتَّقٰى وَلَا تُظۡلَمُوۡنَ فَتِيۡلًا
Alam tara ilal-lazina qila lahum kuffu aidiyakum wa aqimus-salata wa atuz-zakat(a), fa lamma kutiba alaihimul-qitalu iza fariqum minhum yakhsyaunan-nasa kakhasy-yatillahi au asyadda khasy-yah(tan), wa qalu rabbana lima katabta alainal-qital(a), lau la akhkhartana ila ajalin qarib(in), qul mataud-dun-ya qalil(un), wal-akhiratu khairul limanittaqa, wa la tuzlamuna fatila

Artinya: Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka, “Tahanlah tanganmu (dari berperang), laksanakanlah shalat dan tunaikanlah zakat!” Ketika mereka diwajibkan berperang, tiba-tiba sebagian mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih takut (dari itu). Mereka berkata, “Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? Mengapa tidak Engkau tunda (kewajiban berperang) kepada kami beberapa waktu lagi?” Katakanlah, “Kesenangan di dunia ini hanya sedikit dan akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa (mendapat pahala turut berperang) dan kamu tidak akan dizhalimi sedikit pun.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 78

اَيۡنَ مَا تَكُوۡنُوۡا يُدۡرِكْكُّمُ الۡمَوۡتُ وَلَوۡ كُنۡتُمۡ فِىۡ بُرُوۡجٍ مُّشَيَّدَةٍ‌ ؕ وَاِنۡ تُصِبۡهُمۡ حَسَنَةٌ يَّقُوۡلُوۡا هٰذِهٖ مِنۡ عِنۡدِ اللّٰهِ‌ ۚ وَاِنۡ تُصِبۡهُمۡ سَيِّئَةٌ يَّقُوۡلُوۡا هٰذِهٖ مِنۡ عِنۡدِكَ‌ ؕ قُلۡ كُلٌّ مِّنۡ عِنۡدِ اللّٰهِ‌ ؕ فَمَالِ ھٰٓؤُلَۤاءِ الۡقَوۡمِ لَا يَكَادُوۡنَ يَفۡقَهُوۡنَ حَدِيۡثًا
Aina ma takunu yudrikkumul-mautu wa lau kuntum fi burujim musyayyadah(tin), wa in tusibhum hasanatuy yaqulu hazihi min indillah(i), wa in tusibhum sayyi’atuy yaqulu hazihi min indik(a), qul kullum min indillah(i), fama liha’ula’il-qaumi la yakaduna yafqahuna hadisa

Artinya: Di manapun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kukuh. Jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan, “Ini dari sisi Allah,” dan jika mereka ditimpa suatu keburukan, mereka mengatakan, “Ini dari engkau (Muhammad).” Katakanlah, “Semuanya (datang) dari sisi Allah. Maka mengapa orang-orang itu (orang-orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan (sedikit pun)?”

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 79

مَاۤ اَصَابَكَ مِنۡ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللّٰهِ‌ وَمَاۤ اَصَابَكَ مِنۡ سَيِّئَةٍ فَمِنۡ نَّـفۡسِكَ‌ ؕ وَاَرۡسَلۡنٰكَ لِلنَّاسِ رَسُوۡلًا‌ ؕ وَكَفٰى بِاللّٰهِ شَهِيۡدًا
Maaa asaabaka min hasanatin faminal laahi wa maaa asaaabaka min saiyi’atin famin nafsik; wa arsalnaaka linnaasi Rasuulaa; wa kafaa billaahi Shahiidaa

Artinya: Kebajikan apa pun yang kamu peroleh, adalah dari sisi Allah, dan keburukan apa pun yang menimpamu, itu dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu (Muhammad) menjadi Rasul kepada (seluruh) manusia. Dan cukuplah Allah yang menjadi saksi.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 80

مَنۡ يُّطِعِ الرَّسُوۡلَ فَقَدۡ اَطَاعَ اللّٰهَ ‌ۚ وَمَنۡ تَوَلّٰى فَمَاۤ اَرۡسَلۡنٰكَ عَلَيۡهِمۡ حَفِيۡظًا
Man yuti’ir Rasuula faqad ataa’al laaha wa man tawallaa famaaa arsalnaaka ‘alaihim hafiizaa

Artinya: Barangsiapa menaati Rasul (Muhammad), maka sesungguhnya dia telah menaati Allah. Dan barangsiapa berpaling (dari ketaatan itu), maka (ketahuilah) Kami tidak mengutusmu (Muhammad) untuk menjadi pemelihara mereka.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 81

وَيَقُوۡلُوۡنَ طَاعَةٌ فَاِذَا بَرَزُوۡا مِنۡ عِنۡدِكَ بَيَّتَ طَآٮِٕفَةٌ مِّنۡهُمۡ غَيۡرَ الَّذِىۡ تَقُوۡلُ‌ ؕ وَاللّٰهُ يَكۡتُبُ مَا يُبَيِّتُوۡنَ‌ ۚ فَاَعۡرِضۡ عَنۡهُمۡ وَتَوَكَّلۡ عَلَى اللّٰهِ‌ ؕ وَكَفٰى بِاللّٰهِ وَكِيۡلًا
Wa yaquuluuna taa’antun fa izaa barazuu min ‘indika baiyata taaa’ifatum minhum ghairal lazii taquulu wallaahu yaktubu maa yubaiyituuna faa’rid ‘anhum wa tawakkal ‘alal laah; wa kafaa billaahi Wakiilaa

Artinya: Dan mereka (orang-orang munafik) mengatakan, “(Kewajiban kami hanyalah) taat.” Tetapi, apabila mereka telah pergi dari sisimu (Muhammad), sebagian dari mereka mengatur siasat di malam hari (mengambil keputusan) lain dari yang telah mereka katakan tadi. Allah mencatat siasat yang mereka atur di malam hari itu, maka berpalinglah dari mereka dan bertawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah yang menjadi pelindung.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 82

اَفَلَا يَتَدَبَّرُوۡنَ الۡقُرۡاٰنَ‌ؕ وَلَوۡ كَانَ مِنۡ عِنۡدِ غَيۡرِ اللّٰهِ لَوَجَدُوۡا فِيۡهِ اخۡتِلَافًا كَثِيۡرًا
Afalaa yatadabbaruunal Qur’aan; wa law kaana min ‘indi ghairil laahi la wajaduu fii hikh tilaafan kasiiraa

Artinya: Maka tidakkah mereka menghayati (mendalami) Al-Qur’an? Sekiranya (Al-Qur’an) itu bukan dari Allah, pastilah mereka menemukan banyak hal yang bertentangan di dalamnya.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 83

وَاِذَا جَآءَهُمۡ اَمۡرٌ مِّنَ الۡاَمۡنِ اَوِ الۡخَـوۡفِ اَذَاعُوۡا بِهٖ‌ ۚ وَلَوۡ رَدُّوۡهُ اِلَى الرَّسُوۡلِ وَاِلٰٓى اُولِى الۡاَمۡرِ مِنۡهُمۡ لَعَلِمَهُ الَّذِيۡنَ يَسۡتَنۡۢبِطُوۡنَهٗ مِنۡهُمۡ‌ؕ وَلَوۡلَا فَضۡلُ اللّٰهِ عَلَيۡكُمۡ وَرَحۡمَتُهٗ لَاتَّبَعۡتُمُ الشَّيۡطٰنَ اِلَّا قَلِيۡلًا
Wa izaa jaaa’ahum amrum minal amni awil kkhawfi azaa’uu bihii wa law radduuhu ilar Rasuuli wa ilaaa ulil amri minhum la’alimahul laziina yastambituunahuu minhum; wa law laa fadlul laahi ‘alaikum wa rahmatuhuu lattaba’tumush Shaitaana illaa qaliilaa

Artinya: Dan apabila sampai kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka (langsung) menyiarkannya. (Padahal) apabila mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya (secara resmi) dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Sekiranya bukan karena karunia dan rahmat Allah kepadamu, tentulah kamu mengikuti setan, kecuali sebagian kecil saja (di antara kamu).

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 84

فَقَاتِلۡ فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ‌ ۚ لَا تُكَلَّفُ اِلَّا نَـفۡسَكَ‌ وَحَرِّضِ الۡمُؤۡمِنِيۡنَ‌ ۚ عَسَے اللّٰهُ اَنۡ يَّكُفَّ بَاۡسَ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا‌ ؕ وَاللّٰهُ اَشَدُّ بَاۡسًا وَّاَشَدُّ تَـنۡكِيۡلًا‏
Faqootil fii sabiilil laahi laa tukallafu illa nafsaka wa harridil mu’miniina ‘asallaahu ai yakuffa baasallaziina kafaruu; wallaahu ashaddu baasanw wa ashaaddu tanakiilaa

Artinya: Maka berperanglah engkau (Muhammad) di jalan Allah, engkau tidaklah dibebani melainkan atas dirimu sendiri. Kobarkanlah (semangat) orang-orang beriman (untuk berperang). Mudah-mudahan Allah menolak (mematahkan) serangan orang-orang yang kafir itu. Allah sangat besar kekuatan(-Nya) dan sangat keras siksaan(-Nya).

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 85

مَنۡ يَّشۡفَعۡ شَفَاعَةً حَسَنَةً يَّكُنۡ لَّهٗ نَصِيۡبٌ مِّنۡهَا‌ ۚ وَمَنۡ يَّشۡفَعۡ شَفَاعَةً سَيِّئَةً يَّكُنۡ لَّهٗ كِفۡلٌ مِّنۡهَا‌ ؕ وَكَانَ اللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَىۡءٍ مُّقِيۡتًا
Mai yashfa’ shafaa’atan hasanatay yakul lahuu nasiibum minhaa wa mai yashfa’ shafaa’tan saiyi’atanny-yakul lahuu kiflum minhaa; wa kaanal laahu ‘alaa kulli shai’im Muqiitaa

Artinya: Barangsiapa memberi pertolongan dengan pertolongan yang baik, niscaya dia akan memperoleh bagian dari (pahala)nya. Dan barangsiapa memberi pertolongan dengan pertolongan yang buruk, niscaya dia akan memikul bagian dari (dosa)nya. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 86

وَاِذَا حُيِّيۡتُمۡ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوۡا بِاَحۡسَنَ مِنۡهَاۤ اَوۡ رُدُّوۡهَا‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلٰى كُلِّ شَىۡءٍ حَسِيۡبًا
Wa izaa huyyiitum bitahiy yatin fahaiyuu bi ahsana minhaaa aw rudduuhaa; innal laaha kaana ‘alaa kulli shai’in Hasiiba

Artinya: Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (penghormatan itu, yang sepadan) dengannya. Sungguh, Allah memperhitungkan segala sesuatu.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 87

اللّٰهُ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ‌ؕ لَيَجۡمَعَنَّكُمۡ اِلٰى يَوۡمِ الۡقِيٰمَةِ لَا رَيۡبَ فِيۡهِ‌ؕ وَمَنۡ اَصۡدَقُ مِنَ اللّٰهِ حَدِيۡثًا
Allaahu laaa ilaaha illaa huwa la yajma’annakum ilaa Yawmil Qiyaamati laa raiba fiih; wa man asdaqu mminallaahi hadiisaa

Artinya: Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Dia pasti akan mengumpulkan kamu pada hari Kiamat yang tidak diragukan terjadinya. Siapakah yang lebih benar perkataan(nya) daripada Allah?

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 88

فَمَا لَـكُمۡ فِىۡ الۡمُنٰفِقِيۡنَ فِئَـتَيۡنِ وَاللّٰهُ اَرۡكَسَهُمۡ بِمَا كَسَبُوۡا‌ؕ اَ تُرِيۡدُوۡنَ اَنۡ تَهۡدُوۡا مَنۡ اَضَلَّ اللّٰهُ‌ ؕ وَمَنۡ يُّضۡلِلِ اللّٰهُ فَلَنۡ تَجِدَ لَهٗ سَبِيۡلًا
Famaa lakum filmuna afiqiina fi’ataini wallaahu arkasahum bimaa kasabuu; aturiiduuna an tahduu man adallal laahu wa mmai yudlilil laahu falan tajida lahuu sabiilaa

Artinya: Maka mengapa kamu (terpecah) menjadi dua golongan dalam (menghadapi) orang-orang munafik, padahal Allah telah mengembalikan mereka (kepada kekafiran), disebabkan usaha mereka sendiri? Apakah kamu bermaksud memberi petunjuk kepada orang yang telah dibiarkan sesat oleh Allah? Barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah, kamu tidak akan mendapatkan jalan (untuk memberi petunjuk) baginya.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 89

وَدُّوۡا لَوۡ تَكۡفُرُوۡنَ كَمَا كَفَرُوۡا فَتَكُوۡنُوۡنَ سَوَآءً‌ فَلَا تَتَّخِذُوۡا مِنۡهُمۡ اَوۡلِيَآءَ حَتّٰى يُهَاجِرُوۡا فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ‌ ؕ فَاِنۡ تَوَلَّوۡا فَخُذُوۡهُمۡ وَاقۡتُلُوۡهُمۡ حَيۡثُ وَجَدتُّمُوۡهُمۡ‌ ۖ وَلَا تَتَّخِذُوۡا مِنۡهُمۡ وَلِيًّا وَّلَا نَصِيۡرًا
Waduu law takfuruuna kamaa kafaruu fatakuunuuna sawaaa’an falaa tattakhizuu minhum awliyaaa’a hattaa yuhaajiruu fii sabiilil laah; fa in tawallaw fa khuzuuhum waqtuluuhum haisu wajat tumuuhum wa laa tattakhizuu minhum waliyyanw wa laa nasiiraa

Artinya: Mereka ingin agar kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, sehingga kamu menjadi sama (dengan mereka). Janganlah kamu jadikan dari antara mereka sebagai teman-teman(mu), sebelum mereka berpindah pada jalan Allah. Apabila mereka berpaling, maka tawanlah mereka dan bunuhlah mereka di mana pun mereka kamu temukan, dan janganlah kamu jadikan seorang pun di antara mereka sebagai teman setia dan penolong,

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 90

اِلَّا الَّذِيۡنَ يَصِلُوۡنَ اِلٰى قَوۡمٍۢ بَيۡنَكُمۡ وَبَيۡنَهُمۡ مِّيۡثَاقٌ اَوۡ جَآءُوۡكُمۡ حَصِرَتۡ صُدُوۡرُهُمۡ اَنۡ يُّقَاتِلُوۡكُمۡ اَوۡ يُقَاتِلُوۡا قَوۡمَهُمۡ‌ ؕ وَلَوۡ شَآءَ اللّٰهُ لَسَلَّطَهُمۡ عَلَيۡكُمۡ فَلَقٰتَلُوۡكُمۡ‌‌ ۚ فَاِنِ اعۡتَزَلُوۡكُمۡ فَلَمۡ يُقَاتِلُوۡكُمۡ وَاَلۡقَوۡا اِلَيۡكُمُ السَّلَمَ ۙ فَمَا جَعَلَ اللّٰهُ لَـكُمۡ عَلَيۡهِمۡ سَبِيۡلًا
Illal lazina yasiluna ila qaumim bainakum wa bainahum misaqun au ja’ukum hasirat suduruhum ay yuqatilukum au yuqatilu qaumahum, wa lau sya’allahu lasallatahum alaikum fa laqatalukum, fa initazalukum falam yuqatilukum wa alqau ilaikumus-salam(a), fama jaalallahu lakum alaihim sabila

Artinya: kecuali orang-orang yang meminta perlindungan kepada suatu kaum, yang antara kamu dan kaum itu telah ada perjanjian (damai) atau orang yang datang kepadamu sedang hati mereka merasa keberatan untuk memerangi kamu atau memerangi kaumnya. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya diberikan-Nya kekuasaan kepada mereka (dalam) menghadapi kamu, maka pastilah mereka memerangimu. Tetapi jika mereka membiarkan kamu, dan tidak memerangimu serta menawarkan perdamaian kepadamu (menyerah), maka Allah tidak memberi jalan bagimu (untuk menawan dan membunuh) mereka.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 91

سَتَجِدُوۡنَ اٰخَرِيۡنَ يُرِيۡدُوۡنَ اَنۡ يَّاۡمَنُوۡكُمۡ وَيَاۡمَنُوۡا قَوۡمَهُمۡ ؕ كُلَّمَا رُدُّوۡۤا اِلَى الۡفِتۡنَةِ اُرۡكِسُوۡا فِيۡهَا‌‌ ۚ فَاِنۡ لَّمۡ يَعۡتَزِلُوۡكُمۡ وَيُلۡقُوۡۤا اِلَيۡكُمُ السَّلَمَ وَيَكُفُّوۡۤا اَيۡدِيَهُمۡ فَخُذُوۡهُمۡ وَاقۡتُلُوۡهُمۡ حَيۡثُ ثَقِفۡتُمُوۡهُمۡ‌ ؕ وَاُولٰٓٮِٕكُمۡ جَعَلۡنَا لَـكُمۡ عَلَيۡهِمۡ سُلۡطٰنًا مُّبِيۡنًا
Satajiduna akharina yuriduna ay ya’manukum wa ya’manu qaumahum, kullama ruddu ilal-fitnati urkisu fiha, fa illam yatazilukum wa yulqu ilaikumus-salama wa yakuffu aidiyahum fa khuzuhum waqtuluhum haisu saqiftumuhum, wa ula’ikum jaalna lakum alaihim sultanam mubina

Artinya: Kelak akan kamu dapati (golongan-golongan) yang lain, yang menginginkan agar mereka hidup aman bersamamu dan aman (pula) bersama kaumnya. Setiap kali mereka diajak kembali kepada fitnah (syirik), mereka pun terjun ke dalamnya. Karena itu jika mereka tidak membiarkan kamu dan tidak mau menawarkan perdamaian kepadamu, serta tidak menahan tangan mereka (dari memerangimu), maka tawanlah mereka dan bunuhlah mereka di mana saja kamu temui, dan merekalah orang yang Kami berikan kepadamu alasan yang nyata (untuk memerangi, menawan dan membunuh) mereka.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 92

وَمَا كَانَ لِمُؤۡمِنٍ اَنۡ يَّقۡتُلَ مُؤۡمِنًا اِلَّا خَطَـــًٔا‌ ۚ وَمَنۡ قَتَلَ مُؤۡمِنًا خَطَـــًٔا فَتَحۡرِيۡرُ رَقَبَةٍ مُّؤۡمِنَةٍ وَّدِيَةٌ مُّسَلَّمَةٌ اِلٰٓى اَهۡلِهٖۤ اِلَّاۤ اَنۡ يَّصَّدَّقُوۡا‌ ؕ فَاِنۡ كَانَ مِنۡ قَوۡمٍ عَدُوٍّ لَّـكُمۡ وَهُوَ مُؤۡمِنٌ فَتَحۡرِيۡرُ رَقَبَةٍ مُّؤۡمِنَةٍ‌ ؕ وَاِنۡ كَانَ مِنۡ قَوۡمٍۢ بَيۡنَكُمۡ وَبَيۡنَهُمۡ مِّيۡثَاقٌ فَدِيَةٌ مُّسَلَّمَةٌ اِلٰٓى اَهۡلِهٖ وَ تَحۡرِيۡرُ رَقَبَةٍ مُّؤۡمِنَةٍ‌ ۚ فَمَنۡ لَّمۡ يَجِدۡ فَصِيَامُ شَهۡرَيۡنِ مُتَتَابِعَيۡنِ تَوۡبَةً مِّنَ اللّٰهِ‌ ؕ وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيۡمًا حَكِيۡمًا
Wa ma kana limu’minin ay yaqtula mu’minan illa khata’a(n), wa man qatala mu’minan khata’an fa tahriru raqabatim mu’minatiw wa diyatum musallamatun ila ahlihi illa ay yassaddaqu, fa in kana min qaumim bainakum wa bainahum misaqun fa diyatum musallamatun ila ahlihi wa tahriru raqabatim mu’minah(tin), famal lam yajid fa siyamu syahraini mutatabiaini taubatam minallah(i), wa kanallahu aliman hakima

Artinya: Dan tidak patut bagi seorang yang beriman membunuh seorang yang beriman (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja). Barangsiapa membunuh seorang yang beriman karena tersalah (hendaklah) dia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta (membayar) tebusan yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga si terbunuh) membebaskan pembayaran. Jika dia (si terbunuh) dari kaum yang memusuhimu, padahal dia orang beriman, maka (hendaklah si pembunuh) memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Dan jika dia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, maka (hendaklah si pembunuh) membayar tebusan yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Barangsiapa tidak mendapatkan (hamba sahaya), maka hendaklah dia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut sebagai tobat kepada Allah. Dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 93

وَمَنۡ يَّقۡتُلۡ مُؤۡمِنًا مُّتَعَمِّدًا فَجَزَآؤُهٗ جَهَـنَّمُ خَالِدًا فِيۡهَا وَغَضِبَ اللّٰهُ عَلَيۡهِ وَلَعَنَهٗ وَاَعَدَّ لَهٗ عَذَابًا عَظِيۡمًا
Wa mai yaqtul mu’minammuta ‘ammidan fajazaaa’uhuu Jahannamu khaalidan fiihaa wa ghadibal laahu’ alaihi wa la’anahuu wa a’adda lahuu ‘azaaban ‘aziimaa

Artinya: Dan barangsiapa membunuh seorang yang beriman dengan sengaja, maka balasannya ialah neraka Jahanam, dia kekal di dalamnya. Allah murka kepadanya, dan melaknatnya serta menyediakan azab yang besar baginya.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 94

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اِذَا ضَرَبۡتُمۡ فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ فَتَبَـيَّـنُوۡا وَلَا تَقُوۡلُوۡا لِمَنۡ اَ لۡقٰٓى اِلَيۡكُمُ السَّلٰمَ لَسۡتَ مُؤۡمِنًا‌ ۚ تَبۡـتَـغُوۡنَ عَرَضَ الۡحَيٰوةِ الدُّنۡيَا فَعِنۡدَ اللّٰهِ مَغَانِمُ كَثِيۡرَةٌ‌ ؕ كَذٰلِكَ كُنۡتُمۡ مِّنۡ قَبۡلُ فَمَنَّ اللّٰهُ عَلَيۡكُمۡ فَتَبَـيَّـنُوۡا‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ خَبِيۡرًا
Ya ayyuhal-lazina amanu iza darabtum fi sabilillahi fa tabayyanu wa la taqulu liman alqa ilaikumus-salama lasta mu’mina(n), tabtaguna aradal-hayatid-dun-ya, fa indallahi maganimu kasirah(tun), kazalika kuntum min qablu fa mannallahu alaikum fa tabayyanu, innallaha kana bima tamaluna khabira

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu pergi (berperang) di jalan Allah, maka telitilah (carilah keterangan) dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan “salam” kepadamu, “Kamu bukan seorang yang beriman,” (lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan dunia, padahal di sisi Allah ada harta yang banyak. Begitu jugalah keadaan kamu dahulu, lalu Allah memberikan nikmat-Nya kepadamu, maka telitilah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 95

لَا يَسۡتَوِى الۡقَاعِدُوۡنَ مِنَ الۡمُؤۡمِنِيۡنَ غَيۡرُ اُولِى الضَّرَرِ وَالۡمُجَاهِدُوۡنَ فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ بِاَمۡوَالِهِمۡ وَاَنۡفُسِهِمۡ‌ ؕ فَضَّلَ اللّٰهُ الۡمُجٰهِدِيۡنَ بِاَمۡوَالِهِمۡ وَاَنۡفُسِهِمۡ عَلَى الۡقٰعِدِيۡنَ دَرَجَةً‌  ؕ وَكُلًّا وَّعَدَ اللّٰهُ الۡحُسۡنٰى‌ؕ وَفَضَّلَ اللّٰهُ الۡمُجٰهِدِيۡنَ عَلَى الۡقٰعِدِيۡنَ اَجۡرًا عَظِيۡمًا ۙ‏
La yastawil-qaiduna minal-mu’minina gairu ulid-darari wal-mujahiduna fi sabilillahi bi’amwalihim wa anfusihim, faddalallahul-mujahidina bi amwalihim wa anfusihim alal-qaidina darajah(tan), wa kullaw waadallahul-husna, wa faddalallahul-mujahidina alal-qaidina ajran azima

Artinya: Tidaklah sama antara orang beriman yang duduk (yang tidak turut berperang) tanpa mempunyai uzur (halangan) dengan orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwanya. Allah melebihkan derajat orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk (tidak ikut berperang tanpa halangan). Kepada masing-masing, Allah menjanjikan (pahala) yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar,

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 96

دَرَجٰتٍ مِّنۡهُ وَمَغۡفِرَةً وَّرَحۡمَةً‌ ؕ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوۡرًا رَّحِيۡمًا
Darajaatim minhu wa maghfiratanw wa rahmah; wa kaanal laahu Ghafuurar Rahiima

Artinya: (yaitu) beberapa derajat daripada-Nya, serta ampunan dan rahmat. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 97

اِنَّ الَّذِيۡنَ تَوَفّٰٮهُمُ الۡمَلٰٓٮِٕكَةُ ظَالِمِىۡۤ اَنۡفُسِهِمۡ قَالُوۡا فِيۡمَ كُنۡتُمۡ‌ؕ قَالُوۡا كُنَّا مُسۡتَضۡعَفِيۡنَ فِىۡ الۡاَرۡضِ‌ؕ قَالُوۡۤا اَلَمۡ تَكُنۡ اَرۡضُ اللّٰهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوۡا فِيۡهَا‌ؕ فَاُولٰٓٮِٕكَ مَاۡوٰٮهُمۡ جَهَـنَّمُ‌ؕ وَسَآءَتۡ مَصِيۡرًا
Innal laziina tawaffaa humul malaaa’ikatu zaalimiii anfusihim qooluu fiima kuntum qooluu kunnaa mustad’afiina fil-ard; qooluuu alam takun ardul laahi waasi’atan fatuhaajiruu fiihaa; fa ulaaa’ika maawaahum Jahannamu wa saaa’at masiiraa

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang dicabut nyawanya oleh malaikat dalam keadaan menzhalimi sendiri, mereka (para malaikat) bertanya, “Bagaimana kamu ini?” Mereka menjawab, “Kami orang-orang yang tertindas di bumi (Mekah).” Mereka (para malaikat) bertanya, “Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah (berpindah-pindah) di bumi itu?” Maka orang-orang itu tempatnya di neraka Jahanam, dan (Jahanam) itu seburuk-buruk tempat kembali,

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 98

اِلَّا الۡمُسۡتَضۡعَفِيۡنَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَآءِ وَالۡوِلۡدَانِ لَا يَسۡتَطِيۡعُوۡنَ حِيۡلَةً وَّلَا يَهۡتَدُوۡنَ سَبِيۡلًا
Illal mustad ‘afiina minar rijaali wannisaaa’i walwildaani laa yastatii’uuna hiilatanw wa laa yahtaduuna sabiila

Artinya: kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau perempuan dan anak-anak yang tidak berdaya dan tidak mengetahui jalan (untuk berhijrah),

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 99

فَاُولٰٓٮِٕكَ عَسَى اللّٰهُ اَنۡ يَّعۡفُوَ عَنۡهُمۡ‌ؕ وَكَانَ اللّٰهُ عَفُوًّا غَفُوۡرًا
Fa ulaaa’ika ‘asal laahu ai ya’fuwa ‘anhum; wa kaanal laahu ‘Afuwwan Ghafuuraa

Artinya: maka mereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkannya. Allah Maha Pemaaf, Maha Pengampun.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 100

وَمَنۡ يُّهَاجِرۡ فِىۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ يَجِدۡ فِى الۡاَرۡضِ مُرٰغَمًا كَثِيۡرًا وَّسَعَةً‌ ؕ وَمَنۡ يَّخۡرُجۡ مِنۡۢ بَيۡتِهٖ مُهَاجِرًا اِلَى اللّٰهِ وَرَسُوۡلِهٖ ثُمَّ يُدۡرِكۡهُ الۡمَوۡتُ فَقَدۡ وَقَعَ اَجۡرُهٗ عَلَى اللّٰهِ‌ ؕ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوۡرًا رَّحِيۡمًا
Wa mai yuhaajir fii sabiilil laahi yajid fil ardi mmuraaghaman kasiiranw wa sa’ah; wa mai yakhruj mim baitihii muhaajiran ilal laahi wa Rasuulihii summa yudrikhul mawtu faqad waqa’a ajruhuu ‘alal laah; wa kaanal laahu Ghafuurar Rahiimaa

Artinya: Dan barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang luas dan (rezeki) yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

 

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 101

وَاِذَا ضَرَبۡتُمۡ فِى الۡاَرۡضِ فَلَيۡسَ عَلَيۡكُمۡ جُنَاحٌ اَنۡ تَقۡصُرُوۡا مِنَ الصَّلٰوةِ ‌ۖ اِنۡ خِفۡتُمۡ اَنۡ يَّفۡتِنَكُمُ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا‌ ؕ اِنَّ الۡـكٰفِرِيۡنَ كَانُوۡا لَـكُمۡ عَدُوًّا مُّبِيۡنًا‏
Wa izaa darabtum fil ardi falaisa ‘alaikum junaahun an taqsuruu minas Salaati in khiftum ai yaftinakumul laziina kafaruuu; innal kaafiriina kaanuu lakum aduwwam mubiinaa

Artinya: Dan apabila kamu bepergian di bumi, maka tidaklah berdosa kamu meng-qasar shalat, jika kamu takut diserang orang kafir. Sesungguhnya orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 102

وَاِذَا كُنۡتَ فِيۡهِمۡ فَاَقَمۡتَ لَهُمُ الصَّلٰوةَ فَلۡتَقُمۡ طَآٮِٕفَةٌ مِّنۡهُمۡ مَّعَكَ وَلۡيَاۡخُذُوۡۤا اَسۡلِحَتَهُمۡ فَاِذَا سَجَدُوۡا فَلۡيَكُوۡنُوۡا مِنۡ وَّرَآٮِٕكُمۡ ۖ وَلۡتَاۡتِ طَآٮِٕفَةٌ اُخۡرٰى لَمۡ يُصَلُّوۡا فَلۡيُصَلُّوۡا مَعَكَ وَلۡيَاۡخُذُوۡا حِذۡرَهُمۡ وَاَسۡلِحَتَهُمۡ‌ ۚ وَدَّ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا لَوۡ تَغۡفُلُوۡنَ عَنۡ اَسۡلِحَتِكُمۡ وَاَمۡتِعَتِكُمۡ فَيَمِيۡلُوۡنَ عَلَيۡكُمۡ مَّيۡلَةً وَّاحِدَةً‌ ؕ وَلَا جُنَاحَ عَلَيۡكُمۡ اِنۡ كَانَ بِكُمۡ اَ ذًى مِّنۡ مَّطَرٍ اَوۡ كُنۡـتُمۡ مَّرۡضٰۤى اَنۡ تَضَعُوۡۤا اَسۡلِحَتَكُمۡ‌ ۚ وَ خُذُوۡا حِذۡرَكُمۡ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ اَعَدَّ لِلۡكٰفِرِيۡنَ عَذَابًا مُّهِيۡنًا
Wa iza kunta fihim fa aqamta lahumus-salata faltaqum ta’ifatum minhum maaka walya’khuzu aslihatahum, fa iza sajadu falyakunu miw wara’ikum, walta’ti ta’ifatun ukhra lam yusallu falyusallu maaka walya’khuzu hizrahum wa aslihatahum, waddal-lazina kafaru lau tagfuluna an aslihatakum wa amtiatikum, fa yamiluna alaikum mailataw wahidah(tan), wa la junaha alaikum in kana bikum azam mim matarin au kuntum marda an tadau aslihatakum wa khuzu hizrakum, innallaha aadda lil-kafirina azabam muhina

Artinya: Dan apabila engkau (Muhammad) berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu engkau hendak melaksanakan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu dan menyandang senjata mereka, kemudian apabila mereka (yang shalat besertamu) sujud (telah menyempurnakan satu rakaat), maka hendaklah mereka pindah dari belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang lain yang belum shalat, lalu mereka shalat denganmu, dan hendaklah mereka bersiap siaga dan menyandang senjata mereka. Orang-orang kafir ingin agar kamu lengah terhadap senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu sekaligus. Dan tidak mengapa kamu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapat suatu kesusahan karena hujan atau karena kamu sakit, dan bersiap siagalah kamu. Sungguh, Allah telah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 103

فَاِذَا قَضَيۡتُمُ الصَّلٰوةَ فَاذۡكُرُوا اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوۡدًا وَّعَلٰى جُنُوۡبِكُمۡ ۚؕ فَاِذَا اطۡمَاۡنَنۡتُمۡ فَاَقِيۡمُوا الصَّلٰوةَ‌ ۚ اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتۡ عَلَى الۡمُؤۡمِنِيۡنَ كِتٰبًا مَّوۡقُوۡتًا
Fa izaa qadaitumus Salaata fazkurul laaha qiyaamanw wa qu’uudanw wa ‘alaa junuubikum; fa izat maanantum fa aqiimus Salaah; innas Salaata kaanat ‘alal mu’miniina kitaabam mawquutaa

Artinya: Selanjutnya, apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah ketika kamu berdiri, pada waktu duduk dan ketika berbaring. Kemudian, apabila kamu telah merasa aman, maka laksanakanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sungguh, shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 104

وَلَا تَهِنُوۡا فِى ابۡتِغَآءِ الۡقَوۡمِ‌ ؕ اِنۡ تَكُوۡنُوۡا تَاۡلَمُوۡنَ فَاِنَّهُمۡ يَاۡلَمُوۡنَ كَمَا تَاۡلَمُوۡنَ‌ ۚ وَتَرۡجُوۡنَ مِنَ اللّٰهِ مَا لَا يَرۡجُوۡنَ‌ ؕ وَ كَانَ اللّٰهُ عَلِيۡمًا حَكِيۡمًا
Wa laa tahinuu fibtighaaa’il qawmi in takuunuu taalamuuna fa innahum yaalamuuna kamaa taalamuuna wa tarjuuna minal laahi maa laa yarjuun; wa kaanal laahu ‘Aliiman Hakiimaa

Artinya: Dan janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka ketahuilah mereka pun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu rasakan, sedang kamu masih dapat mengharapkan dari Allah apa yang tidak dapat mereka harapkan. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 105

اِنَّاۤ اَنۡزَلۡنَاۤ اِلَيۡكَ الۡكِتٰبَ بِالۡحَـقِّ لِتَحۡكُمَ بَيۡنَ النَّاسِ بِمَاۤ اَرٰٮكَ اللّٰهُ‌ ؕ وَلَا تَكُنۡ لِّـلۡخَآٮِٕنِيۡنَ خَصِيۡمًا
Innaaa anzalnaaa ilaikal Kitaaba bilhaqqi litahkuma bainan naasi bimaaa araakal laah; wa laa takul lilkhaaa’iniina khasiimaa

Artinya: Sungguh, Kami telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) membawa kebenaran, agar engkau mengadili antara manusia dengan apa yang telah diajarkan Allah kepadamu, dan janganlah engkau menjadi penentang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang yang berkhianat,

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 106

وَّاسۡتَغۡفِرِ اللّٰهَ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ غَفُوۡرًا رَّحِيۡمًا‌
Wastaghfiril laaha innal laaha kaana Ghafuurar Rahiima

Artinya: dan mohonkanlah ampunan kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 107

وَلَا تُجَادِلۡ عَنِ الَّذِيۡنَ يَخۡتَانُوۡنَ اَنۡفُسَهُمۡ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنۡ كَانَ خَوَّانًا اَثِيۡمًا
Wa laa tujaadil ‘anil laziina yakhtaanuuna anfusahum; innal laaha laa yuhibbuman kaana khawwaanan asiimaa

Artinya: Dan janganlah kamu berdebat untuk (membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat dan bergelimang dosa,

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 108

يَّسۡتَخۡفُوۡنَ مِنَ النَّاسِ وَلَا يَسۡتَخۡفُوۡنَ مِنَ اللّٰهِ وَهُوَ مَعَهُمۡ اِذۡ يُبَيِّتُوۡنَ مَا لَا يَرۡضٰى مِنَ الۡقَوۡلِ‌ؕ وَكَانَ اللّٰهُ بِمَا يَعۡمَلُوۡنَ مُحِيۡطًا
Yastakhfuuna minannaasi wa laa yastakh fuuna minal laahi wa huwa ma’ahum iz yubaiyituuna maa laa yardaa minal qawl; wa kaanal laahu bimaa ya’maluuna muhiitaa

Artinya: mereka dapat bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak dapat bersembunyi dari Allah, karena Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang tidak diridhai-Nya. Dan Allah Maha Meliputi terhadap apa yang mereka kerjakan.

Tafsir

 



QS. An-Nisa Ayat 109

هٰۤاَنۡتُمۡ هٰٓؤُلَۤاءِ جَادَلۡـتُمۡ عَنۡهُمۡ فِى الۡحَيٰوةِ الدُّنۡيَا فَمَنۡ يُّجَادِلُ اللّٰهَ عَنۡهُمۡ يَوۡمَ الۡقِيٰمَةِ اَمۡ مَّنۡ يَّكُوۡنُ عَلَيۡهِمۡ وَكِيۡلًا
haaa antum haaa’ulaaa’i jaadaltum ‘anhum fil hayaatid dunyaa famai yujaadilul laaha ‘anhum Yawmal Qiyaamati am mai yakuunu ‘alaihim wakiilaa

Artinya: Itulah kamu! Kamu berdebat untuk (membela) mereka dalam kehidupan dunia ini, tetapi siapa yang akan menentang Allah untuk (membela) mereka pada hari Kiamat? Atau siapakah yang menjadi pelindung mereka (terhadap azab Allah)?

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 110

وَ مَنۡ يَّعۡمَلۡ سُوۡٓءًا اَوۡ يَظۡلِمۡ نَفۡسَهٗ ثُمَّ يَسۡتَغۡفِرِ اللّٰهَ يَجِدِ اللّٰهَ غَفُوۡرًا رَّحِيۡمًا
Wa mai ya’mal suuu’an aw yazlim nafsahuu summa yastaghfiril laaha yajidil laaha Ghafuurar Rahiimaa

Artinya: Dan barangsiapa berbuat kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian dia memohon ampunan kepada Allah, niscaya dia akan mendapatkan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 111

وَمَنۡ يَّكۡسِبۡ اِثۡمًا فَاِنَّمَا يَكۡسِبُهٗ عَلٰى نَفۡسِهٖ‌ؕ وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيۡمًا حَكِيۡمًا
Wa mai yaksib isman fa innamaa yaksibuhuu ‘alaa nafsih; wa kaanal laahu ‘Aliiman hakiimaa

Artinya: Dan barangsiapa berbuat dosa, maka sesungguhnya dia mengerjakannya untuk (kesulitan) dirinya sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui, Maha bijaksana.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 112

وَمَنۡ يَّكۡسِبۡ خَطِيۡٓـــَٔةً اَوۡ اِثۡمًا ثُمَّ يَرۡمِ بِهٖ بَرِيۡٓــًٔـا فَقَدِ احۡتَمَلَ بُهۡتَانًا وَّاِثۡمًا مُّبِيۡنًا
Wa mai yaksib khatiii’atan aw isman summa yarmi bihii bariii’an faqadih tamala buhtaananw wa ismam mubiinaa

Artinya: Dan barangsiapa berbuat kesalahan atau dosa, kemudian dia tuduhkan kepada orang yang tidak bersalah, maka sungguh, dia telah memikul suatu kebohongan dan dosa yang nyata.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 113

وَلَوۡلَا فَضۡلُ اللّٰهِ عَلَيۡكَ وَرَحۡمَتُهٗ لَهَمَّتۡ طَّآٮِٕفَةٌ مِّنۡهُمۡ اَنۡ يُّضِلُّوۡكَ ؕ وَمَا يُضِلُّوۡنَ اِلَّاۤ اَنۡفُسَهُمۡ‌ وَمَا يَضُرُّوۡنَكَ مِنۡ شَىۡءٍ ‌ؕ وَاَنۡزَلَ اللّٰهُ عَلَيۡكَ الۡكِتٰبَ وَالۡحِكۡمَةَ وَعَلَّمَكَ مَا لَمۡ تَكُنۡ تَعۡلَمُ‌ؕ وَكَانَ فَضۡلُ اللّٰهِ عَلَيۡكَ عَظِيۡمًا
Wa lau la fadlullahi ‘alaika wa rahmatuhu lahammat-ta’ifatum minhum ay yudilluk(a), wa ma yudilluna illa anfusahum wa ma yadurrunaka min syai'(in), wa anzalallahu ‘alaikal-kitaba wal-hikmata wa ‘allamaka ma lam takun ta’lam(u), wa kana fadlullahi ‘alaika ‘azima

Artinya: Dan kalau bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu (Muhammad), tentulah segolongan dari mereka berkeinginan keras untuk menyesatkanmu. Tetapi mereka hanya menyesatkan dirinya sendiri, dan tidak membahayakanmu sedikit pun. Dan (juga karena) Allah telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) dan Hikmah (Sunnah) kepadamu, dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum engkau ketahui. Karunia Allah yang dilimpahkan kepadamu itu sangat besar.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 114

لَا خَيۡرَ فِىۡ كَثِيۡرٍ مِّنۡ نَّجۡوٰٮهُمۡ اِلَّا مَنۡ اَمَرَ بِصَدَقَةٍ اَوۡ مَعۡرُوۡفٍ اَوۡ اِصۡلَاحٍۢ بَيۡنَ النَّاسِ‌ ؕ وَمَن يَّفۡعَلۡ ذٰ لِكَ ابۡتِغَآءَ مَرۡضَاتِ اللّٰهِ فَسَوۡفَ نُـؤۡتِيۡهِ اَجۡرًا عَظِيۡمًا
laa khaira fii kasiirim min najwaahum illaa man amara bisadaqatin aw ma’ruufin aw islaahim bainan naas; wa mai yaf’al zaalikab tighaaa’a mardaatil laahi fa sawfa nu’tiihi ajran ‘aziimaa

Artinya: Tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia mereka, kecuali pembicaraan rahasia dari orang yang menyuruh (orang) bersedekah, atau berbuat kebaikan, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Barangsiapa berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami akan memberinya pahala yang besar.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 115

وَمَنۡ يُّشَاقِقِ الرَّسُوۡلَ مِنۡۢ بَعۡدِ مَا تَبَيَّنَ لَـهُ الۡهُدٰى وَ يَـتَّبِعۡ غَيۡرَ سَبِيۡلِ الۡمُؤۡمِنِيۡنَ نُوَلِّهٖ مَا تَوَلّٰى وَنُصۡلِهٖ جَهَـنَّمَ‌ ؕ وَسَآءَتۡ مَصِيۡرًا
Wa mai yushaaqiqir Rasuula mim ba’di maa tabaiyana lahul hudaa wa tattabi’ ghaira sabiilil mu’miniina nuwallihii ma tawallaa wa nuslihii Jahannama wa saaa’at masiiraa

Artinya: Dan barangsiapa menentang Rasul (Muhammad) setelah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan dia dalam kesesatan yang telah dilakukannya itu dan akan Kami masukkan dia ke dalam neraka Jahanam, dan itu seburuk-buruk tempat kembali.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 116

اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغۡفِرُ اَنۡ يُّشۡرَكَ بِهٖ وَيَغۡفِرُ مَا دُوۡنَ ذٰ لِكَ لِمَنۡ يَّشَآءُ‌ ؕ وَمَنۡ يُّشۡرِكۡ بِاللّٰهِ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلٰلًاۢ بَعِيۡدًا
Innal laaha laa yaghfiru ai yushraka bihii wayaghfiru maa duuna zaalika limai yashaaa’; wa mai yushrik billaahi faqad dalla dalaalam ba’iidaa

Artinya: Allah tidak akan mengampuni dosa syirik (mempersekutukan Allah dengan sesuatu), dan Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sungguh, dia telah tersesat jauh sekali.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 117

اِنۡ يَّدۡعُوۡنَ مِنۡ دُوۡنِهٖۤ اِلَّاۤ اِنٰـثًـا‌ ۚ وَاِنۡ يَّدۡعُوۡنَ اِلَّا شَيۡـطٰنًا مَّرِيۡدًا
iny yad’uuna min duunihiii illaaa inaasanw wa iny yad’uuna illaa Shaitaanam mariidaa

Artinya: Yang mereka sembah selain Allah itu tidak lain hanyalah inasan (berhala), dan mereka tidak lain hanyalah menyembah setan yang durhaka,

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 118

لَّـعَنَهُ اللّٰهُ‌ ۘ وَقَالَ لَاَ تَّخِذَنَّ مِنۡ عِبَادِكَ نَصِيۡبًا مَّفۡرُوۡضًا
La’anahul laah; wa qoola la attakhizanna min ‘ibaadika nasiibam mafruudaa

Artinya: yang dilaknati Allah, dan (setan) itu mengatakan, “Aku pasti akan mengambil bagian tertentu dari hamba-hamba-Mu,

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 119

وَّلَاُضِلَّـنَّهُمۡ وَلَاُمَنِّيَنَّهُمۡ وَلَاٰمُرَنَّهُمۡ فَلَيُبَـتِّكُنَّ اٰذَانَ الۡاَنۡعَامِ وَلَاٰمُرَنَّهُمۡ فَلَيُغَيِّرُنَّ خَلۡقَ اللّٰهِ‌ؕ وَمَنۡ يَّتَّخِذِ الشَّيۡطٰنَ وَلِيًّا مِّنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ فَقَدۡ خَسِرَ خُسۡرَانًا مُّبِيۡنًا
Wa la udillannahum wa la umanni yannnahum wa la aamurannahum fala yubat tikunna aazaanal lan’aami wa la aamurannahum fala yughai yirunna khalqal laah; wa mai yattakhizish Shaitaana waliyyam mmin duunil laahi faqad khasira khusraanam mubiina

Artinya: dan pasti kusesatkan mereka, dan akan kubangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan kusuruh mereka memotong telinga-telinga binatang ternak, (lalu mereka benar-benar memotongnya), dan akan aku suruh mereka mengubah ciptaan Allah, (lalu mereka benar-benar mengubahnya).” Barangsiapa menjadikan setan sebagai pelindung selain Allah, maka sungguh, dia menderita kerugian yang nyata.

Tafsir

 



QS. An-Nisa Ayat 120

يَعِدُهُمۡ وَيُمَنِّيۡهِمۡ‌ ؕ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيۡـطٰنُ اِلَّا غُرُوۡرًا‏
Ya’iduhum wa yuman niihim wa maa ya’iduhumush Shaitaanu illaa ghuruuraa

Artinya: (Setan itu) memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan itu hanya menjanjikan tipuan belaka kepada mereka.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 121

اُولٰٓٮِٕكَ مَاۡوٰٮهُمۡ جَهَـنَّمُ وَلَا يَجِدُوۡنَ عَنۡهَا مَحِيۡصًا
Ulaaa’ika maawaahum Jahannamu wa laa yajiduuna ‘anhaa mahiisaa

Artinya: Mereka (yang tertipu) itu tempatnya di neraka Jahanam dan mereka tidak akan mendapat tempat (lain untuk) lari darinya.’

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 122

وَالَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ سَنُدۡخِلُهُمۡ جَنّٰتٍ تَجۡرِىۡ مِنۡ تَحۡتِهَا الۡاَنۡهٰرُ خٰلِدِيۡنَ فِيۡهَاۤ اَبَدًا‌ ؕ وَعۡدَ اللّٰهِ حَقًّا‌ ؕ وَمَنۡ اَصۡدَقُ مِنَ اللّٰهِ قِيۡلًا
Wallaziina aamanuu wa ‘amilus saalihaati sanud khiluhum Jannaatin tajrii min tahtihal anhaaru khaalidiina fiihaaa abadaa; wa’dal laahi haqqoo; wa man asdaqu minal laahi qiilaa

Artinya: Dan orang yang beriman dan mengerjakan amal kebajikan, kelak akan Kami masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Dan janji Allah itu benar. Siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah?

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 123

لَـيۡسَ بِاَمَانِيِّكُمۡ وَلَاۤ اَمَانِىِّ اَهۡلِ الۡـكِتٰبِ‌ؕ مَنۡ يَّعۡمَلۡ سُوۡٓءًا يُّجۡزَ بِهٖۙ وَ لَا يَجِدۡ لَهٗ مِنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ وَلِيًّا وَّلَا نَصِيۡرًا
Laisa bi amaaniyyikum wa laaa amaaniyyi Ahlil Kitaab; mai ya’mal suuu’ai yujza bihii wa laa yajid lahuu min duunil laahi waliyanw wa laa nasiiraa

Artinya: (Pahala dari Allah) itu bukanlah angan-anganmu dan bukan (pula) angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa mengerjakan kejahatan, niscaya akan dibalas sesuai dengan kejahatan itu, dan dia tidak akan mendapatkan pelindung dan penolong selain Allah.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 124

وَمَنۡ يَّعۡمَلۡ مِنَ الصّٰلِحٰتِ مِنۡ ذَكَرٍ اَوۡ اُنۡثٰى وَهُوَ مُؤۡمِنٌ فَاُولٰٓٮِٕكَ يَدۡخُلُوۡنَ الۡجَـنَّةَ وَلَا يُظۡلَمُوۡنَ نَقِيۡرًا
Wa mai ya’mal minas saalihaati min zakarin aw unsaa wa huwa mu’minun fa ulaaa’ika yadkhuluunal Jannata wa laa yuzlamuuna naqiiraa

Artinya: Dan barangsiapa mengerjakan amal kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan sedang dia beriman, maka mereka itu akan masuk ke dalam surga dan mereka tidak dizhalimi sedikit pun.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 125

وَمَنۡ اَحۡسَنُ دِيۡنًا مِّمَّنۡ اَسۡلَمَ وَجۡهَهٗ لِلّٰهِ وَهُوَ مُحۡسِنٌ وَّاتَّبَعَ مِلَّةَ اِبۡرٰهِيۡمَ حَنِيۡفًا‌ ؕ وَاتَّخَذَ اللّٰهُ اِبۡرٰهِيۡمَ خَلِيۡلًا
Wa man ahsanu diinam mimmman aslama wajhahuu lillaahi wa huwa muhsinunw wattaba’a Millata Ibraahiima haniifaa; wattakhazal laahu Ibraahiima khaliilaa

Artinya: Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang dengan ikhlas berserah diri kepada Allah, sedang dia mengerjakan kebaikan, dan mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah telah memilih Ibrahim menjadi kesayangan(-Nya).

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 126

وَلِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الۡاَرۡضِ‌ؕ وَكَانَ اللّٰهُ بِكُلِّ شَىۡءٍ مُّحِيۡـطًا
Wa lillaahi maa fis samaawaati wa maa fil ard; wa kaanal laahu bikulli shai’im muhiitaa

Artinya: Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan (pengetahuan) Allah meliputi segala sesuatu.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 127

وَيَسۡتَفۡتُوۡنَكَ فِى النِّسَآءِ ‌ؕ قُلِ اللّٰهُ يُفۡتِيۡكُمۡ فِيۡهِنَّ ۙ وَمَا يُتۡلٰى عَلَيۡكُمۡ فِى الۡكِتٰبِ فِىۡ يَتٰمَى النِّسَآءِ الّٰتِىۡ لَا تُؤۡتُوۡنَهُنَّ مَا كُتِبَ لَهُنَّ وَتَرۡغَبُوۡنَ اَنۡ تَـنۡكِحُوۡهُنَّ وَالۡمُسۡتَضۡعَفِيۡنَ مِنَ الۡوِلۡدَانِ ۙ وَاَنۡ تَقُوۡمُوۡا لِلۡيَتٰمٰى بِالۡقِسۡطِ‌ ؕ وَمَا تَفۡعَلُوۡا مِنۡ خَيۡرٍ فَاِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِهٖ عَلِيۡمًا
Wa yastaftunaka fin-nisa'(i), qulillahu yuftikum fihinn(a), wa ma yutla alaikum fil-kitabi fi yataman-nisa’il-lati la tu’tunahunna ma kutiba lahunna wa targabuna an tankihuhunna wal-mustadafina minal-wildan(i), wa an taqumu lil-yatama bil-qist(i), wa ma tafalu min khairin fa innallaha kana bihi alima

Artinya: Dan mereka meminta fatwa kepadamu tentang perempuan. Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang mereka, dan apa yang dibacakan kepadamu dalam Al-Qur’an (juga memfatwakan) tentang para perempuan yatim yang tidak kamu berikan sesuatu (maskawin) yang ditetapkan untuk mereka, sedang kamu ingin menikahi mereka dan (tentang) anak-anak yang masih dipandang lemah. Dan (Allah menyuruh kamu) agar mengurus anak-anak yatim secara adil. Dan kebajikan apa pun yang kamu kerjakan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 128

وَاِنِ امۡرَاَةٌ خَافَتۡ مِنۡۢ بَعۡلِهَا نُشُوۡزًا اَوۡ اِعۡرَاضًا فَلَا جُنَاحَ عَلَيۡهِمَاۤ اَنۡ يُّصۡلِحَا بَيۡنَهُمَا صُلۡحًا‌ ؕ وَالصُّلۡحُ خَيۡرٌ‌ ؕ وَاُحۡضِرَتِ الۡاَنۡفُسُ الشُّحَّ‌ ؕ وَاِنۡ تُحۡسِنُوۡا وَتَتَّقُوۡا فَاِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ خَبِيۡرًا
Wa inimra atun khaafat mim ba’lihaa nushuuzan aw i’raadan falaa junaaha ‘alaihi maaa ai yuslihaa bainahumaa sulhaa; wassulhu khair; wa uhdiratil anfusush shuhh; wa in tuhsinuu wa tattaquu fa innal laaha kaana bimaa ta’maluuna Khabiiraa

Artinya: Dan jika seorang perempuan khawatir suaminya akan nusyuz atau bersikap tidak acuh, maka keduanya dapat mengadakan perdamaian yang sebenarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Dan jika kamu memperbaiki (pergaulan dengan istrimu) dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap acuh tak acuh), maka sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 129

وَلَنۡ تَسۡتَطِيۡعُوۡۤا اَنۡ تَعۡدِلُوۡا بَيۡنَ النِّسَآءِ وَلَوۡ حَرَصۡتُمۡ‌ فَلَا تَمِيۡلُوۡا كُلَّ الۡمَيۡلِ فَتَذَرُوۡهَا كَالۡمُعَلَّقَةِ‌ ؕ وَاِنۡ تُصۡلِحُوۡا وَتَتَّقُوۡا فَاِنَّ اللّٰهَ كَانَ غَفُوۡرًا رَّحِيۡمًا
Wa lan tastatii’uuu an ta’diluu bainan nisaaa’i wa law harastum falaa tamiiluu kullal maili fatazaruuhaa kalmu’al laqah; wa in tuslihuu wa tattaquu fa innal laaha kaana Ghafuurar Rahiima

Artinya: Dan kamu tidak akan dapat berlaku adil di antara istri-istri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 130

وَاِنۡ يَّتَفَرَّقَا يُغۡنِ اللّٰهُ كُلًّا مِّنۡ سَعَتِهٖ‌ ؕ وَكَانَ اللّٰهُ وَاسِعًا حَكِيۡمًا
Wa iny-yatafarraqoo yughnil laahu kullam min sa’atih; wa kaanal laahu Waasi’an Hakiimaa

Artinya: Dan jika keduanya bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masing dari karunia-Nya. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya), Mahabijaksana.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 131

وَلِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الۡاَرۡضِ ‌ؕ وَلَـقَدۡ وَصَّيۡنَا الَّذِيۡنَ اُوۡتُوا الۡكِتٰبَ مِنۡ قَبۡلِكُمۡ وَاِيَّاكُمۡ اَنِ اتَّقُوا اللّٰهَ‌ ؕ وَاِنۡ تَكۡفُرُوۡا فَاِنَّ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الۡاَرۡضِ‌ؕ وَكَانَ اللّٰهُ غَنِيًّا حَمِيۡدًا‏
Wa lillaahi maafis samaawaati wa maa fil ard; wa laqad wassainal laziina uutul Kitaaba min qablikum wa iyyaakum anit taqul laah; wa intakfuruu fa inna lillaahi maa fis samaawaati wa maa fil ard; wa kaanal laahu Ghaniyyan hamiidaa

Artinya: Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan sungguh, Kami telah memerintahkan kepada orang yang diberi kitab suci sebelum kamu dan (juga) kepadamu agar bertakwa kepada Allah. Tetapi jika kamu ingkar, maka (ketahuilah), milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan Allah Mahakaya, Maha Terpuji.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 132

وَلِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الۡاَرۡضِ ‌ؕ وَكَفٰى بِاللّٰهِ وَكِيۡلًا‏
Wa lillaahi maa fis samaawaati wa maa fil ard; wa kafaa billaahi Wakiilaa

Artinya: Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Cukuplah Allah sebagai pemeliharanya.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 133

اِنۡ يَّشَاۡ يُذۡهِبۡكُمۡ اَيُّهَا النَّاسُ وَيَاۡتِ بِاٰخَرِيۡنَ‌ؕ وَكَانَ اللّٰهُ عَلٰى ذٰلِكَ قَدِيۡرًا‏
Iny-yashaa yuzhibkum aiyuhan naasu wa yaati bi aakhariin; wa kaanal laahu ‘alaa zaalika Qadiiraa

Artinya: Kalau Allah menghendaki, niscaya dimusnahkan-Nya kamu semua wahai manusia! Kemudian Dia datangkan (umat) yang lain (sebagai penggantimu). Dan Allah Mahakuasa berbuat demikian.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 134

مَنۡ كَانَ يُرِيۡدُ ثَوَابَ الدُّنۡيَا فَعِنۡدَ اللّٰهِ ثَوَابُ الدُّنۡيَا وَالۡاٰخِرَةِ‌ ؕ وَكَانَ اللّٰهُ سَمِيۡعًاۢ بَصِيۡرًا
man kaana yuriidu sawaabad dunyaa fa’indallaahi sawaabud dunyaa wal Aakhirah; wa kaanal laahu Samii’am Basiiraa

Artinya: Barangsiapa menghendaki pahala di dunia maka ketahuilah bahwa di sisi Allah ada pahala dunia dan akhirat. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 135

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا كُوۡنُوۡا قَوَّامِيۡنَ بِالۡقِسۡطِ شُهَدَآءَ لِلّٰهِ وَلَوۡ عَلٰٓى اَنۡفُسِكُمۡ اَوِ الۡوَالِدَيۡنِ وَالۡاَقۡرَبِيۡنَ‌ ؕ اِنۡ يَّكُنۡ غَنِيًّا اَوۡ فَقِيۡرًا فَاللّٰهُ اَوۡلٰى بِهِمَا‌ فَلَا تَتَّبِعُوا الۡهَوٰٓى اَنۡ تَعۡدِلُوۡا ‌ۚ وَاِنۡ تَلۡوٗۤا اَوۡ تُعۡرِضُوۡا فَاِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ خَبِيۡرًا‏
Ya ayyuhal-lazina amanu kunu qawwamina bil-qisti syuhada’a lillahi wa lau ala anfusikum awil-walidaini wal-aqrabin(a), iy yakun ganiyyan au faqiran fallahu aula bihima, fala tattabiul-hawa an tadilu, wa in talwu au turidu fa innallaha kana bima tamaluna khabira

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan (kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka ketahuilah Allah Mahateliti terhadap segala apa yang kamu kerjakan.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 136

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اٰمِنُوۡا بِاللّٰهِ وَرَسُوۡلِهٖ وَالۡكِتٰبِ الَّذِىۡ نَزَّلَ عَلٰى رَسُوۡلِهٖ وَالۡكِتٰبِ الَّذِىۡۤ اَنۡزَلَ مِنۡ قَبۡلُ‌ؕ وَمَنۡ يَّكۡفُرۡ بِاللّٰهِ وَمَلٰٓٮِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ وَالۡيَوۡمِ الۡاٰخِرِ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلٰلًاۢ بَعِيۡدًا
Ya ayyuhal-lazina amanu aminu billahi wa rasulihi wal-kitabil-lazi nazzala ‘ala rasulihi wal-kitabil-lazi anzala min qabl(u), wa may yakfur billahi wa mala’ikatihi wa kutubihi wa rusulihi wal-yaumil-akhiri faqad dalla dalalam ba’ida

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur’an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 137

اِنَّ الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا ثُمَّ كَفَرُوۡا ثُمَّ اٰمَنُوۡا ثُمَّ كَفَرُوۡا ثُمَّ ازۡدَادُوۡا كُفۡرًا لَّمۡ يَكُنِ اللّٰهُ لِيَـغۡفِرَ لَهُمۡ وَلَا لِيَـهۡدِيَهُمۡ سَبِيۡلًا
Innal laziina aamanuu summa kafaruu summa aamanuu summa kafaruu summaz daado kufral lam yakunil laahu liyaghfira lahum wa laa liyahdiyahum sabiilaa

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman lalu kafir, kemudian beriman (lagi), kemudian kafir lagi, lalu bertambah kekafirannya, maka Allah tidak akan mengampuni mereka, dan tidak (pula) menunjukkan kepada mereka jalan (yang lurus).

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 138

بَشِّرِ الۡمُنٰفِقِيۡنَ بِاَنَّ لَهُمۡ عَذَابًا اَلِيۡمًا
Bashshiril munaafiqiina bi anna lahum ‘azaaban aliimaa

Artinya: Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih,

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 139

الَّذِيۡنَ يَتَّخِذُوۡنَ الۡـكٰفِرِيۡنَ اَوۡلِيَآءَ مِنۡ دُوۡنِ الۡمُؤۡمِنِيۡنَ‌ ؕ اَيَبۡتَغُوۡنَ عِنۡدَهُمُ الۡعِزَّةَ فَاِنَّ الۡعِزَّةَ لِلّٰهِ جَمِيۡعًا
Allaziina yattakhizuu nal kaafiriina awliyaaa’a min duunil mu’miniin; a-yabta ghuuna ‘indahumul ‘izzata fainnnal ‘izzata lillaahi jamii’aa

Artinya: (yaitu) orang-orang yang menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Ketahuilah bahwa semua kekuatan itu milik Allah.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 140

وَقَدۡ نَزَّلَ عَلَيۡكُمۡ فِى الۡـكِتٰبِ اَنۡ اِذَا سَمِعۡتُمۡ اٰيٰتِ اللّٰهِ يُكۡفَرُ بِهَا وَيُسۡتَهۡزَاُبِهَا فَلَا تَقۡعُدُوۡا مَعَهُمۡ حَتّٰى يَخُوۡضُوۡا فِىۡ حَدِيۡثٍ غَيۡرِهٖۤ‌ ‌ ۖ اِنَّكُمۡ اِذًا مِّثۡلُهُمۡ‌ؕ اِنَّ اللّٰهَ جَامِعُ‌‌‌الۡمُنٰفِقِيۡنَ وَالۡكٰفِرِيۡنَ فِىۡ جَهَـنَّمَ جَمِيۡعَا
Wa qad nazzala ‘alaikum fil-kitabi an iza sami’tum ayatillahi yukfaru biha wa yustahza’u biha fala taq’udu ma’ahum hatta yakhudu fi hadisin gairih(i), innakum izam mislahum, innallaha jamiul-munafiqina wal-kafirina fi jahannama jamia

Artinya: Dan sungguh, Allah telah menurunkan (ketentuan) bagimu di dalam Kitab (Al-Qur’an) bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk bersama mereka, sebelum mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena (kalau tetap duduk dengan mereka), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sungguh, Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di neraka Jahanam,

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 141

الَّذِيۡنَ يَتَرَ بَّصُوۡنَ بِكُمۡ‌ ۚ فَاِنۡ كَانَ لَـكُمۡ فَتۡحٌ مِّنَ اللّٰهِ قَالُـوۡۤا اَلَمۡ نَـكُنۡ مَّعَكُمۡ ‌ ۖ وَاِنۡ كَانَ لِلۡكٰفِرِيۡنَ نَصِيۡبٌۙ قَالُـوۡۤا اَلَمۡ نَسۡتَحۡوِذۡ عَلَيۡكُمۡ وَنَمۡنَعۡكُمۡ مِّنَ الۡمُؤۡمِنِيۡنَ‌ ؕ فَاللّٰهُ يَحۡكُمُ بَيۡنَكُمۡ يَوۡمَ الۡقِيٰمَةِ ‌ؕ وَلَنۡ يَّجۡعَلَ اللّٰهُ لِلۡكٰفِرِيۡنَ عَلَى الۡمُؤۡمِنِيۡنَ سَبِيۡلًا
Al-lazina yatarabbasuna bikum, fa in kana lakum fathum minallahi qalu alam nakum maakum, wa in kana lil-kafirina nasibun qalu alam nastahwiz ‘alaikum wa namna’kum minal-mu’minin(a), fallahu yahkumu bainakum yaumal-qiyamah(ti), wa lay yajalallahu lil-kafirina ‘alal-mu’minina sabila

Artinya: (yaitu) orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu. Apabila kamu mendapat kemenangan dari Allah mereka berkata, “Bukankah kami (turut berperang) bersama kamu?” Dan jika orang kafir mendapat bagian, mereka berkata, “Bukankah kami turut memenangkanmu, dan membela kamu dari orang mukmin?” Maka Allah akan memberi keputusan di antara kamu pada hari Kiamat. Allah tidak akan memberi jalan kepada orang kafir untuk mengalahkan orang-orang beriman.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 142

اِنَّ الۡمُنٰفِقِيۡنَ يُخٰدِعُوۡنَ اللّٰهَ وَهُوَ خَادِعُوْهُمۡ‌ ۚ وَاِذَا قَامُوۡۤا اِلَى الصَّلٰوةِ قَامُوۡا كُسَالٰى ۙ يُرَآءُوۡنَ النَّاسَ وَلَا يَذۡكُرُوۡنَ اللّٰهَ اِلَّا قَلِيۡلًا
Innal munaafiqiina yukhaadi’uunal laaha wa huwa khaadi’uhum wa izaa qoomuuu ilas Salaati qoomuu kusaalaa yuraaa’uunan naasa wa laa yazkuruunal laaha illaa qaliilaa

Artinya: Sesungguhnya orang munafik itu hendak menipu Allah, tetapi Allah-lah yang menipu mereka. Apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka lakukan dengan malas. Mereka bermaksud ria (ingin dipuji) di hadapan manusia. Dan mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 143

مُّذَبۡذَبِيۡنَ بَيۡنَ ذٰ لِكَ لَاۤ اِلٰى هٰٓؤُلَاۤءِ وَلَاۤ اِلٰى هٰٓؤُلَاۤءِ‌ ؕ وَمَنۡ يُّضۡلِلِ اللّٰهُ فَلَنۡ تَجِدَ لَهٗ سَبِيۡلًا
Muzabzabiina baina zaalika laaa ilaa haaa’ ulaaa’i wa laaa ilaa haaa’ulaaa’; wa mai yudlilil laahu falan tajida lahuu sabiila

Artinya: Mereka dalam keadaan ragu antara yang demikian (iman atau kafir), tidak termasuk kepada golongan ini (orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang kafir). Barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka kamu tidak akan mendapatkan jalan (untuk memberi petunjuk) baginya.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 144

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا لَا تَتَّخِذُوا الۡكٰفِرِيۡنَ اَوۡلِيَآءَ مِنۡ دُوۡنِ الۡمُؤۡمِنِيۡنَ‌ ؕ اَ تُرِيۡدُوۡنَ اَنۡ تَجۡعَلُوۡا لِلّٰهِ عَلَيۡكُمۡ سُلۡطٰنًا مُّبِيۡنًا
Yaaa aiyuhal laziina aamanuu laa tattakhizul kaafiriina awliyaaa’a min duunil mu’miniin; aturii duuna an taj’aluu lillaahi ‘alaikum sultaanam mubiinaa

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin selain dari orang-orang mukmin. Apakah kamu ingin memberi alasan yang jelas bagi Allah (untuk menghukummu)?

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 145

اِنَّ الۡمُنٰفِقِيۡنَ فِى الدَّرۡكِ الۡاَسۡفَلِ مِنَ النَّارِ‌ ۚ وَلَنۡ تَجِدَ لَهُمۡ نَصِيۡرًا
Innal munaafiqiina fiddarkil asfali minan Naari wa lan tajjida lahum nasiiraa

Artinya: Sungguh, orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 146

اِلَّا الَّذِيۡنَ تَابُوۡا وَاَصۡلَحُوۡا وَاعۡتَصَمُوۡا بِاللّٰهِ وَاَخۡلَصُوۡا دِيۡنَهُمۡ لِلّٰهِ فَاُولٰٓٮِٕكَ مَعَ الۡمُؤۡمِنِيۡنَ‌ ؕ وَسَوۡفَ يُـؤۡتِ اللّٰهُ الۡمُؤۡمِنِيۡنَ اَجۡرًا عَظِيۡمًا‏
Illal laziina taabuu wa aslahuu wa’tasamuu billaahi wa akhlasuu diinahum lillaahi faulaaa’ika ma’al mu’miniina wa sawfa yu’til laahul mu’miniina ajran ‘aziimaa

Artinya: Kecuali orang-orang yang bertobat dan memperbaiki diri dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan dengan tulus ikhlas (menjalankan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu bersama-sama orang-orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan pahala yang besar kepada orang-orang yang beriman.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 147

مَا يَفۡعَلُ اللّٰهُ بِعَذَابِكُمۡ اِنۡ شَكَرۡتُمۡ وَاٰمَنۡتُمۡ‌ ؕ وَكَانَ اللّٰهُ شَاكِرًا عَلِيۡمًا
maa yafa’lul laahu bi ‘azaabikum in shakartum wa aamantum; wa kaanal laahu Shaakiran ‘Aliima

Artinya: Allah tidak akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman. Dan Allah Maha Mensyukuri, Maha Mengetahui.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 148

لَا يُحِبُّ اللّٰهُ الۡجَــهۡرَ بِالسُّوۡٓءِ مِنَ الۡقَوۡلِ اِلَّا مَنۡ ظُلِمَ‌ؕ وَكَانَ اللّٰهُ سَمِيۡعًا عَلِيۡمًا‏
Laa yuhibbullaahul jahra bis suuu’i minal qawli illaa man zulim; wa kaanallaahu Samii’an ‘Aliiman

Artinya: Allah tidak menyukai perkataan buruk, (yang diucapkan) secara terus terang kecuali oleh orang yang dizhalimi. Dan Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 149

اِنۡ تُبۡدُوۡا خَيۡرًا اَوۡ تُخۡفُوۡهُ اَوۡ تَعۡفُوۡا عَنۡ سُوۡٓءٍ فَاِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَفُوًّا قَدِيۡرًا‏
in tubduu khairann aw tukhfuuhu aw ta’fuu ‘an suuu’in fa innal laaha kaana ‘afuwwan Qadiiraa

Artinya: Jika kamu menyatakan sesuatu kebajikan, menyembunyikannya atau memaafkan suatu kesalahan (orang lain), maka sungguh, Allah Maha Pemaaf, Mahakuasa.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 150

اِنَّ الَّذِيۡنَ يَكۡفُرُوۡنَ بِاللّٰهِ وَرُسُلِهٖ وَيُرِيۡدُوۡنَ اَنۡ يُّفَرِّقُوۡا بَيۡنَ اللّٰهِ وَرُسُلِهٖ وَيَقُوۡلُوۡنَ نُؤۡمِنُ بِبَعۡضٍ وَّنَكۡفُرُ بِبَعۡضٍۙ وَّيُرِيۡدُوۡنَ اَنۡ يَّتَّخِذُوۡا بَيۡنَ ذٰ لِكَ سَبِيۡلًا
Innal laziina yakkfuruuna billaahi wa Rusulihii wa yuriiduuna ai yufarriquu bainal laahi wa Rusulihii wa yaquuluuna nu’minu biba’dinw wa nakfuru biba’ dinw wa yuriiduuna ai yattakhizuu baina zaalika sabiilaa

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang ingkar kepada Allah dan rasul-rasul-Nya, dan bermaksud membeda-bedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan, “Kami beriman kepada sebagian dan kami mengingkari sebagian (yang lain),” serta bermaksud mengambil jalan tengah (iman atau kafir),

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 151

اُولٰٓٮِٕكَ هُمُ الۡـكٰفِرُوۡنَ حَقًّا‌ ۚ وَ اَعۡتَدۡنَا لِلۡكٰفِرِيۡنَ عَذَابًا مُّهِيۡنًا
Ulaaa’ika humul kaafiruuna haqqoo; wa a’tadnaa lilkaafiriina ‘azaabam muhiinaa

Artinya: merekalah orang-orang kafir yang sebenarnya. Dan Kami sediakan untuk orang-orang kafir itu azab yang menghinakan.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 152

وَالَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا بِاللّٰهِ وَرُسُلِهٖ وَلَمۡ يُفَرِّقُوۡا بَيۡنَ اَحَدٍ مِّنۡهُمۡ اُولٰٓٮِٕكَ سَوۡفَ يُؤۡتِيۡهِمۡ اُجُوۡرَهُمۡ ‌ؕ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوۡرًا رَّحِيۡمًا
Wallaziina aamanuu billaahi wa Rusulihii wa lam yufarriquu baina ahadim minhum ulaaa’ika sawfa yu’tiihim ujuurahum; wa kaanal laahu Ghafuurar Rahiima

Artinya: Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan tidak membeda-bedakan di antara mereka (para rasul), kelak Allah akan memberikan pahala kepada mereka. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 153

يَسۡــَٔـلُكَ اَهۡلُ الۡـكِتٰبِ اَنۡ تُنَزِّلَ عَلَيۡهِمۡ كِتٰبًا مِّنَ السَّمَآءِ‌ فَقَدۡ سَاَ لُوۡا مُوۡسٰٓى اَكۡبَرَ مِنۡ ذٰ لِكَ فَقَالُوۡۤا اَرِنَا اللّٰهَ جَهۡرَةً فَاَخَذَتۡهُمُ الصّٰعِقَةُ بِظُلۡمِهِمۡ‌‌ ۚ ثُمَّ اتَّخَذُوا الۡعِجۡلَ مِنۡۢ بَعۡدِ مَا جَآءَتۡهُمُ الۡبَيِّنٰتُ فَعَفَوۡنَا عَنۡ ذٰ لِكَ‌‌‌‌ ۚ وَاٰتَيۡنَا مُوۡسٰى سُلۡطٰنًا مُّبِيۡنًا
Yas’aluka ahlul-kitabi an tunazzila alaihim kitabam minas-sama’i faqad sa’alu musa akbara min zalika fa qalu arinallaha jahratan fa akhazathumus-saiqatu bi zulmihim, summattakhazul-ijla mim badi ma ja’athumul-bayyinatu fa afauna an zalik(a), wa ataina musa sultanam mubina

Artinya: (Orang-orang) Ahli Kitab meminta kepadamu (Muhammad) agar engkau menurunkan sebuah kitab dari langit kepada mereka. Sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar dari itu. Mereka berkata, “Perlihatkanlah Allah kepada kami secara nyata.” Maka mereka disambar petir karena kezhalimannya. Kemudian mereka menyembah anak sapi, setelah mereka melihat bukti-bukti yang nyata, namun demikian Kami maafkan mereka, dan telah Kami berikan kepada Musa kekuasaan yang nyata.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 154

وَرَفَعۡنَا فَوۡقَهُمُ الطُّوۡرَ بِمِيۡثَاقِهِمۡ وَقُلۡنَا لَهُمُ ادۡخُلُوا الۡبَابَ سُجَّدًا وَّقُلۡنَا لَهُمۡ لَا تَعۡدُوۡا فِى السَّبۡتِ وَاَخَذۡنَا مِنۡهُمۡ مِّيۡثَاقًا غَلِيۡظًا
Wa rafa’naa fawqahumut Tuura bimiisaaqihim wa qulnaa lahumud khulul baaba sujjadanw wa qulnaa lahum laa ta’duu fis Sabti wa akhaznaa minhum miisaaqan ghaliizaa

Artinya: Dan Kami angkat gunung (Sinai) di atas mereka untuk (menguatkan) perjanjian mereka. Dan Kami perintahkan kepada mereka, “Masukilah pintu gerbang (Baitulmaqdis) itu sambil bersujud,” dan Kami perintahkan (pula) kepada mereka, “Janganlah kamu melanggar peraturan mengenai hari Sabat.” Dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang kukuh.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 155

فَبِمَا نَقۡضِهِمۡ مِّيۡثَاقَهُمۡ وَكُفۡرِهِمۡ بِاٰيٰتِ اللّٰهِ وَقَتۡلِهِمُ الۡاَنۡۢبِيَآءَ بِغَيۡرِ حَقٍّ وَّقَوۡلِهِمۡ قُلُوۡبُنَا غُلۡفٌ ؕ بَلۡ طَبَعَ اللّٰهُ عَلَيۡهَا بِكُفۡرِهِمۡ فَلَا يُؤۡمِنُوۡنَ اِلَّا قَلِيۡلًا
Fabimaa naqdihim miisaaqahum wa kufrihim bi Aayaatil laahi wa qatlihimul Ambiyaaa’a bighairi haqqinw wa qawlihim quluubunna ghulf; bal taba’al laahu ‘alaihaa bikufrihim falaa yu’minuuna illaa qaliilaa

Artinya: Maka (Kami hukum mereka), karena mereka melanggar perjanjian itu, karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan Allah, dan karena mereka telah membunuh nabi-nabi tanpa hak (alasan yang benar) dan karena mereka mengatakan, “Hati kami tertutup.” Sebenarnya Allah telah mengunci hati mereka karena kekafirannya, karena itu hanya sebagian kecil dari mereka yang beriman,

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 156

وَّبِكُفۡرِهِمۡ وَقَوۡلِهِمۡ عَلٰى مَرۡيَمَ بُهۡتَانًـا عَظِيۡمًا
Wa bikufrihim wa qawlihim ‘alaa Maryama buh taanan ‘aziima

Artinya: dan (Kami hukum juga) karena kekafiran mereka (terhadap Isa), dan tuduhan mereka yang sangat keji terhadap Maryam,

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 157

وَّقَوۡلِهِمۡ اِنَّا قَتَلۡنَا الۡمَسِيۡحَ عِيۡسَى ابۡنَ مَرۡيَمَ رَسُوۡلَ اللّٰهِ‌ ۚ وَمَا قَتَلُوۡهُ وَمَا صَلَبُوۡهُ وَلٰـكِنۡ شُبِّهَ لَهُمۡ‌ ؕ وَاِنَّ الَّذِيۡنَ اخۡتَلَـفُوۡا فِيۡهِ لَفِىۡ شَكٍّ مِّنۡهُ‌ ؕ مَا لَهُمۡ بِهٖ مِنۡ عِلۡمٍ اِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ‌ ۚ وَمَا قَتَلُوۡهُ يَقِيۡنًا
Wa qawlihim innaa qatal nal masiiha ‘Eesab-na-Maryama Rasuulal laahi wa maa qataluuhu wa maa salabuuhu wa laakin shubbiha lahum; wa innal laziinakh talafuu fii lafii shakkim minh; maa lahum bihii min ‘ilmin illat tibaa’az zann; wa maa qataluuhu yaqiinaa

Artinya: Dan Kami hukum juga mereka karena ucapan mereka, “Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam,” yang mereka ejek dengan menamainya Rasul Allah padahal mereka tidak beriman kepadanya. Mereka mengatakan telah membunuhnya, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi diserupakan bagi mereka orang yang dibunuh itu dengan Nabi Isa. Sesungguhnya mereka yang berselisih pendapat tentangnya, yakni tentang Nabi Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang hal, yakni pembunuhan, itu. Mereka tidak mempunyai sedikit pun pengetahuan menyangkut hal itu, yakni tentang pembunuhan Nabi Isa, dan apa yang mereka katakan kecuali mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak membunuhnya dengan yakin.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 158

بَلْ رَّفَعَهُ اللّٰهُ اِلَيۡهِ‌ ؕ وَكَانَ اللّٰهُ عَزِيۡزًا حَكِيۡمًا
Bar rafa’ahul laahu ilayh; wa kaanal laahu ‘Aziizan Hakiimaa

Artinya: Tetapi Allah telah mengangkat Isa ke hadirat-Nya. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 159

وَاِنۡ مِّنۡ اَهۡلِ الۡكِتٰبِ اِلَّا لَيُـؤۡمِنَنَّ بِهٖ قَبۡلَ مَوۡتِهٖ‌ ۚ وَيَوۡمَ الۡقِيٰمَةِ يَكُوۡنُ عَلَيۡهِمۡ شَهِيۡدًا‌
Wa im min Ahlil Kitaabi illaa layu’minanna bihii qabla mawtihii wa Yawmal Qiyaamati yakuunu ‘alaihim shahiidaa

Artinya: Tidak ada seorang pun di antara Ahli Kitab yang tidak beriman kepadanya (Isa) menjelang kematiannya. Dan pada hari Kiamat dia (Isa) akan menjadi saksi mereka.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 160

فَبِظُلۡمٍ مِّنَ الَّذِيۡنَ هَادُوۡا حَرَّمۡنَا عَلَيۡهِمۡ طَيِّبٰتٍ اُحِلَّتۡ لَهُمۡ وَبِصَدِّهِمۡ عَنۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ كَثِيۡرًا
Fabizulmin minal laziina haaduu harramnaa ‘alaihim taiyibaatin uhillat lahum wa bisadihim ‘an sabiilil laahi kasiiraa

Artinya: Karena kezhaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan bagi mereka makanan yang baik-baik yang (dahulu) pernah dihalalkan; dan karena mereka sering menghalangi (orang lain) dari jalan Allah,

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 161

وَّاَخۡذِهِمُ الرِّبٰوا وَقَدۡ نُهُوۡا عَنۡهُ وَاَكۡلِـهِمۡ اَمۡوَالَ النَّاسِ بِالۡبَاطِلِ‌ ؕ وَاَعۡتَدۡنَـا لِلۡـكٰفِرِيۡنَ مِنۡهُمۡ عَذَابًا اَ لِيۡمًا
Wa akhzihimur ribaa wa qad nuhuu ‘anhu wa aklihim amwaalan naasi bilbaatil; wa a’tadnaa lilkaafiriina minhum ‘azaaban aliima

Artinya: dan karena mereka menjalankan riba, padahal sungguh mereka telah dilarang darinya, dan karena mereka memakan harta orang dengan cara tidak sah (batil). Dan Kami sediakan untuk orang-orang kafir di antara mereka azab yang pedih.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 162

لٰـكِنِ الرّٰسِخُوۡنَ فِى الۡعِلۡمِ مِنۡهُمۡ وَالۡمُؤۡمِنُوۡنَ يُـؤۡمِنُوۡنَ بِمَاۤ اُنۡزِلَ اِلَيۡكَ وَمَاۤ اُنۡزِلَ مِنۡ قَبۡلِكَ‌ وَالۡمُقِيۡمِيۡنَ الصَّلٰوةَ‌ وَالۡمُؤۡتُوۡنَ الزَّكٰوةَ وَ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ بِاللّٰهِ وَالۡيَوۡمِ الۡاٰخِرِ ؕ اُولٰٓٮِٕكَ سَنُؤۡتِيۡهِمۡ اَجۡرًا عَظِيۡمًا
Laakinir raasikhuuna fil’ilmi minhum walmu’minuuna yu’minuuna bimaaa unzila ilaika wa maaa unzila min qablika walmuqiimiinas Salaata walmu’tuunaz Zakaata walmu ‘minuuna billaahi wal yawmil Aakhir; ulaaa’ika sanu’tiihim ajran ‘aziimaa

Artinya: Tetapi orang-orang yang ilmunya mendalam di antara mereka, dan orang-orang yang beriman, mereka beriman kepada (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad), dan kepada (kitab-kitab) yang diturunkan sebelummu, begitu pula mereka yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat dan beriman kepada Allah dan hari kemudian. Kepada mereka akan Kami berikan pahala yang besar.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 163

اِنَّاۤ اَوۡحَيۡنَاۤ اِلَيۡكَ كَمَاۤ اَوۡحَيۡنَاۤ اِلٰى نُوۡحٍ وَّالنَّبِيّٖنَ مِنۡۢ بَعۡدِهٖ‌ ۚ وَاَوۡحَيۡنَاۤ اِلٰٓى اِبۡرٰهِيۡمَ وَاِسۡمٰعِيۡلَ وَاِسۡحٰقَ وَيَعۡقُوۡبَ وَالۡاَسۡبَاطِ وَعِيۡسٰى وَاَيُّوۡبَ وَيُوۡنُسَ وَهٰرُوۡنَ وَسُلَيۡمٰنَ‌ ۚ وَاٰتَيۡنَا دَاوٗدَ زَبُوۡرًا‌
innaaa awhainaaa ilaika kamaaa awhainaaa ilaa Nuuhinw wan nabiyyiina mim ba’dih; wa awhainaaa ilaaa ibraahiima wa Ismaaa’iila wa Ishaaqa wa Ya’quuba wal Asbaati wa ‘Eesaa wa Ayyuuba wa Yuunusa wa haaruuna wa Sulaimaan; wa aatainaa Daawuuda Zabuuraa

Artinya: Sesungguhnya Kami mewahyukan kepadamu (Muhammad) sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya, dan Kami telah mewahyukan (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya; Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami telah memberikan Kitab Zabur kepada Dawud.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 164

وَرُسُلًا قَدۡ قَصَصۡنٰهُمۡ عَلَيۡكَ مِنۡ قَبۡلُ وَرُسُلًا لَّمۡ نَقۡصُصۡهُمۡ عَلَيۡكَ‌ ؕ وَكَلَّمَ اللّٰهُ مُوۡسٰى تَكۡلِيۡمًا
Wa Rusulan qad qasas naahum ‘alaika min qablu wa Rusulal lam naqsushum ‘alaik; wa kallamallaahu Muusaa takliimaa

Artinya: Dan ada beberapa rasul yang telah Kami kisahkan mereka kepadamu sebelumnya dan ada beberapa rasul (lain) yang tidak Kami kisahkan mereka kepadamu. Dan kepada Musa, Allah berfirman langsung.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 165

رُسُلًا مُّبَشِّرِيۡنَ وَمُنۡذِرِيۡنَ لِئَلَّا يَكُوۡنَ لِلنَّاسِ عَلَى اللّٰهِ حُجَّةٌ ۢ بَعۡدَ الرُّسُلِ‌ ؕ وَكَانَ اللّٰهُ عَزِيۡزًا حَكِيۡمًا
Rusulam mubashshiriina wa munziriina li’allaa yakuuna linnaasi ‘alal laahi hujjatum ba’dar Rusul; wa kaanallaahu ‘Aziizan Hakiima

Artinya: Rasul-rasul itu adalah sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, agar tidak ada alasan bagi manusia untuk membantah Allah setelah rasul-rasul itu diutus. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 166

لٰـكِنِ اللّٰهُ يَشۡهَدُ بِمَاۤ اَنۡزَلَ اِلَيۡكَ‌ اَنۡزَلَهٗ بِعِلۡمِهٖ‌ ۚ وَالۡمَلٰٓٮِٕكَةُ يَشۡهَدُوۡنَ‌ ؕ وَكَفٰى بِاللّٰهِ شَهِيۡدًا
Laakinil laahu yashhadu bimaaa anzala ilaika anzalahuu bi’ilmihii wal malaaa’ikatu yashhaduun; wa kafaa billaahi Shahiida

Artinya: Tetapi Allah menjadi saksi atas (Al-Qur’an) yang diturunkan-Nya kepadamu (Muhammad). Dia menurunkannya dengan ilmu-Nya, dan para malaikat pun menyaksikan. Dan cukuplah Allah yang menjadi saksi.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 167

اِنَّ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا وَ صَدُّوۡا عَنۡ سَبِيۡلِ اللّٰهِ قَدۡ ضَلُّوۡا ضَلٰلًاۢ بَعِيۡدًا
Innal laziina kafaruu wa sadduu ‘an sabiilil laahi qad dalluu dalaalam ba’iidaa

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalang-halangi (orang lain) dari jalan Allah, benar-benar telah sesat sejauh-jauhnya.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 168

اِنَّ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡا وَظَلَمُوۡا لَمۡ يَكُنِ اللّٰهُ لِيَـغۡفِرَ لَهُمۡ وَلَا لِيَـهۡدِيَهُمۡ طَرِيۡقًا
Innal laziinakafaruu wa zalamuu lam yakkunillaahu liyaghfira lahum wa laa liyahdiyahum tariiqoo

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan kezhaliman, Allah tidak akan mengampuni mereka, dan tidak (pula) akan menunjukkan kepada mereka jalan (yang lurus),

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 169

اِلَّا طَرِيۡقَ جَهَـنَّمَ خٰلِدِيۡنَ فِيۡهَاۤ اَبَدًا‌ ؕ وَكَانَ ذٰ لِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيۡرًا
Illaa tariiqa jahannamma khaalidiina fiihaa abadaa; wa kaana zaalika ‘alal laahi yasiiraa

Artinya: kecuali jalan ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Dan hal itu (sangat) mudah bagi Allah.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 170

يٰۤـاَيُّهَا النَّاسُ قَدۡ جَآءَكُمُ الرَّسُوۡلُ بِالۡحَـقِّ مِنۡ رَّبِّكُمۡ فَاٰمِنُوۡا خَيۡرًا لَّـكُمۡ‌ ؕ وَاِنۡ تَكۡفُرُوۡا فَاِنَّ لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ‌ ؕ وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيۡمًا حَكِيۡمًا
Yaaa aiyuhan naasu qad jaaa’akumur Rasuulu bilhaqqi mir Rabbikum fa ammminuu khairal lakum; wa in takfuruu fainnna lillaahi maa fis samaawaati wal ard; wa kaanal laahu ‘Aliimann hakiimaa

Artinya: Wahai manusia! Sungguh, telah datang Rasul (Muhammad) kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, maka berimanlah (kepadanya), itu lebih baik bagimu. Dan jika kamu kafir, (itu tidak merugikan Allah sedikit pun) karena sesungguhnya milik Allah-lah apa yang di langit dan di bumi. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 171

يٰۤـاَهۡلَ الۡكِتٰبِ لَا تَغۡلُوۡا فِىۡ دِيۡـنِكُمۡ وَلَا تَقُوۡلُوۡا عَلَى اللّٰهِ اِلَّا الۡحَـقَّ‌ ؕ اِنَّمَا الۡمَسِيۡحُ عِيۡسَى ابۡنُ مَرۡيَمَ رَسُوۡلُ اللّٰهِ وَكَلِمَتُهٗ‌ ۚ اَ لۡقٰٮهَاۤ اِلٰى مَرۡيَمَ وَرُوۡحٌ مِّنۡهُ‌ فَاٰمِنُوۡا بِاللّٰهِ وَرُسُلِهٖ‌ ‌ۚ وَلَا تَقُوۡلُوۡا ثَلٰثَةٌ‌ ؕ اِنْتَهُوۡا خَيۡرًا لَّـكُمۡ‌ ؕ اِنَّمَا اللّٰهُ اِلٰـهٌ وَّاحِدٌ‌ ؕ سُبۡحٰنَهٗۤ اَنۡ يَّكُوۡنَ لَهٗ وَلَدٌ‌ ۘ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الۡاَرۡضِ‌ؕ وَكَفٰى بِاللّٰهِ وَكِيۡلًا
Ya ahlal-kitabi la taglu fi dinikum wa la taqulu alallahi illal-haqq(a), innamal-masihu isabnu maryama rasulullahi wa kalimatuh(u), alqaha ila maryama wa ruhum minh(u), fa aminu billahi wa rusulih(i), wa la taqulu salasah(tun), inntahu khairal lakum innamallahu ilahuw wahid(un), subhanahu ay yakuna lahu walad(un), lahu ma fis-samawati wa ma fil-ard(i), wa kafa billahi wakila

Artinya: Wahai Ahli Kitab! Janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sungguh, Al-Masih Isa putra Maryam itu adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan, “(Tuhan itu) tiga,” berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Mahasuci Dia dari (anggapan) mempunyai anak. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan cukuplah Allah sebagai pelindung.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 172

لَنۡ يَّسۡتَـنۡكِفَ الۡمَسِيۡحُ اَنۡ يَّكُوۡنَ عَبۡدًا لِّـلَّـهِ وَلَا الۡمَلٰٓٮِٕكَةُ الۡمُقَرَّبُوۡنَ‌ؕ وَمَنۡ يَّسۡتَـنۡكِفۡ عَنۡ عِبَادَ تِهٖ وَيَسۡتَكۡبِرۡ فَسَيَحۡشُرُهُمۡ اِلَيۡهِ جَمِيۡعًا
Lanny yastankifal Masiihu ai yakuuna ‘abdal lillaahi wa lal malaaa’ikatul muqarrabuun; wa mai yastankif ‘an ibaadatihii wa yastakbir fasa yahshuruhum ilaihi jamii’aa

Artinya: Al-Masih sama sekali tidak enggan menjadi hamba Allah, dan begitu pula para malaikat yang terdekat (kepada Allah). Dan barangsiapa enggan menyembah-Nya dan menyombongkan diri, maka Allah akan mengumpulkan mereka semua kepada-Nya.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 173

فَاَمَّا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ فَيُوَفِّيۡهِمۡ اُجُوۡرَهُمۡ وَ يَزِيۡدُهُمۡ مِّنۡ فَضۡلِهٖ‌ۚ وَاَمَّا الَّذِيۡنَ اسۡتَـنۡكَفُوۡا وَاسۡتَكۡبَرُوۡا فَيُعَذِّبُهُمۡ عَذَابًا اَ لِيۡمًا  ۙ وَّلَا يَجِدُوۡنَ لَهُمۡ مِّنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ وَلِيًّا وَّلَا نَصِيۡرًا
Fa ammal laziina aamanuu wa ‘amilus saalihaati fa yuwaffiihim ujuurahum wa yaziiduhum min fadlihii wa ammal laziinas tankafuu wastakbaruu fa yu’azzibuhum ‘azaaban aliimanw wa laa yajiduuna lahum min duunil laahi waliyyanw wa laa nasiiraa

Artinya: Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, Allah akan menyempurnakan pahala bagi mereka dan menambah sebagian dari karunia-Nya. Sedangkan orang-orang yang enggan (menyembah Allah) dan menyombongkan diri, maka Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih. Dan mereka tidak akan mendapatkan pelindung dan penolong selain Allah.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 174

يٰۤـاَيُّهَا النَّاسُ قَدۡ جَآءَكُمۡ بُرۡهَانٌ مِّنۡ رَّبِّكُمۡ وَاَنۡزَلۡنَاۤ اِلَيۡكُمۡ نُوۡرًا مُّبِيۡنًا‏
yaa aiyuhan naasu qad jaaa’akum burhaanum mir Rabbikum wa anzalnaaa ilaikum Nuuram Mubiina

Artinya: Wahai manusia! Sesungguhnya telah sampai kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu, (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al-Qur’an).

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 175

فَاَمَّا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا بِاللّٰهِ وَاعۡتَصَمُوۡا بِهٖ فَسَيُدۡخِلُهُمۡ فِىۡ رَحۡمَةٍ مِّنۡهُ وَفَضۡلٍۙ وَّيَهۡدِيۡهِمۡ اِلَيۡهِ صِرَاطًا مُّسۡتَقِيۡمًا
Fa ammal laziina aamanuu billaahi wa’tasamuu bihii fasa yudkhiluhum fii rah matim minhu wa fadlinw wa yahdiihim ilaihi Siraatam Mustaqiima

Artinya: Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepada (agama)-Nya, maka Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat dan karunia dari-Nya (surga), dan menunjukkan mereka jalan yang lurus kepada-Nya.

Tafsir



QS. An-Nisa Ayat 176

يَسۡتَفۡتُوۡنَكَ ؕ قُلِ اللّٰهُ يُفۡتِيۡكُمۡ فِى الۡـكَلٰلَةِ‌ ؕ اِنِ امۡرُؤٌا هَلَكَ لَـيۡسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗۤ اُخۡتٌ فَلَهَا نِصۡفُ مَا تَرَكَ‌ ۚ وَهُوَ يَرِثُهَاۤ اِنۡ لَّمۡ يَكُنۡ لَّهَا وَلَدٌ‌  ؕ فَاِنۡ كَانَـتَا اثۡنَتَيۡنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ‌ ؕ وَاِنۡ كَانُوۡۤا اِخۡوَةً رِّجَالًا وَّنِسَآءً فَلِلذَّكَرِ مِثۡلُ حَظِّ الۡاُنۡثَيَيۡنِ‌ ؕ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَـكُمۡ اَنۡ تَضِلُّوۡا‌ ؕ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَىۡءٍ عَلِيۡمٌ
Yastaftunak(a), qulillahu yuftikum fil-kalalah(ti), inimru’un halaka laisa lahu waladuw wa lahu ukhtun fa laha nisfu ma tarak(a), wa huwa yarisuha illam yakul laha walad(un), fa in kanatasnataini fa lahumas-sulusani mimma tarak(a), wa in kanu ikhwatar rijalaw wa nisa’an fa liz-zakari mislu hazzil-unsayain(i), yubayyinullahu lakum an tadillu, wallahu bikulli syai’in alim

Artinya: Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

Tafsir


Asbabun Nuzul Surat An-Nisa

Ilustrasi Sejarah Al-Quran

Tentang Mahar (Maskawin)

“Berikanlah kepada perempuan-perempuan itu mahar mereka sebagai kewajiban. Namun, jika mereka dengan sukarela memberikan sebagian dari mahar tersebut kepada kalian, maka nikmatilah pemberian itu dengan rasa syukur, karena itu adalah halal, nikmat, dan baik.” (Surah An-Nisaa’, 4:4)

Ayat ini menjelaskan kewajiban memberikan mahar kepada istri sebagai hak mutlak mereka. Jika sang istri dengan ikhlas dan tanpa paksaan memberikan sebagian dari mahar tersebut kepada suaminya, maka suami boleh menggunakannya tanpa merasa bersalah.

Dahulu, di masa jahiliyah, para ayah sering menggunakan mahar anak perempuan mereka tanpa izin. Maka, ayat ini diturunkan untuk melarang praktik tersebut. (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Abi Salleh).

Pembagian Harta Warisan

“Orang laki-laki memiliki bagian dari harta pusaka yang ditinggalkan oleh orang tua dan kerabat. Demikian pula perempuan, mereka juga memiliki bagian dari harta pusaka tersebut, baik harta itu sedikit maupun banyak, sebagai bagian yang telah ditentukan oleh Allah.” (Surah An-Nisaa’, 4:7)

Dahulu, masyarakat Arab jahiliyah tidak memberikan warisan kepada anak perempuan atau anak laki-laki yang masih kecil. Contohnya, ketika seorang Ansar bernama Aus bin Thabit wafat, ia meninggalkan dua anak perempuan dan seorang anak laki-laki yang masih kecil. Namun, dua orang kerabatnya, Khalid dan Artafah, mengambil seluruh harta warisan tersebut.

Istri Aus kemudian mengadu kepada Rasulullah ﷺ. Namun, beliau menjawab: “Saya belum tahu apa yang harus saya katakan.” Lalu Allah menurunkan ayat ini sebagai pedoman pembagian warisan yang adil menurut syariat. (Diriwayatkan oleh Abu Syaikh dan Ibnu Hibban dari Ibnu Abbas).

Rincian Pembagian Warisan

“Allah menetapkan pembagian warisan untuk anak-anak kalian: bagian anak laki-laki sama dengan dua bagian anak perempuan. Jika anak perempuan lebih dari dua orang, maka bagian mereka adalah dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Jika hanya satu anak perempuan, maka dia mendapat setengah harta.

Untuk kedua orang tua si mayit, masing-masing mendapatkan seperenam dari harta jika si mayit memiliki anak. Namun, jika si mayit tidak memiliki anak dan hanya meninggalkan kedua orang tua, maka bagian ibu adalah sepertiga. Jika si mayit memiliki saudara, maka bagian ibu menjadi seperenam. Pembagian ini dilakukan setelah menunaikan wasiat dan melunasi utang si mayit.

Kalian tidak tahu siapa di antara orang tua atau anak-anak kalian yang lebih banyak memberikan manfaat kepada kalian. Inilah ketetapan Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (Surah An-Nisaa’, 4:11)

Isi Surah An-Nisaa’ Ayat 12

“Bagi kamu (suami) setengah dari harta yang ditinggalkan oleh istri-istri kamu jika mereka tidak mempunyai anak. Namun, jika mereka mempunyai anak, maka kamu memperoleh seperempat dari harta yang mereka tinggalkan, setelah ditunaikan wasiat yang diwasiatkan dan setelah dibayarkan hutangnya.

Bagi istri-istri kamu, mereka mendapat seperempat dari harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Namun, jika kamu mempunyai anak, maka bagian mereka adalah seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan, setelah ditunaikan wasiat yang diwasiatkan dan setelah dibayarkan hutang.

Jika seseorang meninggal tanpa anak dan tanpa orang tua yang masih hidup, namun memiliki saudara lelaki atau saudara perempuan seibu, maka masing-masing mendapatkan seperenam. Jika jumlah saudara seibu lebih dari satu, mereka bersama-sama memperoleh sepertiga, dengan pembagian sama rata antara lelaki dan perempuan. Hal ini dilakukan setelah ditunaikan wasiat yang diwasiatkan oleh si mayit dan setelah dibayarkan hutangnya, tanpa merugikan ahli waris lainnya. Ketetapan ini adalah dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyabar.” (Surah An-Nisaa’, 4:12)

Latar Belakang Ayat Ini Turun – Kisah Jabir bin Abdullah

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ bersama Abu Bakar pernah mengunjungi Jabir bin Abdullah yang sedang sakit di kampung Bani Salamah. Ketika itu, Jabir tidak sadarkan diri. Rasulullah ﷺ meminta air, berwudu, lalu memercikkan air ke wajah Jabir hingga ia tersadar. Jabir pun bertanya kepada Rasulullah ﷺ: “Apa yang harus aku lakukan dengan harta bendaku?”

Maka turunlah ayat ini (Surah An-Nisaa’, 4:11-12) sebagai panduan tentang pembagian harta warisan. (Diriwayatkan oleh Imam yang enam dari Jabir bin Abdullah).

Kisah Putri Sa’ad bin Ar-Rabi’

Dalam riwayat lain, istri Sa’ad bin Ar-Rabi’ mengadukan kepada Rasulullah ﷺ bahwa kedua putrinya tidak mendapat bagian dari harta peninggalan ayah mereka. Sa’ad gugur sebagai syahid dalam Perang Uhud, dan semua harta warisan diambil oleh paman kedua anak tersebut.

Istri Sa’ad berkata: “Kedua putri ini adalah anak Sa’ad bin Ar-Rabi’ yang berjuang bersama Anda dalam Perang Uhud. Namun, paman mereka telah mengambil seluruh hartanya. Tanpa harta, mereka akan sulit mendapatkan jodoh.”

Rasulullah ﷺ bersabda: “Allah akan menentukan hukumnya.”
Lalu turunlah ayat ini (Surah An-Nisaa’, 4:11) yang menetapkan hak warisan bagi anak perempuan.

Kisah Ummu Kuhhah

Di masa jahiliyah, wanita dan anak-anak yang belum dewasa sering tidak diberi bagian warisan. Ketika Abdur Rahman, saudara penyair Hasan bin Tsabit, meninggal dunia, ia meninggalkan seorang istri bernama Ummu Kuhhah dan lima anak perempuan. Namun, keluarga suami mengambil seluruh hartanya.

Ummu Kuhhah pun mengadu kepada Rasulullah ﷺ. Maka turunlah ayat ini (Surah An-Nisaa’, 4:11-12) yang menjelaskan hak warisan bagi anak perempuan dan istri.

Menurut Al-Hafiz Ibnu Hajar, ayat ini (Surah An-Nisaa’, 4:11-12) turun untuk menjawab dua peristiwa besar. Ayat ke-11 dikaitkan dengan kisah putri Sa’ad bin Ar-Rabi’, sementara ayat ke-12 terkait dengan Jabir bin Abdullah. Jabir sendiri belum memiliki anak pada saat itu, sehingga penetapan hukum ini lebih relevan untuk konteks putri Sa’ad bin Ar-Rabi’.

Penurunan Surah An-Nisaa’: 4:127

Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa peristiwa yang melibatkan Saad bin ar-Rabi menjadi sebab turunnya ayat ini. Amrah binti Hizam, istri Saad yang gugur syahid dalam perang Uhud, datang kepada Nabi ﷺ membawa putrinya untuk menuntut hak waris. Ayat ini turun untuk menjelaskan hak perempuan dalam hukum warisan.
(Diriwayatkan oleh Al-Qadli Ismail dari Abdul Malik bin Muhammad bin Hazm).

“Wahai orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mewarisi perempuan-perempuan dengan jalan paksaan…” (Surah An-Nisaa’: 4:19).

Penurunan Surah An-Nisaa’: 4:19

Pada masa jahiliyah, istri seorang laki-laki yang meninggal dianggap bagian dari harta warisan dan menjadi milik walinya. Bahkan wali tersebut bisa menikahi atau menikahkan perempuan tersebut sesuka hatinya. Ayat ini turun sebagai larangan atas praktik tersebut.
(Diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Abu Daud, dan An-Nasa’i dari Ibnu Abbas).

Larangan Mengawini Istri Ayah (Surah An-Nisaa’: 4:22)

Ketika Abu Qais bin Al-Aslat wafat, anaknya berniat menikahi ibu tirinya. Kebiasaan ini umum terjadi pada masa jahiliyah. Wanita itu mengadukan hal ini kepada Nabi ﷺ, lalu turunlah ayat yang melarang tindakan tersebut.

“Dan janganlah kamu menikahi perempuan-perempuan yang telah diperistri oleh ayahmu…” (Surah An-Nisaa’: 4:22).

(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim, Al-Faryabi, dan At-Thabarani).

Ketentuan Tentang Mahar (Surah An-Nisaa’: 4:24)

Ketika kaum Muslimin memperoleh tawanan wanita dari perang Authas, mereka ragu untuk berhubungan dengan wanita yang masih bersuami. Rasulullah ﷺ menjelaskan hukum berdasarkan ayat ini yang membolehkan hal tersebut jika mereka menjadi tawanan perang.

“Diharamkan atasmu perempuan-perempuan yang bersuami, kecuali hamba sahaya…”
(Surah An-Nisaa’: 4:24).

(Diriwayatkan oleh Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, dan An-Nasa’i).

Keadilan dalam Warisan (Surah An-Nisaa’: 4:32)

Ummu Salamah mengeluhkan bahwa kaum lelaki mendapat lebih banyak bagian warisan dibanding perempuan. Ayat ini turun untuk menegaskan bahwa Allah menetapkan keadilan sesuai amal setiap orang, baik lelaki maupun perempuan.
(Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dan Al-Hakim).

“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang Allah karuniakan kepada sebagian kamu lebih dari sebagian yang lain…” (Surah An-Nisaa’: 4:32).

Hak Lelaki Sebagai Pemimpin (Surah An-Nisaa’: 4:34)

Seorang wanita mengadukan kepada Rasulullah ﷺ karena dipukul oleh suaminya. Nabi ﷺ awalnya mengabulkan permintaannya untuk qisas. Namun, ayat ini turun untuk menetapkan aturan dalam mendidik istri yang tidak taat.

“Kaum lelaki adalah pemimpin bagi kaum perempuan…”
(Surah An-Nisaa’: 4:34).

(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim).

Larangan Bersikap Kikir (Surah An-Nisaa’: 4:37)

Para ulama Bani Israel dikenal kikir dengan ilmu dan harta mereka. Allah memperingatkan mereka melalui ayat ini untuk menghindari sifat bakhil dan mengajak orang lain melakukan hal yang sama.

“Sesungguhnya Allah menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir…”
(Surah An-Nisaa’: 4:37).

(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Said bin Jubair).

Surat An-Nisa diturunkan untuk menjadi pedoman hidup yang lengkap, terutama dalam mengatur hubungan keluarga dan sosial. Surat ini memberikan perhatian besar pada keadilan, seperti pembagian warisan yang adil, perlindungan anak yatim, dan pengakuan terhadap hak-hak perempuan.

Dalam lingkup keluarga, surat ini menjelaskan tanggung jawab suami-istri dan memberi panduan tentang poligami agar dilakukan secara adil, sehingga keluarga tetap harmonis dan kokoh.

Tidak hanya soal keluarga, Surat An-Nisa juga berbicara tentang hubungan antarmanusia. Kita diajarkan untuk berlaku jujur, adil, dan menjauhi tindakan yang merugikan orang lain. Surat ini mengingatkan pentingnya keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya sebagai dasar menjalani kehidupan. Dengan keimanan tersebut, kita diberi kekuatan untuk menghadapi tantangan hidup sekaligus menjaga kebersamaan dalam masyarakat.

Selain itu, surat ini menaruh perhatian besar pada kelompok yang rentan, seperti anak yatim dan mereka yang tertindas. Aturannya dirancang untuk melindungi mereka dari penindasan dan memastikan hak-hak mereka terpenuhi.

Secara keseluruhan, Surat An-Nisa mengajarkan nilai-nilai keadilan, kasih sayang, dan tanggung jawab yang menjadi fondasi utama dalam membangun masyarakat yang damai dan sejahtera.

 

Author

SEO Specialist - Started learning SEO in 2018 and delved deeper into it in 2020. Currently, I'm a full-time blogger, building and developing several personal websites.

Write A Comment